Wednesday, May 29, 2013

FILSAFAT BAHASA SIFAT KEBENARAN ILMIAH



1.2       Sifat Kebenaran Ilmiah
Karena kebenaran tidak dapat begitu saja terlepas dari kualitas, sifat, hubungan, dan nilai itu sendiri, maka setiap subjek yang memiliki pengetahuan akan memiliki persepsi dan pengertian yang amat berbeda satu dengan yang lainnya, dan disitu terlihat sifat-sifat dari kebenaran.
Sifat kebenaran dapat dibedakan menjadi tiga hal, yaitu:
1.      Kebenaran berkaitan dengan kualitas pengetahuan, dimana setiap pengetahuan yang dimiliki ditilik dari jenis pengetahuan yang dibangun. Pengetahuan itu berupa:
a)      Pengetahuan biasa atau disebut ordinary knowledge atau common sense knowledge. Pengetahuan seperti ini memiliki inti kebenaran yang sifatnya subjektif, artinya amat terikat pada subjek yang mengenal.
b)      Pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah menetapkan objek yang khas atau spesifik dengan menerapkan metodologi yang telah mendapatkan kesepakatan para ahli sejenis. Kebenaran dalam pengetahuan ilmiah selalu mengalami pembaharuan sesuai dengan hasil penelitian yang penemuan mutakhir.
c)      Pengetahuan filsafat, yaitu jenis pengetahuan yang pendekatannya melalui metodologi pemikiran filsafat, bersifat mendasar dan menyeluruh dengan model pemikiran analitis, kritis, dan spekulatif. Sifat kebenaran yang terkandung adalah absolute-intersubjektif.
d)     Kebenaran pengetahuan yang terkandung dalam pengetahuan agama. Pengetahuan agama bersifat dogmatis yang selalu dihampiri oleh keyakinan yang telah tertentu sehingga pernyataan dalam kitab suci agama memiliki nilai kebenaran sesuai dengan keyakinan yang digunakan untuk memahaminya.
2.      Kebenaran dikaitkan dengan sifat atau karakteristik dari bagaimana cara atau dengan alat apakah seseorang membangun pengetahuannya.
Implikasi dari penggunaan alat untuk memperoleh pengetahuan akan mengakibatkan karakteristik kebenaran yang dikandung oleh pengetahuan akan memiliki cara tertentu untuk membuktikannya. Jadi jika membangun pengetahuan melalui indera atau sense experience, maka pembuktiannya harus melalui indera pula.
3.      Kebenaran dikaitkan atas ketergantungan terjadinya pengetahuan.
Membangun pengetahuan tergantung dari hubungan antara subjek dan objek, mana yang dominan. Jika subjek yang berperan, maka jenis pengetahuan ini mengandung nilai kebenaran yang bersifat subjektif. Sebaliknya, jika objek yang berperan, maka jenis pengetahuannya mengandung nilai kebenaran yang sifatnya objektif.
Kebenaran dapat digunakan sebagai suatu kata benda yang konkret maupun abstrak. Adapun kebenaran dapat berkaitan dengan :

1.      Kualitas Pengetahuan
Artinya bahwa setiap pengetahuan dimiliki seseorang yang mengetahui suatu obyek ditinjau dari pengetahuan yang dibangun. Pengetahuan tersebut berupa :
a.    Pengetahuan biasa yang sifatnya subyektif
b.    Pengetahuan ilmiah yang bersifat relative
c.    Pengetahuan filasafati yang sifatnya absolut-intersubyektif
d.   Pengetahuan agama yang bersifat absolut
2.      Karakteristik cara membangun pengetahuan:
a.    Penginderaan/ sense experience
b.    Akal pikir/ ratio/ intuisi
c.    Keyakinan
3.      Jenis pengetahuan menurut kriteria karakteristik:
a.    Pengetahuan indrawi
b.    Pengetahuan akal budi
c.    Pengetahuan intuitif
d.   Pengetahuan kepercayaan/ pengetahuan otoritatif
e.    Pengetahuan lain-lain
4.      Ketergantungan terjadinya pengetahuan, yang artinya bagaimana hubungan subjek dan objek. Bila yang dominan subjek maka sifatnya subjektif, sebaliknya bila yang dominan objek maka sifatnya objektif.

No comments:

Post a Comment