Saturday, February 8, 2014

ARTIKEL IAD


PENCEMARAN LINGKUNGAN

Abstrac

Pencemaran lingkungan dapat berakibat terhadap kesehatan manusia, kehidupan, pertumbuhan tubbuhan dan hewan yang berada dekat dengan lingkungan pencemaran. Faktor pencemaran pencemaran dapat terlihat dalam waktu singkat maupun panjang. Pencemaran dalam waktu yang relatif singkat, terjadi seminggu sampai dengan setahun. Gejala pencemaran yang terjadi dalam waktu singkat dapat dikendalikan dengan melihat sumber pencemarannya. Tanda-tanda pencemaran ini dapat terlihat pada tempat lingkungan yang terkena pencemaran.
Sedangkan pencemaran dalam jangka panjang terjadi setelah 20 tahun atau lebih. Pencemaran dalam jangka panjang berbeda dengan yang terjadi dengan pencemaran dalam waktu singkat. Pencemaran dalam waktu lama yaitu berkenaan dengan sumber pencemaran yang bertumpuk sedikit demi sedikit. Dampak yang terjadi awalnya tidak kelihatan, akan tetapi berjalannya waktu pencemaran dalam jangka panjang akan terlihat nyata dengan bermacam akibat yang akan ditimbulkan.
Sebagian lingkungan akan mengalami perubahan kehidupan, yang merupakan  tempat kelangsungan hidup yang alami bagi tumbuhan, hewan dan manusia. Tumbuhan yang semula dapat tumbuh subur tiba-tiba menjadi layu dan mati, kemudian tumbuhan tersebut akan diganti dengan tumbuhan lain. Begitu pula dengan hewan yang semula dapat beranak pinak banyak beberapa bulan atau tahun kemudian akan menjadi langka, dikarenakan mati atau bahkan berpindah tempat.
Manusia akan terganggu kondisi kesehatannya, hal ini juga menunjukkan perubahan; seperti halnya bermunculan penyakit baru yang sebelumnya tidak ada. Kondisi air, udara, dan tanah mengalami perubahan yang cukup drastis.
Didaerah yang banyak terdapat perindustrian seperti daerah ngoro, akan terlihat jelas bahan pencemaran yaitu berupa limbah industri yang dapat memberikan dampak serius bahkan mengancam unsur-unsur lingkungan. Jarak yang dapat terjangkau pencemaran dalam waktu pendek maupun panjang itu tergantung pada sifat limbah, jenis, banyaknya limbah, seringnya dan lamanya limbah berada.

Pendahuluan
Di suatu fihak manusia telah menikmati sumbangan teknologi yang telah berhasil menunjang kehidupannya, di pihak lain manusia telah pula mengalami akibatnya. Akibat tersebut bersama-sama dengan adanya peledakan penduduk telah menimbulkan krisis lingkungan manusia. Salah satu bentuknya ialah timbulnya pencemaran lingkungan manusia (polusi) dengan berbagai akibat.
Akibat dari krisis lingkungan jelas tampak berpengaruh pada kesehatan manusia. Penyebab pencemaran (pollutant) masuk kedalam tubuh kita melalui udara yang kita hirup, makanan yang kita makan sehari-hari dan suara yang kita dengar. Semua polusi tersebut jelas mempunyai pengaruh langsung kepada kehidupan manusia. Di samping itu terus berpengaruh yang tidak langsung, yaitu pengaruh terhadap ekosistem yang sangat kompleks. Pollutan dapat digolongkan kedalam dua golongan. Yang bersifat kuantitatif (quantitative pollutant) dan yang bersifat kualitatif (qualitative pollutant).
Subtansi yang secara alamiah terdapat di dalam lingkungan, tetapi jumlahnya menjadi meningkat, oleh karena itu adanya kegiatan manusia dinamakan pollutant yang bersifat kuantitatif. Sedangkan sentesis yang dihasilkan oleh adanya kegiatan hidup manusia kita sebut pollutan yang bersifat kualitatif. Contoh yang pertama ialah: di alam kini sudah terdapat berbagai unsur seperti karbon, nitrogen, dan fosfor dalam siklus yang berlangsung terus-menerus. Tetapi karna kegiatan manusia, unsur tersebut menjadi bertambah sehingga kemungkinan besar siklusnya pun akan terganggu. Contoh yang kedua ialah: adanya subtansi sintesis buatan manusia, seperti pestisida, detergen dan lain-lain yang masuk ke dalam lingkungan hidup manusia.
MACAM-MACAM PENCEMARAN LINGKUNGAN
A.    Pencemaran Udara
Udara adalah     campuran berbagai gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Udara terbentuk dari gas helium, nitrogen, dan karbondioksida. Udara bermanfaat untuk kehidupan manusia, misalnya untuk pembangkit listrik tenaga angin, mengarahkan kapal layar di laut, membersihkan ruang fentilasi di rumah, dan menyejukkan tubuh. Udara yang bergerak dan berpindah tempat disebut angin. Lapisan udara yang menyelimuti bumi disebut atmosfer. Lapisan ozon berfungsi untuk melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari.
Pada saat ini masalah pencemaran udara telah menimbulkan kekhawatiran banyak penduduk terutama yang tinggal di kota besar dan daerah perindustrian, bahkan ahli meteorologi mengatakan bahwa polusi udara tidak hanya meliputi kota besar saja tetapi polusi udara telah meliputi ke seluruh atmosfer Bumi. Lapisan oksigen tipis yang menyelimuti permukaan Bumi mulai rusak adanya polusi udara. Polusi udara menjadi penyebab logam cepat berkarat dan menyebabkan kerugian besar pada panen hasil pertaniaan.
Pencemaran udara berdampak buruk bagi kehidupan, karena udara merupakan salah satu komponen terpenting di bumi. Seluruh makhluk hidup yang ada di muka bumi membutuhkan udara untuk kelangsungan hidupnya. Kandungan udara terdiri atas oksigen, nitrogen, uap air, karbon dioksida dan gas-gas lain yang berguna untuk kelangsungan makhluk hidup di bumi.
Seiring perkembangan zaman dan pesatnya pembangunan di muka bumi, komposisi udara di bumi sudah mulai tercemar. Pencemaran udara terjadi karena banyaknya pembangunan dan perkembangan zaman yang tidak memperhatikan aspek lingkungan seperti air, udara, dan tanah.
Pencemran udara adalah perubahan keadaan udara karena pengaruh zat kimia atau biologi dalam jumlah yang banyak di atmosfer. Pencemaran udara dapat membahayakan kesehatan seluruh makhluk hidup di bumi. Selain itu pencemaran udara dapat mengganggu estetika dan kenyamanan  serta merusak properti.
Pencemaran udara terjadi dari sumber alami ataupun disebabkan ulah manusia yang tidak memperhatikan keseimbangan ekosistem di sekitarnya dalam melakukan pembangunan. Pencemaran udara meliputi beberapa gangguan fisik, seperti polusi, panas, radiasi, polusi cahaya, dan polusi suara. Sifat alami yang dimiliki udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat lokal, regional, ataupun global.
Sumber pencemaran udara dibedakan menjadi dua yaitu: pencemaran primer dan pencemaran sekunder. Pencemaran primer merupakan subtansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Seperti karbon dioksida, zat ini merupakan hasil pembakaran. Sedangkan pencemaran sekunder adalah pencemaran yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer menipiskan lapisan ozon. Akhir-akhir ini, timbul keprihatinan akibat efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan global warming. 
Sumber pencemaran udara akibat kegiatan manusia meliputi: transportasi, industri, pembangkit listrik, pembakaran (perapian, kompor, dan berbagai jenis pembakaran lainnya), gas buangan pabrik yang menghasilkan gas CFC.
Sedangkan Sumber pencemaran udara yang alami adalah meletusnya gunung merapi dan kebakaran hutan. Zat-zat pencemaran udara meliputi karbon monoksida, oksigen nitrogen, oksigen sulfur, CFC, hidrokarbon, Ozon, Volatile organic compound serta partikulat.
Pencemaran udara memiliki dampak yang sangat buruk bagi kesehatan makhluk hidup, khususnya manusia. Udara yang tercemar berupa belerang dioksida menimbulkan penyakit pada saluran pernapasan. Cara kerja belerang dioksida yaitu udara akan masuk kedalam tubuh melalui sistem pernapasan. Dari sistem pernpasan, zat udara yang telah terhirup akan dibawa menuju paru-pru. Dari paru-pru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar keseluruh tubuh. Masalah kesehatan yang sering muncul akibat pencemaran udara adalah ISPA (Infeksi Saliran Pernapasan Akut). Penyakit yang termasuk dalam kategori ISPA antara lain asma, bronchitis, dan gangguan pernapasan lainnya.
Selain itu tanaman pun juga merasakan dampak dair pencemaran udara. Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran yang tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan terserang penyakit, selain itu pencemaran udara dapt menghambat terjadinya proses fotosintesis pada tumbuhan.
Pencemaran udara yang diakibatkan CO2 dan NO2 akan mengakibatkan perubahan PH air hujan. Perubahan PH air hujan ini akan mengakibatkan terjadinya hujan asam. Jika hujan asam terjadi, akan timbul beberapa dampak yang mengakibatkan kerusakan tanaman, mempengaruhi kualitas air permukaan, dan dapat merusak material dan bangunan. Pencemaran udara dalam stadium besar akan mengakibatkan efek rumah kaca. Fenomena ini disebabkan keberadaan kandungan C02, CFC, METANA, OZON, dan NO2 pada lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang kemudian dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya, efek rumah kaca akan mengakibatkan pemanasan global. Pemanasan global berdampak terjadinya pencairan es di kutup, perubahan regional maupun global, dan perubahan siklus flora dan fauna.
Pencemaran udarapun dapat merusak lapisan ozon yang merupakan lapisan pelindung bumi dari radiasi sinar ultraviolet. Pencemaran udara yang disebabkan oleh emisi CFC akan mengakibatkan pembentukan lubang-lubang pada ozon. Rusaknya lapisan ozon akan mengakibatkan sinar ultraviolet akan langsung masuk ke bumi tanpa mengalami penyaringan oleh lapisan ozon.
Karbon monoksida dapat menyebabkan pekerjaan darah (butir darah putih) atau hemoglobin terganggu. Fungsi hemoglobin yang ada pada butir darah merah untuk mengikat oksigen dan mengedarkannya keseluruh tubuh menjadi terganggu karena terikatnya CO pada hemoglobin. Akibatnya tubuh akan mengalami kekurangan oksigen yang sangat vital, sehingga jantung dan paru-paru akan bekerja lebih keras lagi untuk memberikan oksigen. Pengaruh ini cukup terasa akibatnya bagi penyakit jantung dan paru-paru.
Jika seorang tinggal pada suatu tempat dengan mengandung 80 perjuta bagian CO kapasitas sistem peredaran darah untuk mengikat oksigen akan berkurang + 50 %. Hal ini sama halnya yang terjadi bila seorang kehilangan darah sebanyak 0,57 liter. Gejala seperti pusing, daya penglihatan kurang, sakit perut dan menurunnya koordinasi otot banyak dialami para pengemudi kendaraan bermotor. Apabila seseorang sering mengalami keadaan seperti itu, maka akibat selanjutnya dapat timbul keadaan tidak sadarkan diri dan bahkan kemudian pada akhirnya meninggal. Gas nitrogen oksigen mempunyai pengaruh sama seperti gas karbon monooksida yaitu mempengaruhi kemampuan dalam mengikat dan mengangkut oksigen.
Tak hanya itu, timbal yang masuk kedalam tubuh akan merusak sel-sel darah merah seharusnya dikirim ke otak yang berdampak pada gangguan di otak. Hal yang paling berbahaya dari dampak pencemaran udara adalah gangguan kemampuan berpikir, daya tangkap lambat, dan tingkat IQ rendah. Berhubungan dengan pertumbuhan fisik, pencemaran udara yang berupa timbak akan menyebabkan keterlambatan pertumbuhan dan gangguan pendengaran pada frekuensi-frekuensi tertentu.
Pencemaran udara jenis ini juga akan mempengaruhi sistem reproduksi atau kesuburan pada orang dewasa. Zat tersebut bisa mengurangi jumlah dan fungsi sperma sehingga berakibat kemandulan. Timbalpun dapat mengganggu fungsi jantung, ginjal, penyebab stroke, dan penyebab kangker.
Pada ibu hamil, resiko tinggi mungkin saja terjadi jika kadar timbal dalam darahnya di atas batas normal. Timbal tersebut akan mengalir menuju janin sehingga menghambat perkembangan otak. Bahkan si ibu akan mengalami keguguran. Sebagai informasi tambahan, kadar timbal yang tinggi dalam darah pada awalnya tidak akan menunjukkan gejala penyakit dan baru muncul dalam jangka panjang.
Malapetaka terbesar telah pernah terjadi di beberapa kota terbesar di dunia. Di Genewa, Pensylvania, yang terletak pada lembah dengan tebing yang curam pada tahun 1948 telah terjadi malapetaka yang menyebabkan matinya 15 orang pria dan 5 orang wanita serta 6000 orang menderita sakit saluran pernafasan. Peristiwa yang terjadi disebabkan asap dari industri di kota tersebut bersama dengan kabut terhalang untuk keluar lembah oleh adanya lapisan udara panas yang meliputi kota tersebut.
Peristiwa yang sama juga pernah terjadi di London pada tahun 1952, yang menimbulkan kematian sebanyak 4000 orang, di Belgia tahun 1930 dan Meksiko pada tahun 1950.
Pengendalian Penyakit yang Terbawa Oleh Udara
   Mikrorganisme yang ditularkan melalui udara atau sekresi pernapasan tidak dapat dikendalikan secara efektif pada sumbernya. Semua orang sehat membawa bakteri patogen yang potensial dalam saluran pernapasan atas. Pada banyak hal patogen yang potensial adalah oportunis, akan tetapi pada keadaan tertentu mikroorganisme ini membawa masalah serius. Dua pendekatan yang berbeda telah digunakan untuk mengendalikan penyebaran penyakit melalui udara yakni imunisasi dan pengubahan kandungan jasad penyebab infeksi di udara dengan penyaringan, sterilisasi atau pengenceran.
S Imunisasi
Imunisasi seperti imunisasi massal sangat efektif untuk mengurangi kejadian penyakit seperti batuk rejen, difteri, polio dan gabag serta beberapa infeksi yang terbatas. Tujuan dari imunisasi pada penduduk adalh memberikan kekebalan.
S Teknik Disinfeksi Udara
Langkah pengendalian harus diarahkan pada pemastian udara atmosfer yang aman bahkan tanpa dapat menimbulkan infeksi. Contoh pengendalian infeksi udara yang paling keetat adalah di ruang bedah rumah sakit, akan tetapi meskipun semua pencegahan sudah diambil seperti penggantian pakaian dan sepatu, menyikat, memakai penutup hidung, infeksi masih juga dapat terjadi sebagai akibat kontaminasi yang terbawa udara. Sebaliknya, pencegahan penyebaran penyakit yang sederhana pada penyebaran penyakit meningitis pada pasukan tentara hanya dengan menyusun tempat tidur di asrama disusun terbalik antara kepala dan kaki dapat menghambat penyebaran penyakit tersebut.
   Teknik pengendalian udara yang lain, dengan mengurangi jumlah organisme di udara dengan pengenceran. Secara ideal, hal ini dapat terlaksana dengan penggantian udara dalam ruangan dengan udara luar secara terus menerus, tetapi hal ini sulit dilaksanakan. Oleh karena itu, dari segi praktis kita memutar ulang udara dalam ruangan dan membuang atau membinasakan mikrobe yang ada pada inti tetesan
Penyaringan udara yang diputar ulang merupakan cara yang baik dalam disinfeksi udara. Penyaringan udara standar akan membuang kurang dari 39 % partikel kecil yang terhirup. Oleh karena itu, untuk disinfeksi harus menggunakan penyaring yang sangat halus untuk membuang partikel berdiameter 1-3 mm.  Untuk mengalirkan udara melalui penyaring tersebut memerlukan sistem ventilasi yang kompleks ditambah penggunaan energi yang besar.
Metode lain dalam pengendalian udara dengan menggunakan sinar ultra violet. Ada dua teknik utama dalam penerapan sinar ultra violet, yakni penyinaran udara atas dan penyinaran saluran. Penyinaran udara atas dengan menggunakan peralatan dinding yang dipasang paling rendah 7 kali di atas lantai. Walaupun alat  tersebut mengarahkan sinar ultra violet ke arah langit-langit, udara terdisinfeksi bagian atas ruangan. Alat semacam ini efektif untuk membinasakan virus dan bakteri.
Penyinaran udara yang diputar ulang dengan memasang lampu UV dalam saluran ventilasi adalah juga cara yang paling efektif untuk disinfeksi udara. Tetapi metode disinfeksi ini tidak efektif dalam ruangan yang berbeda-beda, karena konsentrasi inti tetesan berbeda-beda pada ruangan yang berbeda. Bagaimanapun juga metode ini sangat efektif untuk mencegah penyebaran mikrobe dari ruang ke ruangan yang lain.
Cara penanggulangan pencemaran udara sebagi berikut:
1.    Perlu dibatasi bahan bakar yang menghasilkan CO.
2.    Menerapkan program penghijauan di kota-kota untuk mengurangi tingkat pencemaran.
3.    Memilih lokasi pabrik dan industri yang jauh dari keramaian dan pada tanah yang kurang produktif.
4.    Gas-gas buangan pabrik perlu dibersihkan dahulu sebelum dikeluarkan ke udara bebas.

B.       Pencemaran Tanah
Tanah adalah lapisan kulit bumi bagian atas yang terbentuk dari pelapukan batuan dan bahan organik yang hancur oleh proses alamiah. Manfaat tanah adalah sebagai tempat penyimpanan air dan sangat dibutuhkan untuk lahan pertanian. Tanah banyak dimanfaatkan untuk menanam sumber daya alam pertaniaan. Pertanian meliputi tanaman untuk makanan pokok, seperti padi, jagung, dan sagu. Palawija terdiri atas ubi-ubian dan kacang-kacangan, dan holikultura yang meliputi berbagaijenis sayuran dan buah-buahan.
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia.
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Kuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun atau berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut. Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman dimana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
Cara pencegahan dan penaggulangan pencemaran tanah sebagai berikut:
1.    Sebelum dibuang ke tanah senyawa sintetis seperti plastik sebaiknya diuraikan lebih dahulu, misalnya dibakar.
2.    Untuk bahan-bahan yang dapt didaur ulang, hendaknya dilakukan proses daur ulang.
3.    Membuang sampah pada tempatnya.
4.    Pemakaian pestisida sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.
5.    Penggunaan pupuk anorganik secara tidak berlebihan pada tanaman.

Penanganan Pencemaran Tanah
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan,venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit. Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.
Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti:
©       Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
©       Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
©       Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton Muhibuddin, salah satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam). Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah. Berperan langsung, karena kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah dan berperan tidak langsung karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi lain seperti bakteri tertentu, jamur dan sebaginya.

C.  Pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.
Pencemaran air terjadi sejak lama dan telah kita ketahui bersama, baik dilaut, sungai, danau bahkan  parit disekitar rumah kita. Air yang berwarna coklat bahkan hitam seolah sudah menjadi pemandangan yang biasa dan dapat kita lihat sehari-hari.
Air bermanfaat sebagai  sarana wisata atau rekreasi, irigrasi atau pengairan, PLTA (pembangkit listri tenaga air), pemenuhan kebutuhan primer manusia, manjaga kelangsungan hidup manusia sebab manusia akan mati jika tidak ada air, untuk kebutuhan rumah tangga, dan kebutuhan industri dan ekonomi.
1.    Sumber Pencemaran Air
   Berbagai jenis pencemar dapat memasuki badan air dan ditinjau dari sumber pencemarannya dibedakan menjadi:

1)      Sumber Domestik
Sampah domestik merupakan sampah yang sehari-hari dihasilkan akibat kegiatan manusia secara langsung. Sumber pencemar domestik berasal dari rumah tangga, perkampungan, sekolah, pasar, pemukiman, rumah sakit, dan lain sebagainya.

2)      Sumber Non Domestik
Sampah dari kelompok ini adalah sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia sehari-hari, tetapi secara tidak langsung. Beberapa contoh sampah non domestik adalah sampah industri, sampah pabrik, sampah pertanian, samaph perikanan, sampah peternakan, sampah kehutanan, trasportasi, dan sebagainya. Baik secara langsung maupun tidak langsung kedua pencemar tersebut mempengaruhi kualitas air. Pengaruhnya adalah untuk air minum, air industri, dan untuk keperluan lainnya.

2.    Pentingnya Sanitasi Lingkungan
Tingginya jumlah penyakit di suatu daerah menandakan bahwa masih banyak terjadi pencemaran air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari. Misalnya kolera di Inggris terjadi melalui air pompa, di Indonesia wabah kolera Eltor juga ditularkan melalui air. Penyakit lainnya seperti tifoit, disentri basiler dan disentri amuba dapat juga ditularkan lewat air yang kurang bersih.
Demam tifot atau tifus abdominalis sebagai penyakit yang tersebar luas di seluruh dunia terutama di daerah tropik hingga kini masih meerupakan masalah epidemiologik yang belum terpecahkan. Di Maxico. India, Vietnam. Vilipina dan Indonesia masih merupakan problem kesehatan yang penting.
Kekurangan keberhasilan dalam menurunkan kejadian penyakit demam tifoit adalah perilaku dan kebiasaan hidup. Di samping itu, faktor higiene dan sanitasi yang kurang baik dan kurang dipahami oleh masyarakat, juga faktor kebiasaan buruk dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya “Kebudayaan Kali”  seperti mandi, cuci, kumur, dan lain sebagainya di dekat kali yang mengalir di tempat dekat tinggalnya. Penyakit berak oleh E.coli yang merupakan penyebab kematian pada bayi. Frekuensi infeksi pada bayi yang dilahirkan di daerah padat dan kurang higiene. Hal ini berhubungan dengan sanitasi yang umumnya sangat buruk.
3.    Penyebab, Dampak dan Cara Penanggulangan Pencemaran Air
Pencemaran air disebabkan oleh aktifitas manusia sehari-hari yang dapat mengakibatkan adanya perunahan pada air. Pencemaran air terjadi di sungai, laut, danau dan air bawah tanah.
Tingkat pencemaran yang terberat adalah akibat limbah industri yang dibuang kesungai dan juga tumpahan minyak dilautan. Pencemaran di sungai dan dilautan ini telah menyebabkan ekosistem dan habitat air menjadi rusak bahkan mati. Untuk sungai, pembuangan limbah industri atau pabrik telah merusak habitat sungai sepanjang 10 km.
Limbah industri ini mengandung logam berat, toksin organik, minyak dan zat lainnya yang memiliki efek termal dan juga dapat mengurangi kandungan oksigen dalam air.  Limbah berbahaya ini selain menyebabkan kerusakan bahkan matinya habitat sungai, juga mengakibatkan timbulnya masalah kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang sungai yang menggunakan air sungai tersebut untuk keperluan mandi, cuci dan kakus bahkan untuk memasak.
Tidak hanya sepanjang aliran sungai, resapan bahan kimia juga mencemari air bawah tanah sepanjang belasan bahkan puluhan meter dari sungai tersebut. Pengeboran air bawah tanah yang dilakukan penduduk di dekat aliran sungai sering kali mendapatkan air bawah tanah yang keruh kehitaman, berbau bahkan berlendir. Dan bila dipaksakan untuk keperlian sehari-hari akan mengakibatkan penyakit dan gatal-gatal pada kulit.
Selain limbah industri, limbah rumah tangga juga memiliki peran yang besar dalam pencemaran air. Limbah rumah tangga ini terbagi menjadi 2 golongan yaitu: limbah organik dan limbah anorganik. Limbah organik adalah limbah yang dapt diuraikan oleh bakteri seperti limbah sisa sayuran, buah dan daun-daunan. Sedangkan limbah anorganik tidak dapat diuraikan oleh bakteri seperti kaca, karet, plastik, logam, kain, kayu, kulit.
Untuk pertanian, penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan juga dapat mencemari air di lingkungan sekitarnya. Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali sehingga dapat menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan oleh pencemaran air dan detergen.
Limbah pestisida memiliki aktifitas jangka waktu yang lama dan ketika terbawa aliran air keluar dari areal pertanian, dapat mematikan hewan yang bukan sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya. Pestisida mempunyai sifat relatif tidak larut dalam air. Tetapi relatif mudah larut dan konsentrasinya cenderung meningkat dalam lemak dan sel-sel tubuh makhluk hidup yang disebut Biologikal Amplifikation, sehingga apabila masuk kedalam mata rantai makanan konsentrasinya makin tinggi dan tertinggi adalh konsumen puncak. Cara pencegahan dan penaggulangan pencemaran air dapat dilakukan sebagai berikut:
ü Cara pemakaian pestisida sesuai aturan yang ada.
ü Sisa air buangan pabrik dietralkan lebih dahulu sebelum dibuang kesungai.
ü Pembuangan air limbah pabrik tidak boleh melalui daerah pemikiman penduduk.
ü Setiap rumah hendaknya membuat septi tank yang baik.
Upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi dampak pencemaran air adalah:
1)      Hindari membuang sampah ke dalam sungai  atau parit. Jika perlu memanfaatkan limbah anorganik untuk bisnis home industry.
2)      Untuk limbah laundry, gunakan teknologi penyaringan air Grey water .
3)      Membuat instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk industri dan pabrik.
4)      Untuk rumah tangga, jika terpaksa menggunakan air untuk keperluan sehari-hari, sebaiknya air sungai disaring terlebih dahulu.
Tndakan untuk mencegah kerusakan yang lebih parah akibat pencemaran air seharusnya dilakukan sejak dini, demi masa depan yang baik.
D.    Pencemaran Suara
Pencemaran suara asalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengganggu ketentraman makhluk hidup di sekitarnya. Pencemaran suara biasnya diukur dalam satuan dB atau desebel. Ptimbulnya pencemaran suara disebabkan oleh suara kereta api, mesin motor, suara petir, suara sound sistem, radio, dan lain sebagainya. Kebisingan yang berlaangsung sehari-hari terutama di kota-kota besar, dengan berkembangnya teknologi dan pertumbuhan penduduk yang pesat diperkirakan akan meningkat dua kali lipat dalam waktu 20 tahun mendatang. Seperti halnya suhu, kuat lemahnya suara dapt diukur pula, yaitu digunakan satuan decibel (db). Misalnya suara percakapan biasa berkekuatan 60 db, dan bila meningkat menjadi keributan tercatat sebesar 80 db. Kereta api sebesar 95 db, pesawat jet yang sedan “take off” sebesar 150 db dan petir atau halilintar 120 db.
Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui sampai di mana pengaruh suara tadi terhadap organ tubuh manusia. Akibat yang dapt timbul ialah hilangnya daya pendengaran secara permanen, bila seseorang mendengar suara dengan kekuatan yang tinggi. Suara dengan tingkatan suara antara 50-55 db menunda sesorang tidur dan merasa lelah bila orang tersebut bangun kembali. Suara dengan kekuatan 90 db dapat berpengaruh terhadap saraf otonom (saraf tidak sadar) dengan gejala perubahan tekanan darah, denyut nadi, konstraksi perut dan usus, sakit perut dan lain-lain.
Selama tahun 1968 dan 1969 telah tercatat bahwa orang yang masuk rumah sakit jiwa di London lebih banyak dari daerah dekat lapangan terbang Hethrow dibandingkan dengan daerah lainnya yang kurang terganggu oleh suara bising pesawat terbang. Akibat dari polusi suara ini menjadi semakin mencemaskan lagi setelah diketahui adanya beberapa pemuda yang mulai kehilangan daya pendengarannya yang disebabkan musik rock di Amerika Serikat.
Pada saat ini kehidupan di kota, terutama di kota besar dan didaerah industri terancam karena adanya berbagai jenis polusi. Hal ini disebabkan akibat adanya kemajuan teknologi yang pesat pada abad 20 ini. Kemajuan teknologi di satu sisi menguntungkan, tapi di sisi lain mempunyai efek negatif.
Ada beberapa efek samping akibat pencemaran suara seperti stres, gila, perbahan denyut nadi, tekanan darah berubah, gangguan fungsi jantung, dan kontraksi perut.



Upaya Pencegahan Pencemaran Lingkungan
Pada dasarnya ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan pencemaran lingkungan, yaitu:
1. Secara Administratif
Upaya pencegahan pencemaran lingkungan secara administratif adalah pencegahan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengeluarkan kebijakan atau peraturan yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Contohnya adalah dengan keluarnya undang-undang tentang pokok-pokok pengelolaan lingkungan hidup yang dikeluarkan oleh presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1982. Dengan adanya AMDAL sebelum adanya proyek pembangunan pabrik dan proyek yang lainnya.
2. Secara Teknologis
Cara ini ditempuh dengan mewajibkan pabrik untuk memiliki unit pengolahan limbah sendiri. Sebelum limbah pabrik dibuang ke lingkungan, pabrik wajib mengolah limbah tersebut terlebih dahulu sehingga menjadi zat yang tidak berbahaya bagi lingkungan.
3. Secara Edukatif
Cara ini ditempuh dengan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat akan pentingnya lingkungan dan betapa bahayanya pencemaran lingkungan. Selain itu, dapat dilakukan melalui jalur pendidikan-pendidikan formal atau sekolah.
Perubahan Terhadap Lingkungan
Perubahan lingkungan dapat terjadi oleh aktivitas manusia atau kejadian alam seperti letusan gunung berapi, tanah longsor, dan kebakaran hutan. Perubahan lingkungan yang terjadi, baik yang dilakukan oleh manusia atau kejadian alam dapat bersifat positif, artinya bermanfaat bagi kesejahteraan manusia dan bersifat negatif yang merugikan bagi kehidupan manusia.
Perubahan lingkungan terjadi apabila ada perubahan dalam daur biologi atau daur biogeokimia. Penebangan pohon di hutan tanpa perhitungan akan menimbulkan akibat yang saling berantai antara faktor biotik dan abiotik. Penebangan hutan berarti menghilangkan sebagian besar produsen dalam suatu ekosistem. Karena itu akan menyebabkan kepunahan sebagian flora dan fauna yang ada di hutan tersebut.
Pengaruh yang lainnya, dengan pembukaan hutan akan menyebabkan perubahan dalam daur hidrologi. Bila hujan turun pada tanah yang terbuka, maka air akan langsung masuk ke dalam tanah yang memiliki kesuburan yang tinggi. Dengan tidak adanya pohon yang menahan air hujan yang meresap ke dalam tanah akan menyebabkan aliran air di permukaan tanah menjadi besar.
Adanya aliran yang besar dan cepat akan mengikis permukaan tanah yang subur. Hilangnya kesuburan tanah akan mengurangi populasi cacing tanah yang berperan membantu menyuburkan tanah. Kurangnya resapan air di dalam tanah akan menyebabkan kekeringan di musim kemarau. Dengan penebangan pohon, menyebabkan dasar hutan lebih banyak menerima cahaya matahari dan suhu akan naik, yang dapat menyebabkan lebih cepatnya penguraian sampah organik sebagai sumber zat hara tanah. Penguraian sampah organik di tanah secara drastis akan mengganggu daur nitrogen. Selain penebangan hutan, penggunaan pestisida maupun pupuk yang berlebihan juga akan menyebabkan perubahan lingkungan. Pemasukan limbah, seperti pupuk anorganik pada perairan akan menyebabkan bertambahnya zat hara yang lebih besar dibandingkan dengan yang dapat diserap pada daur biologi dalam proses penguraian dan fotosintesis. Zat hara yang kaya akan merangsang pertumbuhan fitoplankton terutama ganggang biru yang semuanya tidak dapat dikonsumsi oleh zooplankton.
Selain itu, populasi fitoplankton yang sangat banyak pada permukaan air akan menghalangi cahaya matahari menembus perairan bagian bawah yang dapat menyebabkan kerugian bagi berbagai organisme, sehingga menyebabkan kematian. Penggunaan pestisida dan herbisida yang bermanfaat untuk membasmi gulma dan hama dalam jangka panjang secara langsung maupun tidak langsung akan membahayakan ekosistem. Penggunaan pestisida juga dapat menyebabkan kematian hewan-hewan invertebrata maupun vertebrata. Pengembalian lingkungan yang sudah berubah merupakan pekerjaan yang sulit dan memerlukan biaya yang besar serta waktu yang panjang. Untuk itu perlu dijaga agar kerusakan lingkungan tidak terjadi.




Parameter Pencemaran Dalam Lingkungan
Untuk mengetahui apakah suatu lingkungan tercemar atau tidak, atau untuk mengetahui seberapa besar kadar pencemaran dalam lingkungan dapat dilihat dari parameter sebagai berikut:
1.      Parameter Kimia
Parameter ini meliputi kandungan karbon dioksida, tingkat keasaman, dan kadar logam-logam berat dalam lingkungan tersebut.
2.      Parameter Biokimia
Parameter biokimia dapat dilihat dari BOD (Biologycal Oxygen Demand) atau kebutuhan oksigen secara biologis.
3.      Parameter Fisik
Dilihat dari suhu, warna, rasa, bau, dan juga radioaktivitas pada lokasi tersebut.
4.      Parameter Biologi
Parameter biologi meliputi ada tidaknya mikroorganisme dalam wilayah tersebut.

Jenis-jenis Limbah dan Pemanfaatan Limbah
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka kebutuhan manusia juga semakin meningkat sehingga jumlah sampah yang dihasilkan juga semakin tinggi.
Limbah yang langsung dibuang ke lingkungan tanpa diolah terlebih dulu dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.
Secara biologis, limbah dapat dibagi menjadi:
1.      Limbah yang Dapat Diuraikan (Biodegradable)
Limbah jenis ini adalah limbah yang dapat diuraikan atau didekomposisi, baik secara alamiah yang dilakukan oleh dekomposer (bakteri dan jamur) ataupun yang disengaja oleh manusia, contohnya adalah limbah rumah tangga, kotoran hewan, daun, dan ranting.
2.      Limbah yang Tak Dapat Diuraikan (Nonbiodegradable)
Adalah limbah yang tidak dapat diuraikan secara alamiah oleh dekomposer. Keberadaan limbah jenis ini di alam sangat membahayakan, contohnya adalah timbal (Pb), merkuri, dan plastik. Untuk menanggulangi menumpuknya sampah tersebut maka diperlukan upaya untuk dapat menanggulangi hal tersebut.

Pemanfaatan limbah dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu dengan proses daur ulang menjadi produk tertentu yang bermanfaat dan tanpa daur ulang.
1.      Melalui Daur Ulang
Baik limbah organik (yang berasal dari sisa makhluk hidup) maupun sampah anorganik (dari bahan-bahan tak hidup atau bahan sintetis) dapat dimanfaatkan menjadi suatu produk yang bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Limbah-limbah organik seperti sisa-sisa kotoran hewan dan yang berasal dari tumbuhan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman. Limbah kertas juga dapat didaur ulang menjadi kertas baru. Limbah pabrik tahu yang biasanya dibuang begitu saja juga dapat dimanfaatkan menjadi makanan yang berserat tinggi yang baik untuk pencernaan. Limbah-limbah anorganik, contohnya besi, aluminium, botol kaca, dan plastik dapat didaur ulang menjadi produk-produk baru. Besi tua dan aluminium dapat dilebur dijadikan bubur kemudian dicetak menjadi besi baja dan aluminium yang baru. Limbah-limbah plastik juga dapat dilebur dijadikan peralatan rumah tangga dan peralatan lain dari plastik.
2.      Tanpa Daur Ulang
Selain melalui daur ulang, sampah juga bisa langsung dimanfaatkan tanpa daur ulang. Contohnya adalah pemanfaatan ban-ban bekas yang dijadikan perabot ( meja, kursi, dan pot ), serbuk gergaji sebagai media\ penanaman jamur, botol, dan kaleng yang dapat digunakan untuk pot.

Simpulan
Berdasarkan kajian dan pembahasan tersebut diatas, dimana persoalan pecemaran terhadap lingkungan             sering kali muncul seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi. Berangkat dari uraian tersebut, maka ada beberapa hal yang dapat disimpulkan:
Udara merupakan zat yang tidak berwarna dan tidak berbau. Udara sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Udara selain mempunyai manfaat juga mempunyai dampak buruk bagi kehidupan manusia. Seiring perkembangan zaman dan pesatnya pembangunan di bumi, maka udara mulai tercemar. Pencemaran udara disebabkan oleh ulang manusia yang tidak mempertimbangkan ekosistem yang ada disekitarnya. Sumber pencemaran udara ada dua yaitu pencemaran primer dan pencemaran sekunder. Sumber pencemaran udara yang di sebabkan ulah manusia meliputi transportasi, industri, pembangkit listrik, pembakaran dan lain sebagainya. Akibat pencemaran tersebut memiliki dampak buruk bagi kesehatan manusia, tanaman, dan hewan. Pencemaran udara juga merusak lapisan ozon yang merupakan lapisan pelindung bumi dari radiasi ultraviolet matahari. Sehingga bumi menjadi panas atau disebut dengan globalwarming.
Tanah merupakan lapisan kulit bumi yang terluar yang terbentuk dari pelapukan batuan dan bahan organik yang hancur oleh proses alamiah. Melalui proses alamiah ini sangat bermanfaat untuk lahan pertanian. Akan tetapi ketika suatu zat beracun dan berbahaya telah mencemari permukaan tanah, maka tanah akan tercemar. Dampak pencemaran tanah dapat berpengaruh terhadap kesehatan manusia, akan tetapi bergantung dari polusinya. Penanganan pencemaran tanah yaitu melalui remidiasi dan bioremidiasi.
Air merupakan sumber alam yang terpinting untuk kehidupan, karna semua makhluk hidup sangat membutuhkan air. Akhir-akhir ini untuk mendapatkan air bersih sangatlah susah, karena pencemaran air tidak dapat dihindarkan baik pencemaran melalui rumah tangga maupun industri. Pencemaran air berdampak pula bagi hewan, tanaman, terutama manusia. Akibat pencemaran air tumbuhan akan mengalami ketidak suburan bahkan mati. Pencemaran air menyebabkan gatal-gatal pada kulit manusia, diare, dan lain sebagainya. Cara menanggulangi pencemaran dengan mengurangi membuang sampah pada aliran sungai, tidak membuang limbah ke perairan untunk irigasi perairan ke lahan pertanian.
Pencemaran suara merupakan hasil bunyi yang berasal dari alam dan buatan manusia, seperti suara transportasi, halilintar, radio dn lain sebagainya. Sehingga pencemaran suara ini dapat mengganggu makhluk hidup yang ada disekitarnya terutama manusia. Dampak dari pencemaran suara ini manusia bisa stres, gila, perubahan fungsi jantung, tekanan darah, dan lain sebagainya.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi pencemran lingkungan dapat dilakukan dengan administratif, edukatif dan teknologis.
Pencemaran lingkungan ada yang bisa bermanfaatkan bagi manusia dan ada yang dapat merugikan manusia.
Untuk mengetahui suatu lingkungan itu tercemar atau tidak dapat dilihat dari parameter kimia, biokimia, fisik dan biologi.
Limbah yang menyebabkan pencemaran lingkungan berupa organik dan anorganik. Sehingga limbah organik dan anorganik dapat bermanfaat bagi manusia, yaitu dengan cara daur ulang dan tanpa daur ulang.

Saran
          Untuk menjaga kelestarian lingkungan agar tidak tercemar sebaiknya manusia melakukan hal-hal sebagai berikut:
1.      Melakukan perlindungan hutan dengan cara antara lain: menebang hutan secara selektif, melakukan reboisasi, mencegah terjadinya kebakaran hutan, pangadaan taman nasional, dan lain-lain.
2.      Menggunakan pestisida dan pupuk sesuai dosis yang dianjurkan.
3.      Mengolah limbah sebelum dibuang ke sungai atau ke saluran air yang lain.
4.      Tidak membuang sampah sembarangan.
5.      Melakukan proses daur ulang untuk sampah yang bisa dimanfaatkan.





DAFTAR PUSTAKA


Aly, Abdullah dan Rahma Eny, 2003. Ilmu Alamiah Dasar, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Edukasi, Sentra, 2010. Macam-macam Pencemaran Lingkungan dan Upay,. Diakses 27 Januari 2012 dari www.sentra-edukasi.com.
Herabudin, 2010. Ilmu Alamiah Dasar, CV Pustaka Setia, Bandung.
Jasin, Maskoeri, 1995. Ilmu Alamiah Dasar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Waluyo, Lud, 2009. Mikro Biologi Lingkungan, UMM Pres, Malang.

No comments:

Post a Comment