Monday, November 4, 2013

MACAM-MACAM MAJAS


MACAM-MACAM MAJAS
Oleh: M. Syamsun

Macam – macam majas antara lain:
1.        Majas Perbandingan
a.                   Personifikasi
b.                  Simile/perumpamaan
c.                   Metafora
d.                  Alegori
e.                   Dipersonikasi
2.        Majas Pertentangan
a.                 Hiperbola                                      h.  Klimak
b.                Litotes                                                       i.  Anti Klimak
c.                 Antonomasia                                             j. Pleonasme
d.                Oksimoron                                                k. Sinisme
e.                 Paradoks                                       l. Sarkasme
f.                 Zeugma                                         m. ironi
g.                Paralipsis                                       n. Antitesis
3.        Majas Pertautan                         4. Majas Perulangan
a.                 Metonimia                                       a. Aliterasi
b.                Sinedoks                                         b. antanaklasis
c.                 Alusio                                                          c. kiasmus
d.                Euvimisme                                                  d. repetisi
e.                 Elipsis
f.                 Inversi
g.                Gradasi
KETERANGAN
1.      Majas Perbandingan
1.1  Personifikasi/penginsanan
Yaitu membandingkan sesuatu/benda bukan manusia dengan menggambarkan memperlakukannya seperti manusia. Atau majas yang melekatkan sifat-sifat insan kepada  barang-barang yang tidak bernyawa dan tidak yang berabstrak/ tidak berwujud.
Contoh:
1.     Ombak berkejar–kejaran sesekali memukul karang di pantai sehingga menimbulkan suara gemuruh, sementara itu daun–daun nyiur melambai–lambai ditiup angin dan awan, di langit berarak–arakan mengikuti arah angin, alangkah indahnya suasana di tepi pantai itu.
1.2     Majas Simile/perumpamaan/asosiasi
Yaitu perbandingan dua hal yang berlainan tetapi dianggap sama. Majas perumpamaan sering di tandai oleh kata pembanding: seperti, sebagai, ibarat, bak, laksana, umpama, dan sejenisnya.
Contoh:
a.       Kecantikan bintang film itu Laksana bulan purnama
b.      Kalau sekali berkata sanggup, harus melaksanakan, jangan lalu tidak sanggup, pendiriannya seperti air di daun talas saja.
1.3 Majas Metafora
Yaitu perbandingan antara dua hal yang dianggap memiliki persamaan sifat secara tersimpan (implisit). Dalam metafora tidak digunakan kata–kata pembandingan, jadi merupakan perbandingan secara langsung.
Contoh:
a.                           Dewi malam telah muncul dari peraduannya (bulan)
b.  Sebagai genarasi muda sepantasnyalah kita ikut mengisi kemerdekaan, jangan hanya menjadi sampah masyarakat (orang tak berguna)
1.4     Majas Alegori
Yaitu perbandingan yang dilukiskan dalam sebuah lukisan pendek. Jadi alegori merupakan cerita dengan menggunakan lambang/kiasan. Alegori dapat berbentuk prosa.
Contoh:
Kata kumbang dan bunga dalam lukisan di bawah ini.
Bunga yang ditanamnya telah berkembang dan baunya semerbak ke sekeliling tempat itu. Maka, kumbang–kumbang berdengung–dengung mengelilinginya hendak menawarkan diri.
Alegori terdapat pada: Fabel dan parabel
Fabel adalah : sejenis alegori yang di dalamnya binatang-binatang bicara dan bertingkah laku seperti manusia.
Jadi, fabel adalah jenis cerita pendek atau dongeng rakyat yang berfaedah (berisi pendidikan moral) yang berasal dari kehidupan binatang yang bertindak selaku dan berbicara  seperti  manusia.
Parabel adalah : cerita yang berkaitan dengan kitab suci.
Merupakan alegori  singkat yang mengandung pendidikan pengajaran moral dan kebenaran.
Parabel merupakan metafora yang diperluas, yang rentang panjangkan, jadi parabel adalah cerita singkat yang mengemukakan masalah moral.
Contoh :
Fabel      (A) yang berperan binatang dan mengenai kehidupan sehari–hari.
Parabel (A) yang berperan manusia dan mengenai kebenaran moral dan kejiwaan.
Fabel      (B) mengemukakan masalah sederhana.
Parabel (B) menjelaskan gagasan-gagasan yang sulit dan gaib dengan cara yang  mudah di pahami.
1.5     Majas dipersonifikasi
Majas yang melekatkan sifat-sifat benda kepada manusia.
Depersonifikasi kebalikan dari personifikasi.
Contoh :
1.    Kalau adik menjadi perahunya, aku menjadi pelabuhannya.
2.    Seandainya kamu bunganya, aku adalah tangkainya.
3.    Bila engkau bulannya, dia bintangnya.

2.                             Majas pertentangan dapat dibedakan :
1.         Hiperbola                  10. Zeugma
2.         Litotes                       11. Anti tesis
3.         Ironi                          12. Sarkasme
4.         Antonomasia 13. Sinisme (sindiran lebih kasar dari ironi)
5.         Oksimoron                14. Klimak
6.         Paradoks                   15. Anti klimak
7.         Kontradiksi               16. Pleonasme
8.         Paralipsis
9.         Paranomasia
Keterangan
2.1   Majas Hiperbola
Pengungkapan sesuatu secara berlebih-lebihan atau dibesar-besarkan dari kenyataan yang sebenarnya, baik jumlah, ukuran dan sifatnya.
Contoh :
1.    Kurus kering tiada daya kekurangan pangan (kelaparan), (menunjukkan sifat)
2.    Membanting tulang, memeras keringat (bekerja keras), (menunjukkan sifat)
3.    sekompi (berjumlah banyak )
4.    berlimpah ruah (jumlah banyak)
5.    terkejut setengah mati (menunjukkan sifat)
6.    menegakkan bulu roma (menunjukkan sifat)
7.    berlumbung-lumbung (menunjukkan jumlah)

Contoh dalam kalimat :
1.        Ia memang orang yang rajin bekerja, tiap ari ia bekerja keras membanting tulang memeras keringat, untuk menghidupi keluarga yang berjumlah sekompi itu, tetapi hasilnya masih jauh dari mencukupi.
2.        Suara tabrakan di jalan raya itu bagaikan geledek, lalu berbondong-bondonglah orang membanjiri tempat itu, darah para korban keluar mengalir menganak sungai, sungguh suatu kejadian yang tragis selama ini.
2.2         Litotes
Majas yang mengungkapkan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti dengan yang dimaksud sebenarnya, dengan tujuan merendahkan diri. Majas Litotes merupakan lawan dari Hiperbola.
Contoh :
1.        Kalau kita jadi bertamasya ke Borobudur, pulangnya dapat singgah di gubuk kami, jaraknya tak seberapa jauh dari jalan menuju ke sana, akan tetapi, maaf kami tak dapat menyediakan apa-apa, sekedar air untuk membasahi tenggorokan saja.
2.        Tentu saja karangan saya ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, semua kritik dan saran akan saya terima dengan senang hati.
3.        Gagasan guru kami mengenai pengajaran bahasa sama sekali bukan khayalan yang tidak bisa dilaksanakan (kenyataan).
4.        Anak itu sama sekali tidak bodoh (pandai).
5.        Susi Susanti  bukan pemain jalanan (prestasi).
2.3    Majas Ironi
Majas yang merupakan sindiran dengan mengatakan kebalikan dari keadaan yang sebenarnya. Atau majas yang mengatakan makna yang bertentangan dengan maksud berolok-olok.
Makna itu dapat dicapai dengan mengemukakan :
1.        Makna yang berlawanan dengan makna yang sebenarnya.
2.        Ketaksesuaian antara suasana yang diketengahkan dan kenyataan yang mendasarinya.
3.        Ketidak sesuaian antara harapan dan kenyataan.
Contoh :
1.        Seorang siswa kelas III datang terlambat masuk kelas waktu itu guru Bahasa Indonesia sedang membimbing anak-anak mengerjakan tugas, “ Selamat Pagi Joni?” kata Pak Guru, “ Rupanya pagi benar engkau berangkat dari rumah”.
2.        Ketika melihat rapor putranya banyak angka merahnya, ayahnya berkata, “Aduh, bagus benar angka rapormu, memang kau anak yang rajin belajar!”.
3.        Seorang guru berkata kepada siswanya yang sering tidak masuk sekolah, “Bukan main rajinmu, sudah seminggu kamu bolos bulan ini”.
2.4    Antonomasia
Penyebutan terhadap seseorang berdasarkan ciri khusus yang dimilikinya.
Contoh :
a. Sssss, lihat ! si Cerewet datang ! Kalian tidak perlu bertanya macam-macam , biar si Gendut saja yang menghadapinya.
b. Kemarin saya lihat si Kacamata hitam itu keluar bersama-sama dengan si Kribo dan si Pesek, benar tidak?
2.5    Oksimoron
Yaitu pengungkapan yang mengandung pendirian/pendapat terhadap sesuatu yang mengandung hal-hal yang bertentangan.
Contoh :
a. Memang benar bahwa musyawarah itu merupakan wadah untuk mencapai kesepakatan, namun tidak jarang menjadi wadah pertentangan para pesertanya.
b. Siaran radio dapat dipakai untuk sarana persatuan dan kesatuan, tetapi juga sebagai alat untuk memecah-belah suatu kelompok masyarakat atau bangsa
c.         Olahraga mendaki bukit memang menarik, tercapai juga sangat berbahaya.
2.6  Majas Paradoks
Pengungkapan terhadap sesuatu kanyataan yang seolah-olah bertentangan, tetapi mengandung kebenaran.
Contoh :
a. Memang hidupnya mewah, mempunyai mobil, rumahnya besar, tetapi tidak berbahagia, tidak tahu mengapa, mungkin karena banyak urusan dunia.
b. Walaupun ia tinggal di kota besar, kota metropolitan, hiburan ada dimana-mana, ia bercerita kepadaku katanya kesepian.
2.7 Majas Kontradiksi
Pengungkapan yang memperlihatkan pertentangan yang sudah dikatakan semula lebih dahulu sebagai pengecualian.
Contoh :
a. Sebenarnya semua saudaranya yang dulu pandai-pandai, hanya dia sendiri yang bodoh, mungkin saja karena malasnya.
b. Malam itu gelap gulita, hanya kerlap-kerlip kunang-kunang yang sebentar nampak dan sebentar hilang.
c.    Ia nampak berfikir, tapi tak jarang ia melamun juga.
2.8 Majas Paronomasia
Majas yang berisi pejajaran kata-kata yang berbunyi sama tetapi berbeda maknanya.
Contoh :
a. Bantuan ini kami terima sebagai bantuan yang sangat berharga.(roda-sumbangan)
b. Novi sedang mengukur kepalanya yang gatal, setelah itu ia meneruskan  pekerjaannya mengukur kain yang akan dibuat baju.(menggaruk-panjang lebar)
c.   Di gang-gang papan lantai kamar mandi itu tumbuh ganggang hijau yang sangat licin.(tempat sempit/lobang sempit-sejenis tumbuhan)
d.  Awas bisa ini bisa membahayakan kesehatan kita.(racun-dapat)
2.9  Majas Paralipsis
Majas  yang dipergunakan untuk sarana menerangkan apa yang tersirat dalam kalimat itu sendiri.
Contoh :
a. Semoga nenek mendengarkan permintaan kalian (maaf) bukan maksud menolaknya.
b. Biarlah masyarakat mendengar wasiat tersebut, yang (maafkan saya) saya maksud bukan membacanya.
c.    Pak guru sering memuji kelas XII MA Plus, yang (maafkan saya) saya maksud memarahinya.
2.10 Majas Antitesis
Majas yang berisi perbandingan antara dua perkataan yang maknanya bertentangan.
Contoh :
1.        Air susu dibalas dengan air tuba.
2.        Dia bergembira di atas bangkai orang lain.
3.        Dia bergembira ria atas kegagalan dalam ujian itu.
4.        Pada saat kami berduka cita atas kematian ayahku. Mereka menyambutnya dengan kegembiraan tiada tara.
5.        Di tengah keramaian kota ini, hatinya sepi.
6.        Justru kecantikan gadis itulah yang membuatnya sengsara, bukan senang.
2.11 Sarkasme
Adalah majas sindiran yang tegas/keras
Contoh:
1.    Hai babi, pergi  kau dari sini!.
2.    Muak aku mendengar kata-katamu itu.
2.12. pleonasme
Adalah majas yang dipakai untuk menegaskan kata yang sebenarnya tidak perlu.
Contoh:
1.    Bola bulat itu bergulir ke gawang.
2.    Sesudah itu ia pun menengadah ke atas.
3.    Ia menendang dengan kaki.
2.13. Klimak Naik
Adalah majas yang menyebutkan sifat-sifat yang makin lama makin mengeras atau meninggi.
Contoh:
1.      Jangankan hartaku, ragaku, jiwaku pun kupertaruhkan demi kemerdekaan bangsa dan negara.
2.      Mulai anak kecil, pemuda, dewasa , bahkan orang tua pun ikut berbondong-bondong ingin menyaksikan kejadian alam ini daerah Trowulan, kabupaten Mojokerto.
2.14. Klimak menurun ( anti klimak)
Adalah majas yang menyebutkan makin lama makin menurun atau berkurang.
Contoh:
1.      Gedung-gedung, rumah-rumah, gubuk-gubuk semuanya sedang dikapur.
2.      Bukan seribu rupiah, seratus atau lima puluh rupiah, tetapi hanya sepuluh rupiah harganya.
3. Majas Pertautan dapat dibedakan menjadi :
3.1 Metonimia
3.2   Sinekdok
3.3   Alusio
3.4   Eufimisme
3.5   Elipsis
3.6   Inversi
3.7   Gradasi
Keterangan
3.1  Metonimia adalah :
Majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang atau hal sebagai pengganti kata yang sebenarnya.
Contoh :
1.    Ratna memang anak yang gemar membaca, ia pernah membaca Habiburrahman, Andrea Hirata, dan sebagainya, dia tidak puas kalau hanya membaca Sutan Takdir Alisyabana, Mohtar Lubis, Iwan Simatupang, dan Putu Wijaya.
2.    Memang kadang-kadang pena lebih tajam dari pada pedang.
3.    Kalau Indah ke warung, tolong belikan saya jarum.
4.    Ia naik garuda setiap pulang dari Timut Tengah.
3.2    Majas Sinekdok
       Majas penyebutan nama bagian untuk maksud keseluruhan atau menyebutkan nama keseluruhan untuk sebagian.
Contoh :
1.    Jauh-jauh telah kelihatan berpuluh-puluh layar di sekitar pelabuahan itu.
2.    Selama ini kemana saja kau, sudah lama tak nampak batang hidungmu.
3.    Untuk biaya perkemahan kita tanggung bersama, tiap kepala dikenakan iuran sebesar Rp. 3000,-
Majas sinekdok dapat dibedakan menjadi dua bagian antara lain:
a.       Pars prototo adalah : penyebutan sebagian untuk maksud keseluruhan.
b.      Totempro parte adalah : majas penyebutan keseluruhan untuk sebagian saja.
Keterangan Pars prototo :
a.                   Layar : merupakan bagian dari perahu
b.                  Batang hidung : merupakan bagian dari diri seseorang
c.                   Kepala : merupakan bagian dari tubuh seseorang dan kata itu digunakan untuk menggantikan kata anak / orang
Contoh Totem proparte :
a.                   Dalam pertandingan tahun lalu Indonesia dapat meraih medali emas.
b.                  Dlam musim kompetisi yang lalu, kita belum apa-apa akan tetapi, dalam tahun ini sekolah kita harus tampil sebagai juara satu, setuju!
Keterangan
Totemproparte
a.                   Kata Indonesia menggantikan pemain Indonesia.
b.                  Frase sekolah kita untuk menyebutkan pemain sekolah kita.
4.        Majas Perulangan
4.1    Aliterasi
Majas yang memanfaatkan purwakanti / kata–kata yang permulaannya sama bunyinya.
Contoh :
1.                            Dara dambaku daku
2.                            Datang dari danau
3.                            Kalau kanda kala kacau
4.                            Biar bibir biduan bicara
5.                            Sayang sesama sayang semua?
6.                            Bukan beta bijak berperi
4.2     Antanaklasis
Majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda, atau majas yang mengandung ulangan kata yang berhomonim.
Contoh :
1.                            Saya membawa buah tangan untuk buah hatiku.
2.                            Karena buah penanya itu dia menjadi buah bibir masyarakat.
4.3     Majas Kiasmus
Majas yang berisikan perulangan atau repetisi dan sekaligus pula merupakan inversi hubungan antara dua kata dalam satu kalimat.
Contoh :
1.         Yang kaya merasa miskin, sedangkan yang miskin merasa dirinya kaya.
2.         Sudah biasa, yang pintar mengatakan bodoh, tetapi yang bodoh merasa dirinya pintar.
3.                            Apa yang terjadi kalau pria berlagak wanita, dan wanita berlagak pria.
4.                            Aduh, orang desa berlagak kota, dan orang kota berlagak orang desa.

4.3     Majas Repetisi
Majas yang mengandung perulangan berkali-kali kata atau kelompok kata yang sama.
Contoh :
1.    Selamat datang pahlawanku, selamat datang kekasihku.
2.    Selamat datang pujaanku, selamat datang jantung hatiku kami merasa bahagia.

MAJAS SELAIN DI ATAS (belum selesai)
1.        Koreksio
Adalah majas yang dipakai untuk membetulkan kesalahan yang disebutkan sebelumnya. Gunanya untuk menarik perhatian orang.
Contoh:
1.      Dia adikku, eh bukan, hanya kawan biasa.
2.      Rika berbaju merah, eh bukan, berbaju hijau.S
3.         Ayah sedang tidur, eh, tidak, sedang membaca majalah.

No comments:

Post a Comment