MACAM-MACAM MAJAS
Oleh: M. Syamsun
Macam – macam
majas antara lain:
1.
Majas Perbandingan
a.
Personifikasi
b.
Simile/perumpamaan
c.
Metafora
d.
Alegori
e.
Dipersonikasi
2.
Majas Pertentangan
a.
Hiperbola h. Klimak
b.
Litotes i.
Anti Klimak
c.
Antonomasia j. Pleonasme
d.
Oksimoron k. Sinisme
e.
Paradoks l.
Sarkasme
f.
Zeugma m.
ironi
g.
Paralipsis n. Antitesis
3.
Majas Pertautan 4.
Majas Perulangan
a.
Metonimia a. Aliterasi
b.
Sinedoks
b. antanaklasis
c.
Alusio
c. kiasmus
d.
Euvimisme
d. repetisi
e.
Elipsis
f.
Inversi
g.
Gradasi
KETERANGAN
1. Majas
Perbandingan
1.1 Personifikasi/penginsanan
Yaitu
membandingkan sesuatu/benda bukan manusia dengan menggambarkan memperlakukannya
seperti manusia. Atau majas yang melekatkan sifat-sifat insan kepada barang-barang yang tidak bernyawa dan tidak
yang berabstrak/ tidak berwujud.
Contoh:
1. Ombak
berkejar–kejaran sesekali memukul
karang di pantai sehingga menimbulkan suara gemuruh, sementara itu daun–daun
nyiur melambai–lambai ditiup angin
dan awan, di langit berarak–arakan
mengikuti arah angin, alangkah indahnya suasana di tepi pantai itu.
1.2
Majas Simile/perumpamaan/asosiasi
Yaitu
perbandingan dua hal yang berlainan tetapi dianggap sama. Majas perumpamaan
sering di tandai oleh kata pembanding: seperti, sebagai, ibarat, bak, laksana,
umpama, dan sejenisnya.
Contoh:
a. Kecantikan
bintang film itu Laksana bulan purnama
b. Kalau
sekali berkata sanggup, harus melaksanakan, jangan lalu tidak sanggup,
pendiriannya seperti air di daun talas saja.
1.3 Majas Metafora
Yaitu
perbandingan antara dua hal yang dianggap memiliki persamaan sifat secara
tersimpan (implisit). Dalam metafora tidak digunakan kata–kata pembandingan,
jadi merupakan perbandingan secara langsung.
Contoh:
a.
Dewi malam
telah muncul dari peraduannya (bulan)
b. Sebagai
genarasi muda sepantasnyalah kita ikut mengisi kemerdekaan, jangan hanya
menjadi sampah masyarakat (orang tak berguna)
1.4
Majas Alegori
Yaitu
perbandingan yang dilukiskan dalam sebuah lukisan pendek. Jadi alegori
merupakan cerita dengan menggunakan lambang/kiasan. Alegori dapat berbentuk
prosa.
Contoh:
Kata kumbang dan
bunga dalam lukisan di bawah ini.
Bunga
yang
ditanamnya telah berkembang dan baunya semerbak ke sekeliling tempat itu. Maka,
kumbang–kumbang berdengung–dengung
mengelilinginya hendak menawarkan diri.
Alegori
terdapat pada: Fabel dan parabel
Fabel adalah
: sejenis alegori yang di dalamnya binatang-binatang bicara dan bertingkah laku
seperti manusia.
Jadi, fabel adalah jenis cerita pendek atau dongeng rakyat yang berfaedah
(berisi pendidikan moral) yang berasal dari kehidupan binatang yang bertindak
selaku dan berbicara seperti manusia.
Parabel
adalah
: cerita yang berkaitan dengan kitab suci.
Merupakan alegori singkat yang mengandung pendidikan pengajaran
moral dan kebenaran.
Parabel
merupakan
metafora yang diperluas, yang rentang panjangkan, jadi parabel adalah cerita
singkat yang mengemukakan masalah moral.
Contoh
:
Fabel (A)
yang berperan binatang dan mengenai kehidupan sehari–hari.
Parabel
(A) yang berperan manusia dan mengenai kebenaran moral dan kejiwaan.
Fabel
(B) mengemukakan masalah sederhana.
Parabel
(B) menjelaskan gagasan-gagasan yang sulit dan gaib dengan cara yang mudah di pahami.
1.5
Majas dipersonifikasi
Majas
yang melekatkan sifat-sifat benda kepada manusia.
Depersonifikasi
kebalikan dari personifikasi.
Contoh
:
1. Kalau
adik menjadi perahunya, aku menjadi pelabuhannya.
2. Seandainya
kamu bunganya, aku adalah tangkainya.
3.
Bila engkau bulannya, dia bintangnya.
2.
Majas pertentangan dapat dibedakan
:
1.
Hiperbola 10. Zeugma
2.
Litotes 11.
Anti tesis
3.
Ironi 12.
Sarkasme
4.
Antonomasia 13. Sinisme (sindiran
lebih kasar dari ironi)
5.
Oksimoron 14. Klimak
6.
Paradoks
15. Anti klimak
7.
Kontradiksi 16. Pleonasme
8.
Paralipsis
9.
Paranomasia
Keterangan
2.1 Majas Hiperbola
Pengungkapan
sesuatu secara berlebih-lebihan atau dibesar-besarkan dari kenyataan yang
sebenarnya, baik jumlah, ukuran dan sifatnya.
Contoh
:
1. Kurus
kering tiada daya kekurangan pangan (kelaparan), (menunjukkan
sifat)
2. Membanting
tulang, memeras keringat
(bekerja keras), (menunjukkan sifat)
3. sekompi
(berjumlah banyak )
4. berlimpah
ruah (jumlah banyak)
5. terkejut
setengah mati (menunjukkan sifat)
6. menegakkan
bulu roma (menunjukkan sifat)
7. berlumbung-lumbung
(menunjukkan jumlah)
Contoh
dalam kalimat :
1.
Ia memang orang yang rajin bekerja, tiap
ari ia bekerja keras membanting tulang memeras keringat,
untuk menghidupi keluarga yang berjumlah sekompi itu, tetapi hasilnya masih
jauh dari mencukupi.
2.
Suara tabrakan di jalan raya itu bagaikan
geledek, lalu berbondong-bondonglah
orang membanjiri tempat itu, darah
para korban keluar mengalir menganak sungai, sungguh
suatu kejadian yang tragis selama ini.
2.2
Litotes
Majas yang
mengungkapkan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti dengan yang
dimaksud sebenarnya, dengan tujuan merendahkan
diri. Majas Litotes merupakan lawan dari Hiperbola.
Contoh
:
1.
Kalau kita jadi bertamasya ke
Borobudur, pulangnya dapat singgah di gubuk kami, jaraknya tak
seberapa jauh dari jalan menuju ke sana, akan tetapi, maaf kami tak dapat
menyediakan apa-apa, sekedar air untuk membasahi tenggorokan saja.
2.
Tentu saja
karangan saya ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, semua kritik dan saran akan saya
terima dengan senang hati.
3.
Gagasan guru kami mengenai pengajaran
bahasa sama sekali bukan khayalan yang tidak bisa dilaksanakan (kenyataan).
4.
Anak itu sama sekali tidak bodoh
(pandai).
5.
Susi Susanti bukan pemain jalanan (prestasi).
2.3
Majas
Ironi
Majas
yang merupakan sindiran dengan mengatakan kebalikan dari keadaan yang
sebenarnya. Atau majas yang mengatakan makna yang bertentangan dengan maksud berolok-olok.
Makna
itu dapat dicapai dengan mengemukakan :
1.
Makna yang berlawanan dengan makna yang
sebenarnya.
2.
Ketaksesuaian antara suasana yang
diketengahkan dan kenyataan yang mendasarinya.
3.
Ketidak sesuaian antara harapan dan
kenyataan.
Contoh
:
1.
Seorang siswa kelas III datang terlambat
masuk kelas waktu itu guru Bahasa Indonesia sedang membimbing anak-anak
mengerjakan tugas, “ Selamat Pagi Joni?” kata Pak Guru, “ Rupanya pagi benar
engkau berangkat dari rumah”.
2.
Ketika melihat rapor putranya banyak
angka merahnya, ayahnya berkata, “Aduh, bagus benar angka rapormu, memang kau
anak yang rajin belajar!”.
3.
Seorang guru berkata kepada siswanya
yang sering tidak masuk sekolah, “Bukan main rajinmu, sudah seminggu kamu bolos
bulan ini”.
2.4
Antonomasia
Penyebutan terhadap seseorang berdasarkan ciri khusus yang
dimilikinya.
Contoh :
a.
Sssss, lihat ! si Cerewet datang ! Kalian tidak perlu bertanya
macam-macam , biar si Gendut saja yang menghadapinya.
b.
Kemarin saya lihat si Kacamata hitam itu keluar bersama-sama dengan si Kribo dan si Pesek, benar tidak?
2.5
Oksimoron
Yaitu pengungkapan
yang mengandung pendirian/pendapat terhadap sesuatu yang mengandung hal-hal
yang bertentangan.
Contoh :
a. Memang benar bahwa musyawarah itu merupakan wadah
untuk mencapai kesepakatan, namun tidak jarang menjadi wadah
pertentangan para pesertanya.
b. Siaran radio dapat dipakai untuk sarana persatuan dan kesatuan, tetapi juga sebagai alat untuk memecah-belah
suatu kelompok masyarakat atau bangsa
c.
Olahraga mendaki bukit memang menarik, tercapai
juga sangat berbahaya.
2.6
Majas Paradoks
Pengungkapan
terhadap sesuatu kanyataan yang seolah-olah bertentangan, tetapi mengandung
kebenaran.
Contoh :
a.
Memang hidupnya mewah, mempunyai mobil, rumahnya besar, tetapi tidak berbahagia,
tidak tahu mengapa, mungkin karena banyak urusan dunia.
b.
Walaupun ia tinggal di kota besar, kota metropolitan, hiburan ada
dimana-mana, ia bercerita kepadaku katanya kesepian.
2.7 Majas
Kontradiksi
Pengungkapan yang
memperlihatkan pertentangan yang sudah dikatakan semula lebih dahulu sebagai
pengecualian.
Contoh :
a.
Sebenarnya semua saudaranya yang dulu pandai-pandai, hanya dia sendiri
yang bodoh, mungkin saja karena malasnya.
b. Malam
itu gelap gulita, hanya kerlap-kerlip kunang-kunang
yang sebentar nampak dan sebentar hilang.
c.
Ia nampak berfikir, tapi tak jarang ia melamun
juga.
2.8 Majas
Paronomasia
Majas yang berisi
pejajaran kata-kata yang berbunyi sama tetapi berbeda maknanya.
Contoh :
a.
Bantuan
ini kami terima sebagai bantuan yang sangat berharga.(roda-sumbangan)
b. Novi sedang mengukur kepalanya yang gatal,
setelah itu ia meneruskan pekerjaannya mengukur
kain yang akan dibuat baju.(menggaruk-panjang lebar)
c.
Di gang-gang papan lantai kamar mandi itu tumbuh ganggang hijau
yang sangat licin.(tempat sempit/lobang sempit-sejenis tumbuhan)
d. Awas bisa ini bisa membahayakan
kesehatan kita.(racun-dapat)
2.9
Majas Paralipsis
Majas yang dipergunakan untuk sarana menerangkan
apa yang tersirat dalam kalimat itu sendiri.
Contoh :
a.
Semoga nenek mendengarkan permintaan kalian (maaf) bukan maksud menolaknya.
b.
Biarlah masyarakat mendengar wasiat tersebut, yang
(maafkan saya) saya maksud bukan membacanya.
c.
Pak guru sering memuji kelas XII MA Plus, yang
(maafkan saya) saya maksud memarahinya.
2.10
Majas Antitesis
Majas yang
berisi perbandingan antara dua perkataan yang maknanya bertentangan.
Contoh :
1.
Air susu
dibalas dengan air tuba.
2.
Dia bergembira di atas bangkai
orang lain.
3.
Dia bergembira ria atas kegagalan
dalam ujian itu.
4.
Pada saat kami berduka cita atas
kematian ayahku. Mereka menyambutnya dengan kegembiraan tiada tara.
5.
Di tengah keramaian kota ini,
hatinya sepi.
6.
Justru kecantikan gadis itulah
yang membuatnya sengsara, bukan senang.
2.11 Sarkasme
Adalah majas sindiran yang tegas/keras
Contoh:
1. Hai babi, pergi kau
dari sini!.
2. Muak aku mendengar kata-katamu itu.
2.12. pleonasme
Adalah majas yang dipakai
untuk menegaskan kata yang sebenarnya tidak perlu.
Contoh:
1. Bola bulat itu bergulir ke
gawang.
2. Sesudah itu ia pun menengadah ke atas.
3. Ia menendang dengan kaki.
2.13. Klimak Naik
Adalah majas yang
menyebutkan sifat-sifat yang makin lama makin mengeras atau meninggi.
Contoh:
1.
Jangankan hartaku, ragaku,
jiwaku pun kupertaruhkan demi kemerdekaan bangsa dan negara.
2.
Mulai anak kecil, pemuda,
dewasa , bahkan orang tua pun ikut berbondong-bondong ingin menyaksikan
kejadian alam ini daerah Trowulan, kabupaten Mojokerto.
2.14. Klimak menurun ( anti klimak)
Adalah majas yang
menyebutkan makin lama makin menurun atau berkurang.
Contoh:
1.
Gedung-gedung, rumah-rumah,
gubuk-gubuk semuanya sedang dikapur.
2.
Bukan seribu rupiah, seratus
atau lima puluh rupiah, tetapi hanya sepuluh rupiah harganya.
3.
Majas Pertautan dapat dibedakan menjadi :
3.1
Metonimia
3.2 Sinekdok
3.3 Alusio
3.4 Eufimisme
3.5 Elipsis
3.6 Inversi
3.7 Gradasi
Keterangan
3.1 Metonimia
adalah
:
Majas yang
memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang atau hal
sebagai pengganti kata yang sebenarnya.
Contoh :
1.
Ratna memang anak yang gemar
membaca, ia pernah membaca Habiburrahman,
Andrea Hirata, dan sebagainya, dia tidak puas kalau
hanya membaca Sutan Takdir Alisyabana, Mohtar Lubis, Iwan Simatupang,
dan Putu Wijaya.
2. Memang
kadang-kadang pena lebih tajam dari pada pedang.
3.
Kalau Indah ke warung, tolong belikan
saya jarum.
4.
Ia naik garuda setiap pulang dari Timut Tengah.
3.2 Majas
Sinekdok
Majas penyebutan nama
bagian untuk maksud keseluruhan atau menyebutkan nama keseluruhan untuk
sebagian.
Contoh :
1.
Jauh-jauh telah kelihatan berpuluh-puluh
layar di sekitar pelabuahan itu.
2.
Selama ini kemana saja kau, sudah lama
tak nampak batang hidungmu.
3. Untuk
biaya perkemahan kita tanggung bersama, tiap kepala dikenakan iuran
sebesar Rp. 3000,-
Majas sinekdok dapat dibedakan menjadi
dua bagian antara lain:
a. Pars
prototo adalah : penyebutan sebagian untuk maksud keseluruhan.
b. Totempro
parte adalah : majas penyebutan keseluruhan untuk sebagian saja.
Keterangan
Pars prototo :
a.
Layar : merupakan bagian dari perahu
b.
Batang hidung : merupakan bagian dari
diri seseorang
c.
Kepala : merupakan bagian dari tubuh
seseorang dan kata itu digunakan untuk menggantikan kata anak / orang
Contoh Totem proparte
:
a.
Dalam pertandingan tahun lalu Indonesia
dapat meraih medali emas.
b.
Dlam musim kompetisi yang lalu, kita
belum apa-apa akan tetapi, dalam tahun ini sekolah kita harus tampil
sebagai juara satu, setuju!
Keterangan
Totemproparte
a.
Kata Indonesia menggantikan pemain
Indonesia.
b.
Frase sekolah kita untuk
menyebutkan pemain sekolah kita.
4.
Majas
Perulangan
4.1
Aliterasi
Majas
yang memanfaatkan purwakanti / kata–kata yang permulaannya sama bunyinya.
Contoh
:
1.
Dara
dambaku daku
2.
Datang
dari danau
3.
Kalau
kanda kala kacau
4.
Biar
bibir biduan bicara
5.
Sayang
sesama sayang semua?
6.
Bukan
beta bijak berperi
4.2 Antanaklasis
Majas
yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda, atau majas
yang mengandung ulangan kata yang berhomonim.
Contoh :
1.
Saya membawa buah tangan untuk buah
hatiku.
2.
Karena buah penanya itu dia
menjadi buah bibir masyarakat.
4.3 Majas Kiasmus
Majas yang
berisikan perulangan atau repetisi dan sekaligus pula merupakan inversi
hubungan antara dua kata dalam satu kalimat.
Contoh
:
1.
Yang kaya merasa miskin,
sedangkan yang miskin merasa dirinya kaya.
2.
Sudah biasa, yang pintar mengatakan
bodoh, tetapi yang bodoh merasa dirinya pintar.
3.
Apa yang terjadi kalau pria berlagak
wanita, dan wanita berlagak pria.
4.
Aduh, orang desa berlagak kota,
dan orang kota berlagak orang desa.
4.3
Majas Repetisi
Majas
yang mengandung perulangan berkali-kali kata atau kelompok kata yang sama.
Contoh
:
1.
Selamat datang pahlawanku,
selamat datang kekasihku.
2.
Selamat datang pujaanku,
selamat datang jantung hatiku kami merasa bahagia.
MAJAS SELAIN DI ATAS (belum
selesai)
1.
Koreksio
Adalah majas
yang dipakai untuk membetulkan kesalahan yang disebutkan sebelumnya. Gunanya
untuk menarik perhatian orang.
Contoh:
1. Dia
adikku, eh bukan, hanya kawan biasa.
2. Rika
berbaju merah, eh bukan, berbaju hijau.S
3.
Ayah sedang tidur, eh, tidak,
sedang membaca majalah.
No comments:
Post a Comment