Tuesday, October 29, 2013

PROSEDUR PENELITIAN


LANGSUNG:                       

                          Bawahlah dunia mereka (siswa) ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka merupakan  azas  utama pendekatan QT” (DePorter, 2003: 6). Azas utama inilah yang dipakai QT dalam merancang dan membangun setiap rancangan kurikulum dan setiap metode dan desain instruksional.

Pengaturan  ruang  kelas yang tidak "semua bicara", penataan bangku dan  kursi yang bermakna guru  sebagai pusat perhatian (Center Teacher) adalah hal  yang  biasa  dan  sering  kita  jumpai  di  sekolah-sekolah.  Hal ini seperti uraian Meier (2005: 112)  sebagai berikut:
                        Pengaturan ruang kelas abad ke-19 yang berupa jajaran meja-kursi dan gang-gang yang dingin sering menimbulkan sugesti negatif, yang mengingatkan orang akan pengalaman menyakitkan dan penghinaan yang mungkin pernah mereka alami dalam lingkungan serupa. Ruang kelas yang khas dapat menimbulkan sugesti resimentasi militer, kontrol yang berpusat pada guru, belajar yang mekanistis, kebosanan, pengurungan, dan belajar sebagai proses menyerap informasi orang lain dan bukannya menciptakan pengetahuan sendiri.



CTL memanfaatkan berbagai sumber pembelajaran, seting pembelajaran yang tidak melulu di dalam kelas, dan media apa saja untuk belajar. Prinsipnya, orang-orang dan benda-benda di sekitar siswa, semua  adalah media belajar. Sehingga, gambaran fisik kelas CTL seperti  berikut  ini:
                    … dinding kelas penuh dengan tempelan hasil karya siswa (tidak hanya gambar presiden dan wakil presiden saja). Dinding kelas penuh dengan gambar hasil karya siswa, peta (baik cetak maupun buatan siswa sendiri, artikel, gambar tokoh idola, puisi, komentar, foto tokoh, diagram-diagram, dan lain-lain. Setiap saat berubah. Bahkan lorong-lorong sekolah pun dapat dimanfaatkan. Akibatnya, kemana pun siswa pergi dikepung oleh informasi! Ciri kedua, kelas CTL adalah siswa siswa selalu ramai dan gembira dalam belajar. Kelas yang aktif bukan kelas yang sepi (Nurhadi, 2004: 151).

TIDAK LANGSUNG:
                          QT pada hakikatnya adalah bagaimana mengajar atau menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan. Turney (1973) dalam Mulyasa (2005: 69) mangatakan bahwa untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan delapan komponen keterampilan mengajar.

                        Berdasarkan pendekatannya, penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif karena sangat mendekati ciri dan karakteristik penelitian kualitatif. Sukmadinata (2005: 60) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif (Qualitative Research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, atau  aktivitas  sosial  seseorang secara individu maupun kelompok.  Penelitian kualitatif bersifat induktif : peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau  dibiarkan terbuka  untuk  interprestasi.  Kebanyakan penelitian  kualitatif  bersifat deskriptif sehingga hasilnya juga berupa deskripsi dan interprestasi.


                          Johnson dalam Nurhadi (2003: 12) menyatakan bahwa CTL merupakan  suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa dalam melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya, dan budayanya.  Untuk mencapai tujuan tersebut, sistem CTL akan menuntun siswa melalui  delapan komponen utama CTL. Kedelapan komponen utama CTL tersebut adalah: melakukan interaksi yang bermakna, mengerjakan pekerjaan yang berarti, mengatur cara belajar sendiri, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif, memelihara/ merawat pribadi siswa, mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan assesmen autentik.

                         

No comments:

Post a Comment