Wednesday, October 30, 2013

DEFINISI PUISI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
HB. Jassin (1953:54) mengatakan bahwa untuk mendefinisikan puisi, puisi itu harus dikaitkan dengan definisi prosa. Prosa merupakan pengucapan dengan pikiran, sedangkan puisi merupakan pengucapan dengan perasaan.
Rahmanto dan Dick Hartoko (1986) mengatakan bahwa puisi merupakan lawan terhadap prosa. Ungkapan bahasa yang terikat (puisi), lawan ungkapan bahasa yang tidak terikat (prosa). Keterikatan oleh paralelisme, metrum, rima, pola bunyi, dan lain-lain. Pada sastra modern perbedaan puisi dan prosa sangat kabur.
Luxemburg (1992) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan teks puisi adalah teks-teks monolog yang isinya tidak pertama-tama merupakan sebuah alur. Selain itu teks puisi bercirikan penyajian tipografik tertentu. Tipografik ini merupakan ciri yang paling menonjol dalam puisi. Apabila kita melihat teks yang barisnya tidak selesai secara otomatis kita menganggap bahwa teks tersebut merupakan teks puisi.
Rachmad Djoko Pradopo (1987) mengatakan bahwa dewasa ini orang mengalami kesulitan dalam membedakan puisi dan prosa hanya dari bentuk visualnya sebagai sebuah karya tertulis. Sampai-sampai sekarang ini dikatakan bahwa niat pembacalah yang menjadi ciri sastra utama.
Alterbern (dalam Pradopo, 1987) mengatakan bahwa puisi adalah pendramaan pengalaman yang bersifat penafsiran dalam bahasa berirama. Ada tiga unsur pokok dalam puisi yaitu pemikiran/ide/emosi, bentuk, dan kesan. Jadi puisi mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indra dalam susunan bahasa yang berirama.
Slamet Mulyana (1956:112) mengatakan bahwa ada perbedaan pokok antara prosa dan puisi. Pertama, kesatuan prosa yang pokok adalah kesatuan sintaksis, sedangkan kesatuan puisi adalah kesatuan akustis. Kedua puisi terdiri dari kesatuan-kesatuan yang disebut baris sajak, sedangkan dalam prosa kesatuannya disebut paragraf. Ketiga di dalam baris sajak ada periodisitas dari mula sampai akhir.
Pendapat lain mengatakan bahwa perbedaan prosa dan puisi bukan pada bahannya, melainkan pada perbedaan aktivitas kejiwaan. Puisi merupakan hasil aktivitas pemadatan, yaitu proses penciptaan dengan cara menangkap kesan-kesan lalu memadatkannya (kondensasi). Prosa merupakan aktivitas konstruktif, yaitu proses penciptaan dengan cara menyebarkan kesan-kesan dari ingatan (Djoko Pradopo, 1987).
Perbedaan lain terdapat pada sifat. Puisi merupakan aktivitas yang bersifat pencurahan jiwa yang padat, bersifat sugestif dan asosiatif. Sedangkan prosa merupakan aktivitas yang bersifat naratif, menguraikan, dan informatif (Pradopo, 1987). Perbedaan lain yaitu puisi menyatakan sesuatu secara tidak langsung, sedangkan prosa menyatakan sesuatu secara langsung.

1.2       Rumusan Masalah
             1.2.1    Apakah pengertian sastra ?
             1.2.2    Apakah pengertian puisi?
             1.2.3    Bagaimana ciri-ciri puisi  ?
             1.2.4    Apa sajakah puisi berdasarkan zamannya ?
             1.2.5    Apa sajakah unsur intrinsik dan Ekstrinsik puisi?
             1.2.6    Apa perbedaan puisi dan prosa ?

1.3       Tujuan
             1.3.1     Untuk mendeskripsikan tentang pengertian sastra.
             1.3.2     Untuk mengetahui tentang pengertian puisi.
             1.3.3     Untuk mengetahui ciri cirri puisi.
             1.3.4     Untuk mengetahui macam-macam puisi berdasarkan zamannya.
             1.3.5     Untuk mengetahui unsur intrinsik dan Ekstrinsik puisi.
             1.3.6     Untuk mengetahui perbedaan puisi dan prosa.

Makalah Konsep Dasar Puisi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
HB. Jassin (1953:54) mengatakan bahwa untuk mendefinisikan puisi, puisi itu harus dikaitkan dengan definisi prosa. Prosa merupakan pengucapan dengan pikiran, sedangkan puisi merupakan pengucapan dengan perasaan.
Rahmanto dan Dick Hartoko (1986) mengatakan bahwa puisi merupakan lawan terhadap prosa. Ungkapan bahasa yang terikat (puisi), lawan ungkapan bahasa yang tidak terikat (prosa). Keterikatan oleh paralelisme, metrum, rima, pola bunyi, dan lain-lain. Pada sastra modern perbedaan puisi dan prosa sangat kabur.
Luxemburg (1992) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan teks puisi adalah teks-teks monolog yang isinya tidak pertama-tama merupakan sebuah alur. Selain itu teks puisi bercirikan penyajian tipografik tertentu. Tipografik ini merupakan ciri yang paling menonjol dalam puisi. Apabila kita melihat teks yang barisnya tidak selesai secara otomatis kita menganggap bahwa teks tersebut merupakan teks puisi.
Rachmad Djoko Pradopo (1987) mengatakan bahwa dewasa ini orang mengalami kesulitan dalam membedakan puisi dan prosa hanya dari bentuk visualnya sebagai sebuah karya tertulis. Sampai-sampai sekarang ini dikatakan bahwa niat pembacalah yang menjadi ciri sastra utama.
Alterbern (dalam Pradopo, 1987) mengatakan bahwa puisi adalah pendramaan pengalaman yang bersifat penafsiran dalam bahasa berirama. Ada tiga unsur pokok dalam puisi yaitu pemikiran/ide/emosi, bentuk, dan kesan. Jadi puisi mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indra dalam susunan bahasa yang berirama.
Slamet Mulyana (1956:112) mengatakan bahwa ada perbedaan pokok antara prosa dan puisi. Pertama, kesatuan prosa yang pokok adalah kesatuan sintaksis, sedangkan kesatuan puisi adalah kesatuan akustis. Kedua puisi terdiri dari kesatuan-kesatuan yang disebut baris sajak, sedangkan dalam prosa kesatuannya disebut paragraf. Ketiga di dalam baris sajak ada periodisitas dari mula sampai akhir.
Pendapat lain mengatakan bahwa perbedaan prosa dan puisi bukan pada bahannya, melainkan pada perbedaan aktivitas kejiwaan. Puisi merupakan hasil aktivitas pemadatan, yaitu proses penciptaan dengan cara menangkap kesan-kesan lalu memadatkannya (kondensasi). Prosa merupakan aktivitas konstruktif, yaitu proses penciptaan dengan cara menyebarkan kesan-kesan dari ingatan (Djoko Pradopo, 1987).
Perbedaan lain terdapat pada sifat. Puisi merupakan aktivitas yang bersifat pencurahan jiwa yang padat, bersifat sugestif dan asosiatif. Sedangkan prosa merupakan aktivitas yang bersifat naratif, menguraikan, dan informatif (Pradopo, 1987). Perbedaan lain yaitu puisi menyatakan sesuatu secara tidak langsung, sedangkan prosa menyatakan sesuatu secara langsung.

1.2       Rumusan Masalah
             1.2.1    Apakah pengertian sastra ?
             1.2.2    Apakah pengertian puisi?
             1.2.3    Bagaimana ciri-ciri puisi  ?
             1.2.4    Apa sajakah puisi berdasarkan zamannya ?
             1.2.5    Apa sajakah unsur intrinsik dan Ekstrinsik puisi?
             1.2.6    Apa perbedaan puisi dan prosa ?

1.3       Tujuan
             1.3.1     Untuk mendeskripsikan tentang pengertian sastra.
             1.3.2     Untuk mengetahui tentang pengertian puisi.
             1.3.3     Untuk mengetahui ciri cirri puisi.
             1.3.4     Untuk mengetahui macam-macam puisi berdasarkan zamannya.
             1.3.5     Untuk mengetahui unsur intrinsik dan Ekstrinsik puisi.
             1.3.6     Untuk mengetahui perbedaan puisi dan prosa.

Aspek Religiuitas Puisi




ARTIKEL DAMPAK GLOBAL WARMING

Penyebab dan Dampak Global Warming. Salah satu masalah terbesar yang kita hadapi sekarang adalah pemanasan global. Dampaknya pada hewan dan pertanian memang mengkuatirkan, terlebih lagi pada populasi manusia sangat menakutkan. Fakta-fakta tentang pemanasan global sering diperdebatkan dalam politik dan media, tetapi, sayangnya, meskipun banyak pihak tidak sepakat tentang penyebab global warming, akan tetapi pemanasan global adalah fakta, terjadi secara global, dan terukur. Berikut ini ada 10 penyebab dan dampak yang timbul akibat pemanasan global.


1. Penyebab global warming: Emisi karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil pembangkit listrik.
Penggunaan listrik yang semakin meningkat yang dipasok dari pembangkit listrik berbahan bakar batubara batubara yang melepaskan sejumlah besar karbon dioksida ke atmosfer. 40% emisi CO2 dihasilkan oleh produksi listrik AS, dan 93 persen diantaranya berasal dari emisi pembakaran batubara pada industri utilitas. Setiap hari, pasar semakin banyak dibanjiri gadget penggunaannya membutuhkan daya listrik, padahal tidak didukung oleh energi alternatif. Dengan demikian kita akan semakintergantung pada pembakaran batu bara untuk memasok kebutuhan listrik di seluruh dunia.


2. Penyebab Global Warming: Emisi karbon dioksida dari pembakaran bensin pada kendaraan.
Kendaraan yang kita pakai adalah sumber penghasil emisi sekitar 33% yang berdampak terhadap pemanasan global. Dengan pertambahan jumlah penduduk yang tumbuh pada tingkat yang mengkhawatirkan, tentu saja akan meningkatkan permintaan akan kendaraan yang lebih banyak lagi, yang berarti penggunaan bahan bakar fosil untuk transportasi dan pabrik yang semakin besar. Konsumsi terhadap bahan bakar fosil jauh melampaui penemuan terhadap cara untuk mengurangi dampak emisi. Sudah saatnya kita meninggalkan budaya konsumtif.


3. Penyebab Global Warming: Emisi metana dari peternakan dan dasar laut Kutub Utara.
Metana merupakan gas rumah kaca yang sangat kuat setelah CO2. Bila bahan organik diurai oleh bakteri pada kondisi kekurangan oksigen (dekomposisi anaerobik) maka metana akan dihasilkan. Proses ini juga terjadi pada usus hewan herbivora, dan dengan meningkatnya jumlah produksi ternak terkonsentrasi, tingkat metana yang dilepaskan ke atmosfer akan meningkat. Sumber metana lainnya adalah metana klatrat, suatu senyawa yang mengandung sejumlah besar metana yang terperangkap dalam struktur bongkahan es. Apabila metana keluar dari dasar laut Kutub Utara, maka tingkat pemanasan global akan meningkat secara signifikan.


4. Penyebab Global Warming: Deforestasi, terutama hutan tropis untuk kayu, pulp, dan lahan pertanian.
Penggunaan hutan untuk bahan bakar (baik kayu dan arang) merupakan salah satu penyebab deforestasi. Di seluruh dunia pemakaian produk kayu dan kertas semakin meningkat, kebutuhan akan lahan ternak semakin meningkat untuk pemasok daging dan susu, dan penggunaan lahan hutan tropis untuk komoditas seperti perkebunan kelapa sawit menjadi penyebab utama terhadap deforestasi dunia. Penebangan hutan akan mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfir.

5. Penyebab Global Warming: Peningkatan penggunaan pupuk kimia pada lahan pertanian.
Pada pertengahan abad ke-20, penggunaan pupuk kimia (yang sebelumnya penggunaan pupuk kandang) telah meningkat secara dramatis. Tingginya tingkat penggunaan pupuk yang kaya nitrogen memiliki efek pada penyimpanan panas dari lahan pertanian (oksida nitrogen memiliki kapasitas 300 kali lebih panas- per unit volume dari karbon dioksida) dan kelebihan limpasan pupuk menciptakan 'zona-mati 'di laut. Selain efek ini, tingkat nitrat yang tinggi dalam air tanah karena pemupukan yang berlebihan berdampak terhadap kesehatan manusia yang cukup memprihatinkan.



6. Dampak Global Warming: Kenaikan permukaan air laut di seluruh dunia.
Para ilmuwan memprediksi kenaikan permukaan air laut di seluruh dunia karena mencairnya dua lapisan es raksasa di Antartika dan Greenland, terutama di pantai timur AS. Namun, banyak negara di seluruh dunia akan mengalami dampak naiknya permukaan air laut, yang bisa memaksa jutaan orang untuk mencari pemukiman baru. Maladewa adalah salah satu negara yang perlu mencari rumah baru akibat naiknya permukaan laut


7. Dampak Global Warming : Korban akibat topan badai yang semakin meningkat.
Tingkat keparahan badai seperti angin topan dan badai semakin meningkat, dan penelitian yang dipublikasikan dalam Nature mengatakan:
"Para ilmuwan menunjukkan bukti yang kuat bahwa pemanasan global secara signifikan akan meningkatkan intensitas badai yang paling ekstrim di seluruh dunia. Kecepatan angin maksimum dari siklon tropis terkuat meningkat secara signifikan sejak tahun 1981.Hal tersebut diperkirakan didorong oleh suhu air laut yang semakin meningkat, tidak mungkin mengalami penurunan dalam waktu dekat. "


8. Dampak Global Warming: Gagal panen besar-besaran.
Menurut penelitian terbaru, sekitar 3 miliar orang di seluruh dunia harus memilih untuk pindah ke wilayah beriklim sedang karena kemungkinan adanya ancaman kelaparan akibat perubahan iklim dalam 100 tahun.
"Perubahan iklim ini diramalkan memiliki dampak yang paling parah pada pasokan air. "Kekurangan air di masa depan kemungkinan akan mengancam produksi pangan, mengurangi sanitasi, menghambat pembangunan ekonomi dan kerusakan ekosistem. Hal ini menyebabkan perubahan suasana lebih ekstrim antara banjir dan kekeringan." Menurut Guardian,…pemanasan global menyebabkan 300.000 kematian per tahun.


9. Dampak global warming: Kepunahan sejumlah besar spesies.
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Nature, peningkatan suhu dapat menyebabkan kepunahan lebih dari satu juta spesies. Dan karena kita tidak bisa hidup sendirian tanpa ragam populasi spesies di Bumi, ini akan membawa dampak buruk bagi manusia.
"Perubahan iklim sekarang ini setidaknya sama besarnya dengan ancaman terhadap jumlah spesies yang masih hidup di Bumi akibat penghancuran dan perubahan habitat." Demikian pendapat Chris Thomas, konservasi biologi dari University of Leeds.


10. Dampak global warming: Hilangnya terumbu karang.
Sebuah laporan tentang terumbu karang dari WWF mengatakan bahwa dalam skenario terburuk, populasi karang akan runtuh pada tahun 2100 karena suhu dan keasaman laut meningkat. 'Pemutihan' karang akibat kenaikan suhu laut yang terus-menerus sangat berbahaya bagi ekosistem laut, dan banyak spesies lainnya di lautan bergantung pada terumbu karang untuk kelangsungan hidup mereka.
"Meskipun luasnya lautan 71 persen dari permukaan bumi dengan kedalaman rata-rata hampir 4 km - ada indikasi bahwa hal ini mendekati titik kritis. Bagi terumbu karang, pemanasan dan pengasaman air mengancam hilangnya ekosistem global. Jadi diperlukan upaya yang besar untuk menyelamatkan terumbu karang dari kepunahan
Effects of Global Warming. One of the biggest problems we are facing today is global warming. The impact on farm animals and indeed worrying, especially in the human population is very scary. Facts about global warming are often debated in politics and the media, but, unfortunately, even though many people do not agree on the causes of global warming, but global warming is a fact, was global, and measurable. Here are the top 10 causes and impacts of global warming.


1. Cause of global warming: Carbon dioxide emissions from fossil fuel combustion power plants.
The increasing use of electricity supplied from the coal-fired power plant coal release large amounts of carbon dioxide into the atmosphere. 40% of CO2 emissions generated by the production of U.S. electricity, and 93 percent of which comes from coal combustion emissions in the utility industry. Each day, the market is flooded with more and more gadgets need power usage, but it is not supported by alternative energy. Thus we will semakintergantung on burning coal to supply the electricity needs worldwide.


2. Global Warming Cause: Carbon dioxide emissions from the burning of gasoline in vehicles.
The vehicles we use is the source of approximately 33% emissions affecting global warming. With increasing population growing at an alarming rate, of course, will increase the demand for more vehicles, which means the use of fossil fuels for transportation and a growing plant. Consumption of fossil fuels far beyond the discovery of ways to reduce the impact of emissions. It's time we leave the consumer culture.


3. Global Warming Cause: Methane emissions from livestock and the Arctic seabed.
Methane is a greenhouse gas after CO2 powerful. When organic matter is broken down by bacteria in low oxygen (anaerobic decomposition), the methane will be generated. This process also occurs in the intestine herbivores, and with the increasing amount of concentrated livestock production, the level of methane released into the atmosphere will increase. Other sources of methane is methane clathrate, a compound that contains large amounts of methane trapped in the ice structure. If the methane out of the Arctic seabed, the rate of global warming will increase significantly.


4. Global Warming Cause: Deforestation, especially tropical forests for timber, pulp, and farmland.
The use of forests for fuel (both wood and charcoal) is one cause of deforestation. Around the world consumption of wood and paper products is increasing, the need for land for cattle growing supplier of meat and milk, and use of tropical forest lands for commodities such as oil palm become the main cause of deforestation world. Deforestation will lead to the release of large amounts of carbon into the atmosphere.
5. Cause of Global Warming: The increased use of chemical fertilizers on agricultural land.
In the mid-20th century, the use of chemical fertilizers (which previously use manure) has increased dramatically. The high level of nitrogen-rich fertilizers has effects on heat storage of agricultural land (nitrogen oxides have 300 times more heat capacity per unit-volume of carbon dioxide) and the runoff of excess fertilizers creates 'dead zones' in the ocean. In addition to these effects, high nitrate levels in groundwater due to excessive fertilization have an impact on human health is quite alarming.


6. Impact of Global Warming: A rise in sea levels around the world.
Scientists predict sea level rise across the globe due to the melting of two massive ice sheets in Antarctica and Greenland, especially on the U.S. east coast. However, many countries around the world will be affected by rising sea levels, which could force millions of people to search for a new settlement. Maldives is a country that needs to find a new home due to rising sea levels


7. Impact of Global Warming: Victim due to hurricanes are increasing.
The severity of storms such as hurricanes and storms is increasing, and research published in Nature says:
"The scientists showed strong evidence that significant global warming will increase the intensity of the most extreme storms worldwide. Maximum Wind Speed of the strongest tropical cyclones increased significantly since 1981.Hal is expected driven by seawater temperature increases, not may decline in the near future. "


8. Impact of Global Warming: Fail massive harvest.
According to recent research, about 3 billion people around the world have chosen to move into temperate regions due to the possible threat of hunger due to climate change in 100 years.
"Climate change is predicted to have an impact most severely on the water supply." Lack of water in the future is likely to threaten food production, reduce sanitation, hinder economic development and damage ecosystems. This leads to more extreme changes in mood between flood and drought. "According to the Guardian, ... global warming causes 300,000 deaths per year.


9. Impact of global warming: a large number of species extinction.
According to research published in Nature, an increase in temperature can lead to the extinction of more than one million species. And because we can not live alone without variety of populations of species on Earth, it will bring adverse effects to humans.
"Climate change is now at least as great as the threat to the number of living species on Earth due to habitat destruction and alteration." Thus the opinion Chris Thomas, conservation biologist at the University of Leeds.


10. Impact of global warming: The loss of coral reefs.
A report on coral reefs from WWF says that in the worst case scenario, coral populations will collapse by 2100 because of rising sea temperatures and acidity. Refining reefs from rising sea temperatures constantly very harmful to marine ecosystems, and many other species in the oceans rely on coral reefs for their survival.
"Despite the breadth of the ocean 71 percent of Earth's surface with an average depth of nearly 4 miles - there are indications that it is approaching a tipping point. For reefs, warming and acidification threatens the loss of the global ecosystem. So great effort is needed to save coral reefs from extinction.

MEMBACA LITERAT

MEMBACA LITERAT, KRITIS, DAN KREATIF
FKIP UNIM MOJOKERTO

Dilihat dari jenjang kedalamanny atau tingkat levelnya membaca dapat dibagi menjadi 3 jenis, yakni membaca literat, membaca kritis dan membaca kreatif. Ihwal ketiga jenis membaca penjelasannya sebagai berikut:
A. Membaca Literat
Membaca literat merupakan kegiatan membaca sebatas mengenal dan menangkap arti (meaning) yang tertera seecara tersurat (eksplisit). Artinya, pembaca hanya berusaha menangkap informasi yang terletak secara literal (reading the lines) dalam bacaan dan tidak berusaha menangkap makna yang lebih dalam lagi, yakni makna tersiratnya, baik dalam tataran antar baris (by the lines) apalagi makna yang terletak dibalik barisnya (beyond the lines).
Dalam taksonomi membaca pemahaman, kemampuan membaca literal merupakan kemampuan membaca yang paling rendah, karena selain pembaca lebih banyak bersikap pasif juga tiak melibatkan kemampuan berpikir kritis. Dengan perkataan lain, ketika melakukan proses membaca, sang pembaca hanya berusaha menerima berbagai hal yang tersurat dari kata- kata yang dibacanya atau yan dikemukakan oleh pengarang. Oleh karena itu, untuk pengukuran pemahaman jenis membaca level ini, kita dapat menggunakan kata- kata kunci pertanyaan: apa, siapa, dimana atau kapan.
B. Membaca Kritis
Menurut Albert [et al] sebagaiman dikutip oleh H.G, Tarigan (1986:89) membaca kritis adalah sejenis kegiatan membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan belaka.
Ahmad Slamet (1988:11.23) mengemukakan membaca kritis merupakan suatu strategi membaca yang bertujuan untuk memahami isi bacaan berdasarkan penilaian yang rasional lewat keterlibatan yang lebih mendalam dengan pikiran penulis yang merupakan analisis yang dapat diAndalkan. Dengan membaca kritis, pembaca akan dapat mencamkan lebih dalam apa yang dibacanya, dan diapun akan mempunyai kepercayaan diri yang lebih mantap daripada kalau dia membaca tanpa usaha berpikir secara kritis. Oleh karena itu menurutnya, memmbaca kritis harus menjadi ciri kegiatan membaca yang bertujuan memahami isi bacaan sebaik-baiknya.
Menurt Ahmad Slamet (1988:11.3) untuk dapat melakukan kegiatan membaca kritis, ada empat macam persyaratn pokok, yakni:
1. Pengetahuan tentang bidang ilmu yang disajikan dalam bahan bacaan yang sedang dibaca;
2. Sikap bertanya dan sikap menilai yang tidak tergesa-gesa;
3. Penerapan berbagai metode analisis yang logis atau penelitian ilmiah;
4. Tindakan yang diambil berdasarkan analisis dan pemikiran tersebut.
Jika sorang pembaca memiliki keempat persyaratan pokok tersebut maka sorang pembaca kritis akan dapat menarik manfaat yang sssngat penting, antara lain:
1. Pemahaman yang mendalam dan keterlibatan yang padu sebagai hasil usah menganalisis sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan bacaan;
2. Kemampuan mengingat yang lebih kuat sebagai hasil usaha memahami berbagi hubungan yang ada didalam bahan bacaan itu sendiri dan hubungan antara bahan bacaan itu dengana bahan bacaan lain atau dengan pengalaman membaca
3. Kepercayaan terhadap diri sendiri yang mantap untuk memberikan dukungan terhadap berbagi pendapat tentang isi bacaan. Selanjutnya, Ahmad Slamet juga menyatakan dalam proses membaca kritis dikenal tiga cara membaca, yakni:
a. Membaca pada baris, yakni untuk dapat mengikhtisarkan keseluruhan bacaan dan mengenal
b. Memmbaca diantara baris, yakni menganalisis apa yang dimaksud oleh pengarang yang sesungguhnya, khususnya yang tersirat;
c. dan membaca diluar baris, yakni untuk mengevaluasi relevansi ide-ide yang dituangkan di dalam bahasan bacaan tersebut. Kedua cara membaca diantara baris dan membaca diluar baris tersebut meliputi penggunaan empat macam cara, yakni dengan menanyakan, menyimpulkan, menghubungkan, dan menilai/menempatkan.
Dengan jalan bertanya, pembaca membuat sebuah dialog denagn pengarang; dia melacak sebab- sebab yang menjadikan suatu ide tidak jelas, tidak runtut, ajeg, atau tidak relevan bahkan tidak dinyatakan sama sekali. Dengan jalan membuat kesimpulan inferensi, pembaca dapat menampakkan berbagai asumsi dan implikasi yang tersirat diantara baris. Pembaca sambil membaca membuat kesimpulan atau inferensi, pembaca dapat menampakkan berbagai assumsi dan implikasi yang tersirat diantara baris. Pembaca sambil membaaca membuat hubungan antara pikiran yang satu dengan pikiran yang lainnya yang diungkapkan dalam bacaan itu atau pikiran- pikiran yang ada dalam karya tulis lainnya, ataupun dengan hal-hal yang pernah dialaminya, akan dapt melahirkan dasar-dasar untuk membandingkan berbagai macam pendapat. Dan dengan jalan menilai, pembaca akan sampai pada suatu pengambilan keputusan tentang nilai bahan bacaan berdasarkan ukuran-ukuran tertentu.
Penggunaan teknik membaca kritis memberikan manfaat berupa penilaian yang beralasan serta pemahaman mantap sebagai akibat keterlibatan yang mendalam dengan bahan bacaan. Teknik membaca kritis juga dapat membebaskan orang dari cengkeraman sikap berpikir yang sempit dan mengembangkan kemampuan untuk melihat dan menghargai keindahan, keteraturan, dan kebenaran, apapun yang membawa kepada kesempurnaan.
Aneka Kemampuan Untuk Meningkatkan Sikap Kritis
Nurhadi (1987: 145-181) memberikan jurus-jurus latihan untuk meningkatkann sikap kritis
sebagai berikut :
(1) Kemampuan Mengingat dan Mengenal
Kemampuan-kemampuan yang termasuk ke daaalam kemampuan mengingat dan mengenali ini meliputi :
 Kemampuan mengenali ide pokok paragraph
 Mengenali tokoh-tokoh cerita berserta sifat-sifatnya
 Menyatakan kembali ide pokok paragraph
 Menyatakan kembali gagasan utama yang terdapat dala m bacaan
 Menyatakan kembalii perbandingan, unsur hubungan, sebab akibat, karakter tokoh dan sejenisnya.
(2) Kemampuan menginterpretasikn makna tersirat
Tidak semua gagasan yang terdapat dalam teks bacaan itu dinyatakan secara tersurat atau
eksplisit pada baris kata-kata atau kalimat-kalimat. Seringkali pula,, gagasan serta makna tersebut terkandung di balik baris kata-kata atau kalimat-kalimat tersebut, dan untuk menggalinya diperlukan sebuah interpretasi dari pembacanya. Pembaca harus mampu memberikan ide-ide pokok dan ide-ide penunjang yang secra eksplisit tidak dinyatakan oleh pengarangnya, serta harus mampu memberikan fakta-fakta yang disajikan secara kritis.Yang termasuk kemampuan ini antara lain :
 Kemampuan menafsirkan ide pokok paragraf,
 Menafsirkan gagasan utama bacaan,
 Menafsirkan ide-ide penunjang,
 Membedakan fakta-fakta atau detail bacaan,
 Memahami secara kritis hubungan sebab akibat,
 Memahami secara kritis unsur-unsur perbandingan.
(3) Kemampuan mengaplikasi konsep-konsep dalam bacan
Seorang pembaca kritis tidak boleh berhenti sampai pada aktivitas menggali makna tersirat
melalui pemahaman dan interpretasi secara kritis saja, tetapi dia juga harus mampu menerapkan
konsep-konsep yang terdapat dalam bacaan ke dalam situasi baru yang bersifat problematis. Kemampuan-kemampuan pada tarap ini meliputi:
 Kemampuan mengikuti petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam bacaan,
 Menerapkan konsep-konsep atau gagasan-gagasan utama bacaan ke dalam situasi baru yang problematis,
 Menunjukan kesesuaian antara gagasan utama dan situasi yang dihadapi.
(4) Kemampuan menganalisis isi bacaan
Kemampuan menganalisis ialah kemampuan pembaca melihat komponen-komponen atau unsur-unsur yang membentuk suatu kesatuan. Sebagaimana kita ketahui, kessatuan dalam bacaan meliputi gagasan utama, kesimpulan-kesimpulan, pernytaan-pernyataan dan sebagainya, lalu pembaca diharapkan melihat fakta-fakta, detil-detil penunjang, atau unsur-unsur pembentuk yang lain yang tidak tersebutkan secara eksplisit. Kemamppuan menganalisis inti bacan ini meliputi hal-hal berikut:
 Kemampuan memberikan gagasan utama bacaan,
 Memberi detil-detil atau data-data penunjang,
 Mengklasifikasikan fakta-fakta,
 Membandingkan antara gagasan yang terdapat dalam bacaan,
 Memberikan detil-detil atau data- data penunjang,
 Mengklasifikasikan fakta-fakta,
 Membandingkan antar gagasan yang terdapat dalam bacaan,
 Membandingkan karakteristik tokoh yang terdapat dalam bacaan.
(5) Kemampuan membuat sintesis
Kemampuan membuat sintesis merupakan kemampuan pembaca melihat kesatuan gagasan melalui bagian- bagiannya. Sebagaimana kita ketahui, sebuah teks bacaan, apapun bentuknya, pada dasarnya didalamnya membuat sebuah kesatuan gagasan yng bulat dan utuh. Hanya saja akibat cara dan gaya pengungkapan yang pengungkapannya yang berbeda terkadang gagasan atau pesan tersebut terlihat samar-samar atau berpencaran. Dalam kasus semacam itu, kewajiban pembaca adalah melakukan penyintesisan. Bentuk- bentuk penyintesisan tersebut, misalnya, berupa kesimpulan atau ringkasan, ide pokok, gagsana utama bacaan, tema atau kerangka karangan. Secara rinci kemampuan tersebut meliputi:
 Kemampuan membuat kesimpulan bacaan,
 Mengorganisasikan gagasan utama bacaan,
 Mementukan tema karangan,
 Menyuseun kerangka karangan,
 Menghubungkan data-data sehingga diperoleh suatu kesimpulan,
 Membuat ringkasan atau ikhtisar.
(6) Kemampuan menilai isi bacaan
Kemampuan yang perlu disahkan berikutnya sebagai sarana pembentukan sikap kritis, yakni kemampuan menilai isi dan penataan bacaan secara kritis. Maksudnya, seorang pembaca kritis harus mampu melakukuan penilaian- penilaian terhadap keseluruhan isi bacaan melalui aktivitas- aktivitas mempertimbangakn, menilai, dan menentukan keputusan- keputusan. Caranya antara lain dengan mengajukan penilaian atas kebenaran gagasan atau pernyataan yang dikemukakan oleh penulis lewat pertanyaan- pertanyaan seperti: apakah pernyataan tersebut benar? Apa maksud yang ingin dituju oleh pengarang lewat tulisan yang dibuatnya tersebut?
Kemampuan menilai bacaan ini merupakan kemampuan tertinggi pada tingkatan intelektual seorang pembaca karena dia tidak begitu saja mempercayai terhadap apa-apa yang dibacanya sebelum dilakukan proses pengkajian terlebih dahulu. Secara rinci, kemampuan yang menyangkut sikap kritis dalam menilai bacaan, terutama terhadap aspek isi dan penggunaan bahasa dalam karangan ini meliputi:
 Kemampuan menilai kebenaran gagasan utama atau ide pokok paragraf atau bacaan secara keseluruhan,
 Kemampuan menilai dan menentukan bahwa pernyataan adalah sebuah fakta atau sekedar sebuah opini saja,
 Kemampuan menilai dan menentukan apakah sebuah bacaan diangkat berdasarkan realitas atau hanya didasarkan atas fantasi pengarangnya saja
 Kemapuan menentukan tujuan pengarang dalam menulis karangannya,
 Kemempuan menentukan relevansi antara tujuan dengan pengembangan gagasan, kemempuan menentukan keselarasan antara data yangdiungkapkan dengan kesimpulan yang dibuat oleh pengarang,
 Kemampuan menilai keakuratan penggunaan bahasa yang dilakukan oleh pengarang, baik pada tatar kata, frasa, kalimat, maupun pada tatar kalimat.
Untuk mengakhiri bahasan membaca kritis ini berikut akan dikutipkan uraian tjuh prosedur dengan komentarnya ihwal membaca kritis sebagaimana dikatakan oleh Ahmad Slamet (1988:11.20).
1. Berpikirlah secara kritis
Komentar : Membaca kritis menunutu aktivitas, kewaspadaan dan kebijaksanaan pembaca. Ini berarti apresiasi/penghargaan terhadap ketepatan penyajian penullis ataupun rencana terhadap
segala kelemahan dan kekurangannya. Memikirkan membaca secara demikian m,emebri makna tentang bedanya membaca itu dari sekedar membeo kata-kata pengarang.
2. Lihatlah apa yang ada dibalik kata-kata itu untuk mengetahui motivasi penulis dalam usahanya itu.
Komentar : Apa yang hendak diusahakan oleh penulis itu terhadap pikiran pembahasannya? Efek apa yang dimiliki kata-kata penulis itu dalam usahanya mempengaruhi pembacanya. Kadangkadang tampak perbedaan yang besar antara apa yang dikatakan pengarang dengan apa yang dimaksud olehnya
3. Waspadailah terhadap kata- kata yang mempunyai sifat berlebihan: yang tidak tentu batasannya, yang emosional, yang ekstrim, atau yang merupakan generalisasi yang berlebihan.
Komentar: Kata-kta seperti hanya, mustahil, pasri sempurna seluruhnya, setiap, tidak ada
bandingannya, luar biasa, dan kata-kata sejenis lainnya selalu menimbulkan keraguan bagi pembaca yang kritis. Waspadailah terhadap generalisasi yang terlalu luas cakupannya.
4. Waspadailah terhadap perbandingan yang tidak memenuhi persyaratan . cermati logika yang tidak logis.
Komentar: kadang-kadang penulis menggunakan kalimat-kalimat dan jalan pikiran yang tidak hatihati. Kesalhan seperti itu merupakan muslihat mereka yang bermaksud mengacaukan jalan pikiran Anda, dan mengabutkan permaslahan.
5. Perhatikan pernyatan yang Anda baca itu secara persegi dan tidak emosional
Komentar: serinkalli khayalan pembaca berada di antara kata-kata di atas kertas dan pemahanan atas kata-kata itu. Keadaan tersebut sangat berbahaya, sebab dengan demikian pembaca mencamkan makna-makna yang sesungguhnya tidak tertera pada halamanan yang sedang dibaca itu. Berhati-hatilah jangan sampai mencoba mencari sesuatu di dalam suatu pernyataanyang tidak ada sangkut pautnya dengan kat-kata yang ada pada baris-baris yang Anda baca itu.
6. Janganlah Anda menjadi bimbang karena Anda mengetahui apa yang Anda baca itu mesri sesuai dengan pikiran penulis.
Komentar: Anda tidak usah harus selalu setuju dengan apa yang Anda baaca. Namun demikian, Anda dituntut untuk memahami apa yang Anda itu sebaik-baiknya. Ada dua proses yang sangat berbeda sekali: yang bersifat emosional dan yang bersifat intelektual. Janganlah sekali-kali keduanya itu dikacaukan.
C. Membaca Kreatif
Dalam dictionery of Reding (1883:72) disebutkan creative reading merupakan proses untuk mendpatkan nilai tambah dari pengetahuan yang aru yang terdapat dalam bacaan dengan cara mengintifikasi ide-ide yang menonjol atau mengkombinasikan pengetahuan yang sebelumnya pernah didapatkan.
Dengan demikian, alam proses membaca kreatif pembaca dituntut untuk mencermati ide- ide yang dikemukakan oleh penulis kemudian membandingkannya dngan ide- ide sejenis yang mungkin berbeda-beda, baik berupa petunjuk- petunjuk, aturan- aturan atau kiat-kiet tertentu.
Menurut para pakar tingkatan tertinggi dari kemampuan membaca seseorang adalah kemampuan kreatif . artinya, seseorang pembaca yang baik dalam melakukan membaca pada tingkatan ini tiodak hanya sekedar berusaha menangkap makna dan maksud dari bahan bacaan yang dibacanya, tetepi juga mampu secara menerapkan hasil bacaannya untuk kepentingan meningkatakn kualitas kehidupannya. Dengan demikian, istilah kreatif di sini menurut Nurhadi (1987:13) berarti tindak lanjut seseorang setelah seseorang yang melakukan kegiayan mebacanya. Jika seseorang memabca lalu berhenti sampai pada saat setelah ia menutup bukunya maka dirinya tidak dikatakan sebagai pembaca kreatif. Sebaliknya, jika setelah membaca, dia melakukan sktivitas yang bermanfaat bagi peningkatan kehidupannya barulah dia dikatakan sebagai pembaca kratif. Ciri Pembaca Kreatif.
Menurut Nurhadi, Anda dapat dikatakan sebgai seorang pembaca kteatif anadiakan anada data memenuhi kriteria berikut:
1. Kegiatan membaca todak berhenti sampai pada saat Anda menutup buku,
2. Mampu menerapkan hasil bacaannya u ntuk kepentingan hidup sehari-hari,
3. Munculnya perubahan sikap dan tingkah laku setelah proses membaca selesai,
4. Hasil membaca berlaku sepanjan masa,
5. Mampu menilai secara kritis dan kretif bahan-bahan bacaan,
6. Mampu memecahkan masalah kehidupan seharo-hari berdasarkan hasil bacaan yang telah dibaca.
Latihan
Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda tentang pengertian dan hakekat membaca, kerjakan secara perpasangan latihan berikut ini!
1. Mengapa dalam taksonomi membaca pemahaman kemampuan untuk literal dianggap memilki level yang paling tinggi?
2. Atas dasar pertimbangan apakah penjenisan membaca ke dalam tiga kategori literal, kritis dan kreatif?
Petunjuk Jawaban Latihan
Jika Anda telah selesai, periksalah latihan Anda dengan memperhatikan rambu- rambu berikut ini!
1. Kemampuan membaca literal merupakan kemampuan membaca yang paling rendah, karena selain pembaca lebih banyak bersikap pasif juga tidak melibatkan kemampuan berpikir kritis.
Kemempuan membaca kretif dianggap memiliki level yang paling tinggi karena merupakan proses membaca untuk mendapatkan nilai tambah dari pengetahuan yang baru yang terdapat dalam bacaan lewat jalan mengidentifikasi ide- ide yang menonjol atau mengkombinasikan pengetahuan yang sebelumnya pernah didapatkan. Selain itu, dalam proses membaca kreatif pembaca dituntut untuk mencermati ide- ide yang dikemukakan oleh penulis kemudian membandingkannya dengan ide- ide sejenis yang mungkin saja berbeda- beda, baik berupa petunjuk- petunjuk, aturan- aturan atau kiat-kiat tertentu.
2. Dilihat dari jenjang kedalamannya atau tingkat levelnya.
Dilihat dari jenjang kedalamannya atau tingkat levelnya membaca dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni membaca literal, membaca kritis dan membaca kreatif. Membaca literal merupakn kegiatan membaca sebatas mengenal dan menangkap arti (meaning) yang tertera secara tersurat (eksplisit).
Artinya, pembaca hanya berusaha menangkap informasi yang terletak secara literal (reading the lines) dalam bacaan dan tidak berusaha menangkap makna lebih dalam lagi, yakni makna-makna tersiratnya, baik dalam tataran antar baris (by the lines) apalagi makna yang terletak dibalik barisnya (beyond the lines). Kemampuan membaca literal merupakan kemampuan membaca yang paling rendah, karena selain pembaca lebih banyak bersikap pasif juga tidak melibatkan kemampuan berpikir kritis.
Membaca kritis adalah sejenis kegiatan membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan hanya mencari kesalahan belaka. Dengan membaca kritis pembaca akan dapat mencamkan lebih lama terhadap apa yang dibacanya, dan diapun akan dapat mempunyai kepercyaan diri yang lebih mantap daripada kalau dia membaca tanpa usaha berpikir secar kritis. Membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan penilaian yang adil dan bijaksana. Membaca kreatif merupakan proses membaca untuk mendapatkan nilai tambah dari pengetahuan yang baru terdapat dalam bacaan lewat jalan mengidentifikasi ide- ide yang menonjol atau mengkombinasikan pengetahuan yang sebelumnyaa yang pernah diapatkan. Dalam proses membaca kreatif pembaca dituntut untuk mencermati ide0ide sejenis yang mungkin saja berbedabeda, baik berupa petunjuk-petunjuk, aturan-aturan atau kiat-kiat tertentu. Selain itu, kemampuan membaca kreatif merupakan tingkatan tertinggi dari kemampuan membaca seseorang.

Tes Formatif 3
Petunjuk: Untuk soal-soal nomor 1-3 Pilihlah salah satui jawaban yang paling tepat! (A,B,C, atau D).
1. Pengertian membaca literal merujuk pada proses pengambilan makna….
A Tekstual
B Konstektual
C Visual
D Suprasegmental
2. Beberapa persyaratan untuk dapat melakukan kegiatan membaca kritis adalah sebagai berikut….
A Memiliki pengetahuan tentang bidang ilmu yang disajikan dalam bahan bacaan yang sedang dibaca
B Sikap bertanya dan sikap menilai yang tergesa-gesa
C Penerapan berbagai metode analisis yang logis atau penelitian ilmiah
D Tindakan yang diambil berdasarkan analisis atau pemikiran tersebut
3. Seseorang dapat dikatakan sebagai seorang pembaca kreatif jika setelah ia melakukan kegiatan membaca dapat….
A Memahami maksud dan tujuan dari apa yang dibacanya
B Menganalisis apa yang terdapat dalam bahan yang dibacanya
C Menyintesis gagasan-gagasan yang dibacanya
D Menerapkan apa yang dibacanya dalam praktik kehidupan dirinya

Petunjuk untuk soal nomor 4-6, pilihlah :
A. Jika pernyataannya benar, alasan benar, dan keduanya menunjukkan hubungan sebab akibat.
B. Jika pernyataan benar, alasan benar, tetapi antara keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab akibat.
C. Jika pernyataan benar, alasan salah atau jika pernyataan salah alasan benar.
D. Jika pernyataan dan alasan salah
4. Pengukuran pemahaman jenis membaca literal antara lain dapat menggunakan kata- kata kunci pertanyaan; apa, siapa, di mana atau kapan.
Sebab
Membaca literal merupakan level membaca yang paling rendah.
5. Sebagai seorang mahasiswa tentunya kita perku memiliki kemampuan membaca kritis yang baik.
Sebab
Salah satu manfaat yang dapat kita tarik dari kemampuan membaca tersebut antara lain kita akan memiliki kemampuan mengingat yang lebih kuat dan lama sebagi hasil usaha memahami berbagai hubungan yang ada di dalam bahan bacaan itu dengan bacaan lain atau dengan pengalaman membaca kita.
6. Membaca kretaif merupakan proses membaca untuk mendapatkan nilai tambah dari pengetahuan yang baru yang terdapat dalam bacaan lewat jalan mengidentifikasi ide-ide yang menonjol atau mengkombinasikan pengetahuan yang sebelumnya pernah didapatkan.
sebab
Dalam proses membaca kreatif pembaca dituntut untuk mencermati ide-ide yang dikemukakan oleh penulis kemudian membandingkannya dengan ide- ide sejenis yang mungkin saja berbedabeda, baik berupa petunjuk-petunjuk, aturan-aturan atau kiat-kiat tertentu.
Petunjuk: Untuk soal nomor 7-10 pilihlah:
A. Jika (1) dan (2) benar
B. Jika (1) dan (3) benar
C. Jika (2) dan (3) benar
D. Jika (1), (2), dan (3) benar
7. Membaca kritis adalah sejenis kegiatan membaca yang dilakukan secara ….
1. Bijaksana dan penuh tenggang hati
2. Mendalam dan evaluative
3. Analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan belaka
8. Beberapa kemampuan yang menyangkut sikap kritis dalam menilai bacaan, terutama terhadap aspek isi dan penggunaan bahasa dalam karangan antara lain meliputi ….
1. Kemampuan menilai kebenaran gagasan utama atau ide pokok paragra atau bacaan secara keseluruhan
2. Kemampuan menilai dan menentukan bahwa pernyataan adalah sebuah fakta atau sekedar opini saja
3. Kemampuan menilai dan menentukan keakuratan penggunaan bahasa yang dilkukan oleh pengarang, baik pada tatar kata, frasa, maupun pada tatar paragraf.
9. Anda dapat dikatakan sebagai seorang pembaca kreatif Andaikan Anda dapat memiliki kriteriakriteria berikut ….
1. Kegiatan membaca tidak berhenti sampai pada saat menutup buku
2. Membaca secara terus- menerus
3. Hasil membaca berlaku sepanjang masa
10. Dalam membaca kritis kita perlu mewaspadai perbandingan yang tidak memenuhi persyaratan. Hal yang semacam itu umumnya sering terdapat dalam pengungkapan ….
1. Iklan
2. Kampanye
3. Berita
Rumus
Jumlah jawaban yang Anda benar
Tingkat penguasaan
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
 90% - 100% = baik sekali
 80% - 89% = baik
 70% - 79% = cukkup
 70% = kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup memahami kegiatan belajar 3. Anda dapat meneruskan dengan modal berikutnya. Tetapi bila tingkat penguasann Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi kegiatan belajar 3, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
Tes formatif I
1. D Membaca nyaring merupakan kegiatan membaca untuk kepentingan orang lain sedang dalam hati untuk kepentingan sendiri.
2. A Yang paling berperan dalam kegiatan membaca ialah mata dan kognisi.
3. D Untuk membantu para pendengar menangkap serta memahami maksud sang pengarang, maka pembaca yang nyaring haruslah menggunakan berbagai cara antara lain:
a. Menyoroti ide-ide baru dengan dengan menggunakan penekanan yang jelas;
b. Menjelaskan perubahan dari satu ide ke ide yang lainnya;
c. Merencanakan suatu ide pikiran di dalam satuan kaliamt;
d. Menjaga suaranya agar senantiasa nyaring dan jelas;
e. Menjelaskan klimaks-klimaks dengan gay dan ekspresi yang baik dan tepat.
A. C Regresi bukan merusak pemahaman tetapi merusak kecepatan membaca.
B. C Salah satu tujuan membaca nyaring adalah kefasihan dan membaca nyaring pada hekekatnya merupakan kegiayan membaca untuk kepentingan orang lain. Kedua pernyataan tersebut benar, tetapi masing-masing tidak saling berhubungan.
C. D Salah satu sebab terjadinya regresi atau proses pengulangan kembali terhadap bagian-bagian yang telah dibaca dalam membaca dalam hati yakni akibat pembaca bukan kurang memilki harga diri, melainkan kurang memiliki kepercayaan diri. Bukan harga diri yang harus dimiliki oleh seorang pembaca nyaring, tetapi kepercayaan diri.
D. A Menurut Barbe dan Abbot tuntutan kemampuan membaca dalam hati untuk anak SD KelasV hanya tiga saja, yakni:
1. Membaca tanpa gerakan-gerakan bibir atau kepala atau menunkuk dengan jari,
2. Membaca dengan pemahaman yang baik,
3. Menikmati bahan bacaan yang dibaca dalam hati itu dengan kecepatan 180 kata dalam satu menit pada bacaan fiksi tingkat dasar merupakan tuntutan bagi anak kelas VI
E. A Tuntutan kemampuan membaca nyaring untuk anak SD kelas VI menutut Barbe dan Abbot hanya membaca nyaring dengan penuh perasaan dan ekspresi, dan memapui menggunakan frasa dan susunan kata yang tepat, sedangkan memapu memabaca nyaring dengan penuh kesunguhan dan mampu mengolah teksdengan baik tidak termasuk tuntutan kemampuan membaca nyaring utnuk anak SD kelas VI.
F. A Membaca koran dan membaca buku tidak termasuk ke dalam membaca nyaring melainkan termasuk membaca dalam hati.
G. D Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pembaca nyating secara umum antara lain:
a) Harus mengeri makna serta perasaa yang terkandung dalam bahan bacaan,
b) Harus mempelajari keterampilan-keterampilan menafsirkan atas lambanglambang tertulis, seperti tanda pungtuasi serta tanda-tanda baca lainnya.
c) Harus memiliki kecepatan penglihatan mata yang tinggi serta pAndangan mata jauh, karena dia harus melihat pada bacaan untuk memelihara kontak dengan para pendengar. Pernyataan yang menyatakan bahwa pembaca nyaring harus dapat mengelompokan kata-kata dengan baik dan tepat agar jelas maknanya bagi dirinya merupakan pernyataan yang salah yang benar ialah harus dapat mengelompokan kata-kata dengan baik dan tepat agar jelas maknanya bagi para pendengar.
TesFormati 2
1. C Membaca intensif merupakan program membaca secara luas, maka implikasunya ialah bahan bacaan harus tersedia banyak dan variatif serta kegiatan membaca harus dilakukan sesingkat mungkin.
2. D Yang tidak termasuk ke dlam program membaca ekstensif ialah membaca pemahaman. Membaca pemahaman termasuk ke dalam program membaca intensif.
3. B Program membaca intensif merupakan sala salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan siswa secara kritis.
4. C Membaca survei bertujuan ingin mengetahui gambaran umum isi serta ruang lingkup bacaanyang akan kita baca, bukan yang telah kita baca. Membaca suvei memang dapat dikatakan sebagai kegiatan prabaca.
5. A Membaca teliti merupakan kegiatan membaca secara seksama dan bertujuan untuk memahami secara detail gagasan-gagasan yang terdapat teks bacaan serta untuk mengenali organisasi penulisan atau pedekatan yang digunakan oleh penulisnya.
6. A. Membaca ide merupakan jenis kegitan membaca yang bertujuan untuk mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat dalam bacaan. Membaca ide merupakan kegiatan membaca untuk mencari kawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pembaca.
7. D Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menandai buku ialah:
a. Untuk menandai pernyataan-pernyataan, definisi atau hal-al lain yang dianggap peting, kita dapat menggunakan tanda garis bawah (underline), baik dengan menggunkan bolpoint, pena, atau dengan membaut blok menggunakan stabile berwarna terang.
b. Untuk memberi penekanan pada suatu pernyataan yang telah digaris bawahi, kita dapat membuat garis-garis tegak lurus pada setiap pinggit halaman buku tersebut.
c. Untuk memberikan penekanan pada butir-butir penting dalam bacaan tersebut, kita dapat membuat tanda-tanda bintang atau asterik atau tanda-tanda lainnya yang diletakan pada pinggir halaman.
d. Untuk menandai urutan butir penting yang dibuat oleh sang pengarang dalam mengembangkan argumen, uraian atau penjelasn, kita dapat memberikan nagkaangka pada pinggir halaman.
e. Untuk menanadaidi mana saja dalam buku tersebut sang pengarang mengutarakan butir-butir gagasan yang relevan dengan butir yang sedang kita baca sekaligus untuk membantu merangkaikan kembali ide0ide yang terpencar dalam buku tersebut, kit adapat membubuhkan nomor-nomor halaman pada pinggir halaman buku tersebut.
f. Melingkari kata-kata ataupun frasa-frasa yang dianggap penting.
g. Menuliskan atau membuat semacam catatan kecil pada pinggi, atas, atau bawah halaman buku tersebut jika kita bermaksud merekam pertanyaan-pertanyaan (dan barangkali juga jawaban-jawaban) yang timbul dari dalam hati kita pada saat membeca bagian tersebut, atau jika kita bermaksud ingin merangkum atau mengurutkan kembali gagasan yang diutarakan oleh si pengarang secara singkat dan sederhana menurut versi kita sebagai pembaca.
8. A Membaca sastra dilakukan untuk kepentingan apresiasi dan pengkajian.
9. B Dalam membaca bahasa asing pada tataran yang lebih rendah tujuannya antara lain untuk memperbesar kosa kata dan memperbesar daya kata.
10. D Membaca sekilas atau skimming anatara lain dapat dipergunakan untuk kepentingan:
a. Mengenal topik bacaan;
b. Mengetahui pendapat orang lain (opini);
c. Mendapatkan bagia yang penting yang kita perlukan, tanpa membaca keseluruhan;
d. mengetahui organisasi tulisan;
e. penyegaran terhadap bahan yang pernah dibaca.
Tas Formatif 3
1. A Pengertian membaca literal merujuk pada proses pengambilan makna tekstual atau makna yang sesungguhnya.
2. B Untuk dapat melakukan kegiatan membaca kritis ada empat macam persyaratan pokoknya, yakni:
3. D Seseorang dapat diakatakan sebagai seorang pembaca dapat menerapkan apa yang dibacanya dalam praktik kehidupan dirinya.
4. A Pengukuran pemahaman jenis membaca literal antara lain menggunakan kata-kata kunci pertanyaan: apa, siapa, dimana, atau kapan, karena memang membaca literal merupakan level membaca yang palin rendah.
5. A Sebagai seorang mahasiswa atau pelajar pada umumnya tentu kita perlu memiliki kemampuan membaca kritis yang baik. Sebab dengan memiliki kemampuan tersebut, kita akan dapat menarik manfaat yang sangat penting, antara lain:
1) Pemahaman yang mendalam dan keterlibatan yang padu sebagai hasil usaha menganalisis sifa-sifat yang dimiliki oleh bahan bacaan,
2) Kemampuan mengingat yang lebih kuat sebagai hasil usaha memahami berbagai hubungan yang ada di dalam bahan bacaan lain atau dengan pengalaman membaca.
3) Kepercayaan terhadap diri sendiri yang lebih mantap untuk memberikan dukungan terhadap berbagai pendapat tentang isi bacaan.
6. B Membaca kretif merupakan proses membaca untuk mendapatkan nilai tambah dari pengetahuan yang baru yang terdapat dalam bacaan dengan cara megindetifikasi ideide yang menonjol atau mengkombinasikan pengetahuan yang sebelumnya pernah didapatkan. Dengan demikian dalam proses membaca kreatif , pembaca dituntut untuk mencermati ide-ide yang dikemukakan oleh penulis kemudian membandingkannya dengan ide-ide sejenis yang mungkin saja berbeda-beda, baik berupa petunjuk-petunjuk, aturan-aturan atau kiat-kiat tertentu.
7. C Membaca kritis adalah sejenis kegiatan membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitid, dan bukan hanya mencari kesalahan belaka.
8. D Beberapa kemampuan yang menyangkut sikap kritis dalam menilai bacaan, terutama terhadap aspek isi dan penggunaan bahasa dalam karangan, antar lin meliputi :
 Kemampuan menilai kebenaran gagasan utama atau ide pokok paragraf atau bacan serta keseluruhan,
 Kemampuan menilai dan menetukan bahwa pernyataan adalah sebuah fakta atau sekedar sebuah opini saja,
 Kemampuan menilai dan menetukan apakah sebuah bacaan diangkat berdasarkan realitas atau hanya didasarkan atas fantasi pengarangnya saja,
 Kemampuan menetukan tujuan pengarang dalam menulis karangannya,
 Kemampuan menetukan relevansi antara tujuan dengan pengetahuan gagasan.
 Kemampuan menentukan keselarasan antara data yang diaungkapkan dengan kesimpulan yang dibaut oleh pengarangan,
 Kemampuan menilai keakuratan penggunaan bahasa yang dilakukan oleh pengarang, baik pada tatar kata, frasa, kalimat maupun pada tatar paragraf.
9. B Kitra dapat dikatakan sebagai seorang pembaca kreatif Andaikan kita dapat memeuhi kriteria-kriteria berikut:
1. Kegaitan membaca tidak berhenti sampai pada saat berhenti membaca buku,
2. Mampu menerapkan hasilnya untuk kepentingan hidup sehari-hari,
3. Munculnya perubahan sikap dan tingkah laku setelah proses membaca selesai,
4. Hasil membaca berlaku sepanjang masa,
5. Mampu menilai secara kritis dan kreatif bahan-bahan bacaan,
6. Mampu memecahkan masalah kehidupan sehari-hari berdasarkan hasil bacaan yang telah dibaca.
10. A Dalam membaca kritis kita perlu mewaspadai perbandingan yang tidak memenuhi persyaratan. Hal semacam itu umumnya sering terdapat dalam pengungkapan iklan dan kampanye atau propagAnda lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Hrjasujana, A. (dkk). 1988, Materi Pokok Membaca, Jakarta: Universitas Terbuka.
Harris, L. Theodore (et.al) (ed). 1983. Dictionery of Reading and Related Term. London:
Heinemann Educational Book.
Soedarso. 1989. Sistem Membaca Cepat dan Efektif, Jakarta: PT. Gramedia.
Smith, Frank. 1986. Understanding Reading: A Psycholpnguistic Analysis of Reading and
Learnig to Read, London: Lawrence Erlbaum Associate, Publisher.
Tampubolon D.P.1989. Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif dan Efisien,
Bandung: Angkasa.
Tarigan, H.G. 1986. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa.
Tarigan, H.G. 1986. Membaca Ekspresif, Bandung: Angkasa.
Nurhadi. 1987, Membaca Cepat dan Efektif (Teori dan Latihan), Bandung:Penerbit CV. Sinar
Baru..