Sunday, October 27, 2013

struktur Novel 99 Hari di Prancis

Chairun Nisa' FKIP UNIM 2011
Struktur Novel
Novel merupakan karangan prosa yang mengandung rangkaian cerita rekaan, dan memiliki struktur yang kompleks. Oleh karena itu, untuk memahaminya novel tersebut harus dianalisis (Hill dalam Pradopo, 2010: 120). Menurut (Teww dalam Pradopo, 2010:141) bahwa analisis struktural ini merupakan prioritas pertama sebelum analisis yang lainnya.
Analisis struktural yang ada dalam novel 99 Hari di Prancis yang disingkat menjadi (99HP) diantaranya adalah sebagai berikut:
4.1.1 Masalah dan Tema
Tema yang merupakan salah satu unsur karya sastra merupakan makna yang dikandung dalam cerita (Stanton dan Kenny dalam Nurgiantoro, 2010: 67). Tema, dengan demikian dapat dipandang sebagai dasar cerita, gagasan dasar umum, sebuah karya novel (Nurgiantoro, 2010: 70)
Tema dapat ditemukan dengan cara menyimpulkan keseluruhan cerita. Namun tema tidak selalu bisa langsung ditemukan dengan menyimpulkan isi sebuah karya sastra, bisa jadi butuh pemahaman yang lebih lanjut dengan memberikan apresiasi atau penilaian terhadap karya sastra tersebut
Jadi, menurut berbagai penjelasan tersebut, dan setelah membaca novel yang berjudul 99 Hari di Prancis dengan teliti, tema yang terkandung dalamnya adalah religi. Karena tokoh utama perempuan dalam novel ini mengalami pegalaman menarik dan heroik selama 99 hari berada di negara Prancis. Yang dimaksud heroik dalam hal ini ialah sikap tokoh utama selalu memperjuangkan hidupnya di jalan Alloh, meskipun banyak rintangan yang membahayakan jiwanya juga kerap ia alami ia tetap berdoa, berusaha, dan tawakkal. Ia sadar bahwa Alloh mempunyai rencana yang terbaik bagi setiap umat-Nya.
Seperti yang diungkapkan Wiwid Prasetiyo, “Inilah sebuah novel menggetarkan tentang perjuangan soerang gadis yang memperbaiki nasibnya di negeri Prancis sekaligus mendapatkan hidayah dari 99 Asmaul Husna”.
Tema yang dapat dalam novel ini juga dapat dilihat dari berbagai macam masalah kehidupan tokoh utama yang cukup kompleks. Banyaknya masalah itu tampak pada perilaku dan percakapan antar tokoh cerita. Masalah tersebut tidak pernah berhenti, seperti kata seorang pujangga “mati satu tumbuh seribu”, selalu saja ada masalah-masalah baru yang muncul kembali. Namun ia tetap bersabar dan tawakkal kepada Alloh SWT.
Masalah yang pertama kesulitan mendapatkan pekerjaan di desa. Tokoh utama (Maria) yang terlahir di keluarga miskin, mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan saat ia baru lulus dari SMA. Alloh memberikan cobaan, tapi cobaan itu tidak akan diberikan kalau kepada hamba-Nya jika tidak bisa dijalani. Benar saja, tak lama tetangganya yang bernama Jafar merayunya dan menjanjikan kehidupan yang lebih baik jika ia mau bekerja di luar negeri. Hal tersebut sesuai dengan kutipan percakapan berikut.
... Kesulitan dan ketiadaan pekerjaan itu adalah uhian hidup dari Alloh. Ia sadari itu sejak dulu. Saat ia masih sekolah, ibunya selalu berkata, “Alangkah bersyukurnya kita diberikan cobaan, itu artinya kita hamba yang dipilih Alloh untuk mendapatkan surganya, jika kita mau menghadapinya dengan ikhlas.” (99HP, 2012: 19)

Di Prancis, Maria terjebak dalam dunia kelam negara tersebut. Tanpa diketahuinya, di Prancis ia dipekerjakan sebagai pengantar paket narkoba dan titempatkan di sebuah flat bersama dengan puluhan pelacur. Menurut Islam, keedua hal tersebut berhukum haram dan harus dijauhi dalam kehidupan. Hal tersebut terlihat dari kutipan berikut.
Ada perasaan ganjil saat Maria memasuki flat yang akan ditempatinya... Flat itu dihuni oleh puluhan wanita. Sebagian besar dari mereka adalah perokok. Asap rokok itu meliuk-liuk memenuhi ruangan, membuat dadanya sesak. Beberapa orang diantaranya dengan nakal mengepul-ngepulkan asapnya ke hidung Maria, membuat Maria semakin benci dengan suasana di tempat itu. (99HP, 2012: 19)

Tidak hanya itu, ternyata Maria harus melihat pembunuhan keji di depan matanya. Membunuh seseorang yang merupakan dosa besar dimata Alloh SWT, dengan mudahnya dilakukan untuk memyembunyikan bisnis haram agar tidak terendus oleh orang lain dan Pihak berwajib (Polisi). Padahal, kesalahan sedikit apapun pasti akan diketahui oleh-Nya. Seperti terlihat dari kutipan berikut.
“Aku tidak peduli, Robert, yang penting Belle Ann mati, dan aku bisa terus menjalankan roda bisnisku.”
“Tidak bisa begitu, Le Pere. Andaikan tiap-tiap pekerjaan yang kau lakukan selalu meninggalkan jejak buruk, perlahan-lahan penyamaranmu akan ketahuan, Le Pere,” kritik Robert. (99HP, 2012: 73)

Namun Alloh Yang Maha Kuasa tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Ia akan selalu merencanakan takdir yang indah kepada siapapun yang mau berusaha dan berdoa. Terlebih untuk membantu sesama yang sedang mengalami kesulitan. Seperti kutipan berikut ini.
Mereka tidak percaya kalau tangan-tangan Tuhan ikut bekerja. Ia ikut menentukan nasibnya melelui kehendak-Nya emata. Alloh tak hanya melihat tindakan luar Maria, tetapi juga hati dan perasaan yang tulus untuk “adik” tercinta. Namun, semua tindakan Alloh itu sama sekali tidak terlintas dalam benak teman-teman Maria di Kafe Regeny. ...”

Masalah tidak hanya berhenti disitu, Prancis yang dikenal sebagai negara kafir, dengan keimanan dan akhlak Maria. Masyarakatnya banyak yang berganti keyakinan menjadi seorang muslim. Salah satunya seperti kutipan berikut.
Alangkah kagetnya Le Pere Hasan dan Maria ketika mereka bertemu dengan Le Pere Solomon, Le Pere Solomon mengatakan ingin masuk islam. Ia kaguum dengan akhlak mereka. (99HP, 2012: 462)

Dari kutipan-kutipan diatas terlihat rangkaian permasalahan yang dialami tokoh utama menjalin sebuah cerita yang membentuk kesatuan tema religius. Yakni ketabahan dan keikhlasan seorang wanita dalam menjalani setiap permasalahan hidup.

No comments:

Post a Comment