1.2 Sifat
Kebenaran Ilmiah
Karena kebenaran tidak dapat
begitu saja terlepas dari kualitas, sifat, hubungan, dan nilai itu sendiri,
maka setiap subjek yang memiliki pengetahuan akan memiliki persepsi dan
pengertian yang amat berbeda satu dengan yang lainnya, dan disitu terlihat
sifat-sifat dari kebenaran.
Sifat kebenaran dapat dibedakan menjadi tiga hal, yaitu:
1.
Kebenaran berkaitan dengan kualitas pengetahuan, dimana setiap pengetahuan
yang dimiliki ditilik dari jenis pengetahuan yang dibangun. Pengetahuan itu berupa:
a)
Pengetahuan biasa atau disebut ordinary
knowledge atau common sense knowledge.
Pengetahuan seperti ini memiliki inti kebenaran yang sifatnya subjektif,
artinya amat terikat pada subjek yang mengenal.
b)
Pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah menetapkan objek yang khas
atau spesifik dengan menerapkan metodologi yang telah mendapatkan kesepakatan
para ahli sejenis. Kebenaran dalam pengetahuan ilmiah selalu mengalami
pembaharuan sesuai dengan hasil penelitian yang penemuan mutakhir.
c)
Pengetahuan filsafat, yaitu jenis pengetahuan yang pendekatannya melalui
metodologi pemikiran filsafat, bersifat mendasar dan menyeluruh dengan model
pemikiran analitis, kritis, dan spekulatif. Sifat kebenaran yang terkandung adalah
absolute-intersubjektif.
d)
Kebenaran pengetahuan yang terkandung dalam pengetahuan agama. Pengetahuan
agama bersifat dogmatis yang selalu dihampiri oleh keyakinan yang telah
tertentu sehingga pernyataan dalam kitab suci agama memiliki nilai kebenaran
sesuai dengan keyakinan yang digunakan untuk memahaminya.
2.
Kebenaran dikaitkan dengan sifat atau karakteristik dari bagaimana cara
atau dengan alat apakah seseorang membangun pengetahuannya.
Implikasi dari penggunaan
alat untuk memperoleh pengetahuan akan mengakibatkan karakteristik kebenaran
yang dikandung oleh pengetahuan akan memiliki cara tertentu untuk
membuktikannya. Jadi jika membangun pengetahuan melalui indera atau sense
experience, maka pembuktiannya harus melalui indera pula.
3.
Kebenaran dikaitkan atas ketergantungan terjadinya pengetahuan.
Membangun pengetahuan
tergantung dari hubungan antara subjek dan objek, mana yang dominan. Jika
subjek yang berperan, maka jenis pengetahuan ini mengandung nilai kebenaran
yang bersifat subjektif. Sebaliknya, jika objek yang berperan, maka jenis
pengetahuannya mengandung nilai kebenaran yang sifatnya objektif.
Kebenaran dapat digunakan
sebagai suatu kata benda yang konkret maupun abstrak. Adapun kebenaran dapat
berkaitan dengan :
1.
Kualitas Pengetahuan
Artinya bahwa setiap
pengetahuan dimiliki seseorang yang mengetahui suatu obyek ditinjau dari
pengetahuan yang dibangun. Pengetahuan tersebut berupa :
a.
Pengetahuan biasa yang sifatnya subyektif
b.
Pengetahuan ilmiah yang bersifat relative
c.
Pengetahuan filasafati yang sifatnya absolut-intersubyektif
d.
Pengetahuan agama yang bersifat absolut
2.
Karakteristik cara membangun pengetahuan:
a.
Penginderaan/ sense experience
b.
Akal pikir/ ratio/ intuisi
c.
Keyakinan
3.
Jenis pengetahuan menurut kriteria karakteristik:
a.
Pengetahuan indrawi
b.
Pengetahuan akal budi
c.
Pengetahuan intuitif
d.
Pengetahuan kepercayaan/ pengetahuan otoritatif
e.
Pengetahuan lain-lain
4. Ketergantungan terjadinya pengetahuan, yang artinya
bagaimana hubungan subjek dan objek. Bila yang dominan subjek maka sifatnya
subjektif, sebaliknya bila yang dominan objek maka sifatnya objektif.
No comments:
Post a Comment