Monday, October 28, 2013

SINTAKSIS


FUNGSI SINTAKSIS UNSUR-UNSUR KALIMAT
DALAM BAHASA INDONESIA
Oleh Suyono, M.M.Pd.

Unsur fungi kalimat dalam  bahasa Indonesia meliputi Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (Pel.), dan Keterangan (K). Kebereadaan unsur S dan P dalam kalimat menjadikan kalimat lengkap, sedangkan bila hadirnya S dan P diikuti O, hasilnya berupa kalimat sempurna. Berikut ini ciri-ciri unsur fungsi kalimat dalam bahasa Indonesia.

  1. Fungsi Subjek (S)
Ciri-ciri :
  1. Umumnya berupa nomina, frase nominal, atau klausa yang dibendakan
  2. Umumnya terletak di sebelah kiri predikat
  3. S pada kalimat aktif transitif akan menjadi pelengkap bila kalimat itu dipasifkan (Alwi, 1998: 327-- 328)

Menurut Gatot SusiloSumowijoyo,  ciri-ciri subjek meliputi:
  1. menjadi pokok pembicaraan (topik)
  2. terdiri atas kata benda
  3. dapat terletak sesudah P
  4. lebih sempit pengertiannya daripada P
  5. tidak dapat dijadikan bentuk tanya jika berupa kalimat verbal
  6. dapat berasal dari O penderita kalimat aktif
  7. dapat berasal dari O penerima kalimat aktif
  8. tidak diawali kata depan (preposisi)
  9. terletak di muka ialah,adalah, merupakan, yakni, yaitu, dan sama dengan.

  1. Fungsi Predikat (P)
Ciri-ciri:
  1. Pada kalimat sederhana berpola SP, P dapat berupa  sebagai berikut:
a.       frase nominal,
Ibuku seorang guru.
b.      frase numeral,
Kambingku dua ekor.
c.       frase verbal,
Ayah sedang bekerja.
d.      frase adjektival, dan
Ayahku sangat tampan.
e.       frase preposisional.
Kakakku ke Surabaya.
  1. Umumnya berua verbal
  2. Umumnya berupa frase yang berpartikel –lah (Alwi, 1998: 326—327)

Menurut Gatot SusiloSumowijoyo,  ciri-ciri predikat meliputi:
  1. memberitakan S
  2. terdiri atas kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan, kata depan, dan kata keterangan
  3. dapat terletak sebelum S berarti kalimat yang dihasilkan adalah kalimat infersi. Ciri utama kalimat S bisa diletakkan
Misalnya: Telah diumumkan bahwa hari ini ada Seminar Hasil di FKIP UNIM.
  1. lebih luas pengertiannya daripada S
  2. terletak sesudah ialah, adalah, merupakan, yaitu, yakni, dan sama dengan.
-           
-          Kalau ada perdikat yang berpartikel lah tidak ada objek.
Ia sama Ibunya.
  1. didahului kata bantu kata kerja sedang, akan, telah ,dsb. Ada yang menyebut keterangan aspek.
  2. didahului kata yang menyatakan tingkat perbandingan, tingkat perbandingan ada lebih..... dari pada, amat, sangat, agak,.
  3. didahului tidak, bukan, belum, jangan,
Misal: jangan bergerak! Kata ku!
  1. berpartikel –lah, -kah
misalnya          : Di mana adikmu.
                          Dimanakah adikmu?
                                    P          S        
                          Kakak pergi.
  Kakak pergikah?
  1. berupa kata tanya apa, siapa, mana, yang mana, dan di mana dalam kalimat tanya yang nominal.
Catatan Bila di depan (yang) berupa kata benda (yang) termasuk Predikat, bila di depat tidak ada yang berarti S
Contoh: Orang yang berbaju biru itu guruku.
                                    S                         P      
   Orang yang berbaju biru itu guruku.
      S                P          Pel         P
  Yang berbaju biru itu guruku.
            S                          P
  Yang berbaju biru itu guruku.
    S         P         Pel         P     

  1. Fungsi Objek (O)
Ciri-ciri:
  1. umumnya berupa nomina, frase nominal, atau klausa yang berbentuk benda yang meliputi yang, bahwa, tentang
  2. letaknya langsung setelah P yang berupa verba transitif  yang memiliki ciri utama berimbuhan me- dan dapat dipasifkan
  3. Objek kalimat aktif transitif menjadi subjek akibat pemasifan,
  4. Dapat berupa pronomina(kata ganti benda)  –nya (Alwi, 1998: 328—329)
Misal:
Temanku memasang bros di bajunya.
     S                 P          O         Kt
Temanku memasangnya dibajuku.
     S                 P          O         Kt
Ibu membeli sate.
S          P          O
Adik menghabiskannya.
  S        P                     O
Menurut Gatot SusiloSumowijoyo,  objek meliputi:
  1. O1 atau objek penderita
  2. O2 atau objek penerima
  3. O3 atau objek pelaku
  4. O4 atau objek berkata depan
  5. O5 atau objek semu (bisa ada/ tidak)
Contoh:
Pak lurah memberi hadiah kepada Pak RT.
      S             P            O                O2
Hadiah diberi Pak Lurah kepada Pak RT.
      S       P             O2                   O2
Seorang pemburu menembak harimau.
                                                      O1
Ayah membelikan adik mainan.
                                O2
Penjahat itu tidak terkejar oleh polisi.
                                                  O3
Kita berbicara tentang BI ragam baku.
                                          O4
Anak-anak bermain bola.
                                        O5

Dengan berbagai jenis objek tersebut akhirnya Gatot Susilo Sumowijoyo tidak mengenal pelengkap.

  1. Fungsi Pelengkap (Pel.)
Ciri-ciri pelengkap:
  1. berwujud frase nominal, frase verbal (kata yang berupa kata kerja), frase adjektival, frase preposisional, atau klausa.
-          Bapak berdagang sepeda motor. (Kata kerja intransitif) (frasa nominal)
-          Adik bercita-cita ingin jadi pilot. (frasa verbal)
-          Adik dikatakan sangat pintar. (frasa adjektival)
-          Anak itu berdiskusi tentang frase. (farase preposisional)
-          Presiden berpidato tentang permasalahan yang sedang dihadapi negara. (klausa)
Pel
  1. Berada langsung di belakang predikat jika tak ada objek dan di belakang objek bila unsur ini hadir. Menggunakan kalimat dwitransitif.
Paman membelikan adik baju baru.
    S             P               O         Pel
Kata kerja dwitransitif yaitu kata kerja aktif yang dapat diikuti oleh dua kata benda satu sebagai O dan satu sebagai Pel).
  1. Tak dapat menjadi subjek akibat pemasifan kalimat
  2. Tidak dapat diganti dengan –nya kecuali dalam kombinasi preposisi selain di, ke, dari, dan akan. (Alwi, 1998: 329)
Diana melakukan curhat dengan Naruto.
Diana melakukan curhat dengannya.

  1. Fungsi Keterangan (K)
Ciri-ciri keterangan:
  1. umumnya bersifat manasuka di depan, di belakang, dapat dengan mudah dipermutasikan
  2. umumnya berupa frase preposisional , frase adverbial (keterangan), atau klausa.
Ayah berangkat ke surabaya kemarin sore.
    S                                             F adverbia
Ayah kemarin sore berangkat ke surabaya.
Kemarin sore Ayah berangkat ke surabaya.
  1. Bila berupa klausa berarti keterangan untuk kalimat majemuk bertingkat/campuran karena keterangan yang berupa klausa merupakan anak kalimat. (Alwi, 1998: 330—332)
Fungsi K yang berupa klausa ditandai konjungtor subkoordintif.
Menurut Gatot SusiloSumowijoyo,  ciri-ciri keterangan  meliputi:
  1. menjelaskan kalimat (gagasan) pokok
  2. dapat dipindah-pindahkan
  3. dapat ditiadakan
Ibu pergi ke surabaya.
Ibu pergi.
  1. tidak dapat berdiri sendiri
  2. berjenis kata keterangan (adverba)
sore, pagi, malam, lusa.
  1. diawali kata sambung (konjungtor) ada yang merupakan kata depan dan kata penghubung.
Sejak tadi saya belajar.
  Kw           S      P
Sejak temanku mengajak ke perpustakaan saya belajar.
                        Kw                                          S      P

  1. diawali kata depan (preposisi)
Contoh :
Besok ia datang.
    K
Ia besok datang.
        K
Ia datang besok.
                   K
Ia datang. (K hilang)


Sudah bakukah kalimat-kalimat berikut ?
Data Kalimat:
  1. Demikian harap maklum.
  2. Bagaimana dengan prestasi Anda ?
  3. Mohon dibaca.
  4. Wajar bila banjir melanda Jakarta.
  5. Hal itu saya sudah katakan.
  6. Para pemenang sudah diberikan hadiah.
  7. Tanah ini akan dibangun industri.
  8. Informasi lengkap hubungi alamat ini !
  9. Untuk memecahkan masalah itu tidak mudah.
  10. Kepada para hadirin dipersilahkan berdiri.
  11. Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk.
  12. Dengan masuknya listrik ke desa meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
  13. Siapa menulis surat ini?
  14. Bertindak sebagai narasumber adalah para pakar.
  15. Ada dampak negatif musibah banjir, yaitu dua orang meninggal dan beberapa rumah hanyut.
  16. Sebab korupsi sudah membudaya di negeri ini.
  17. Sehingga masalah itu tidak   teratasi.
  18. Dengan harapan kita hidup damai.
  19. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes ?
  20. Cara menulisnya : tulislah dari bawah ke atas !

Selamat mencoba  !


No comments:

Post a Comment