Sinopsis dan Permasalahan Novel
Kembalikan Semuanya Kepada-Ku
Karya Andi Bombang
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Apresiasi Prosa Fiksi
Dosen Pengampu
Syamsun,
MA.
Oleh
Rofita
Safitri
NIM
5.11.06.13.0.012
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2013
Sinopsis Novel
Kembalikan Semuanya KepadaKu
Karya Andi Bombang
Oleh
Rofita Safitri
Sikap
Febi yang tak seperti biasanya, yang tiba-tiba hilang tak ada kabar. Temannya
yakni Rina dan Vina berusaha mencari tahu apa yang menjadi penyebab terjadinya
perubahan sikap dari Febi. Ternyata suatu ketika Febi bercerita tentang maslah
yang tengah dialaminya. Dia mendapat kabar yang sangat membuatnya tak percaya.
Dari sebuah perkenalannya dengan seoarang perempuan yang bernama Bu Endang
tersebut dia mendapat kabar bahwa dia anak haram. Karena Ayahnya yang bernama Rusman
telah menikahi anak tirinya yang bernama Ratih, ibu Febi, hasil pernikahannya dengan seoranh janda
yaitu Warsih. Sedangkan dari pernikahan Rusman dan Ratih itu melahirkan
seoarang anak yang bernama Desi. Rina dan Vina berusaha menggali informasi tentang
hal itu ke Bu Endang, Ustad, dan Ustadzah semua hasilnya menunjukkan bahwa
hasil pernikahan itu haram dan anaknyapun jadi anak yang haram. Bahkan ada
seorang Ustadzah bilang bahwa anak haram takpatut untuk tinggal di bumi ini.
Febi merasa sangat sedih dengan omongan itu dan marah dengan Ayahnya yaitu
Rusman. Karena secara tidak langsung beliau yang buat Febi mendapat julukan
Anak Haram.
Jalinan
masa lalu membuat masalah yang ada semakin terbongkar. Rusman, Ratih, dan Desi
mengetahui masalah yang sedang dialami oleh Febi. Kedatangan Bu Endang ke rumah
Febi untuk menjenguknya malah berunjung pada terbongkarnya masalah yang sudah
diketahui oleh Febi sebelumnya. Rusman dan Ratih mulai menyadari kesalahan yang
selama ini mereka perbuat hingga anaknya Desi dan Febi harus terkena imbasnya.
Apalagi Febi yang lebih harus menanggung akibatnya hingga harus julukan dari
beberapa ustad bahwa dirinya adalah seorang anak haram. Hingga Rusman dan Ratih
harus menangus tersedu-sedu saat mengetahui semua itu dengan meminta maaf pula
kepada kedua anaknya itu. Kejadian masa lalu yang dia, perselingkuhan itu
membuat masalah ini semakin melebar. Rusman dulu harus bertengkar dengan Wardi,
mantan suami dari Warsih karena sikap Rusman yang telah berselingkuh dengan
istrinya tersebut. Hingga kekecewaanpun terjadi termasuk Endang yang dulu itu
berstatus tunangannya Rusman. Tetapi hingga akhirnnya Rusman tetap menikahi
Warsih meninggalkan Endang dan kampung halaman di Nganjuk dan bergegas pergi ke
Semarang untuk membuka kehidupan yang baru. Tapi hal ini lah awal permasalahan
yang timbul karena anak dari Warsih yang bernama Ratih sekarang telah menjadi
istrinya.
Seetelah
kejadian itu, Rusman dan Ratih berniat ingin mengunjungi rumah Endang di
Cikutra. Dengan mencari info rumahnya lewat buku telepon akhirnya meraka datang
kerumah Endang tanpa sepengetahuan anaknya yakni Desi dan Febi. Walaupun
awalnya Rusman agak ragu tapi dengan kemantapan hati Ratih yang ingin bertemu
dengan buliknya Endang itu pun akhirnya mereka sampai dirumah Endang. Endang
saat itu sangat kaget akan kedatangan Rusman dan Ratih. Tetapi akhirnya dapat
menjadi suasana yang senang dan haru. Di rumah itu mereka saling bertanya dan
bercerita tentang masa launya yang mungkin belum banyak diketahui masing-masing
orang. Dari mulai cerita tentang meningglanya Warsih saat melahirkan Desi dan
cerita tentang bagaimana akhirnya Rusman dan Ratih itu menikah. Tidak kalah
juga Endang juga bercerita tentang awal kenal dan menikah dengan suaminya itu,
Suryo, yang sekarang telah meninggal karena serangan jantung yang dideritanya 3
tahun yang lalu. Dari keharuan dan kelucuan di masa lau itu lah yang membuat
mereka yang sudah berumur itu dapat menyikapi masal lalu yang seperti itu
menjadi suatu kenangan yang hanya bisa dikenang dan diperbaiki di masa depan
masing-masing pribadinya.
Libur
semester pun sudah tiba setelah Desi dan Febi melaksanakan ujian yang diadakan
oleh kampus mereka. Liburan ini mereka sekeluarga termasuk Rusman dan Ratih
ingin berkunjung ke kuburan Warsih di Semarang tapi sayangnya Febi tak dapat
ikut karena harus mengikuti kegiatan kampus yang tak dapat ditinggalkannya.
Akhirnya yang pergi hanya bertiga yaitu Rusman, Ratih, dan Desi saja. Desi
sanagt senagng karena sudah dapat mengetahui makan Ibunya itu bahkan dia juga
sudah mengetahui wajah dari ibunya itu lewat foto kengangan lama yang diberikan
kepada Desi dari tetangganya dirumah Semarang itu. Setelah berlibur itu Desi
mencoba menceritakan kepada Febi, tapi Febi tidak sebegitu respon atas cerita
dari Desi karena Febi capek habis dari studi ekskursinya itu. Saat Endang dan
Roesman datang ke rumah Febi dengan memberitahukan niatannya untuk menikahi
Endang tersebut, Febi terlihat senang. Roesman teman dari Ayah Febi itu ingin
mencari pendapat tentang acra pernikahnnya. Setelah ngobrol beberapa lama dan
mendapat masukan dari Febi. Akhirnya pas hari H pesta pernikahan pun terlaksana
di sebuah gedung hotel yang berbintang. Semua datang, termasuk pacar Febi yaitu
Krisna. Tapi Febi dan Krisna terlihat berbeda karena mereka menyendiri disebuah
ruangan seperti ada masalah yang sedang diselesaikan. Tapi entah itu masalah
apa.
Hingga
harus mengambil suatu keputusan yang berbeda dengan isi hatinya itu sunggauh
sangat menyakitkan. Febi yang saat ini menanggung beban bahwa dirinya adalah
anak haram harus bisa membuat orang disekitarnya diberikan sesuatu yang terbaik
bagi dirinya. Krisna, pacarnya Febi saat ini harus menerima keputusan dari Febi
bahwa Febi ingin hubungan yang selama ini dijalaninya harus diakhiri dengan
tanpa alasan yang pasti. Walaupun Krisna berusaha merayu agar hubungannya
dengan Febi tetap berjalan tapi keputusan Febi sudah mantap. Yang ada
difikirannya hanya apabila dia menikah dengan Krisna pun anak-anaknya nanti
akan juga mendapat julukan anak haram. Hal itu lah yang tak ingin terjadi
apalagi keluarga Krisna yang harus memandang bibit, bebet, dan bobotnya itu
menambah makin mantapnya keputusan Febi. Dia tak ingin menambah masalahnya
walaupun Krisna mencintainya. Krisna tak tau apa yang ada difikiran Febi. Febi
hanya ingin yang terbaik untuk Krisna walapun dia harus menyimpan perasaan
sayangnya itu untuk Krisna. Tapi inilah kehidupan Febi sekarang seperti tak
bermakana.
Entah
apa yang difikirkan oleh Febi hingga akhirnya dia memutuskan untuk tinggal
dikost-kostan. Dengan menjual barang emasnya dan uang simpenan yang dulu dibeli
oleh suami Bu Endang itu akhirnya dia mencari tempat kost yang berada tak jauh
dengan kampusnya. Dia meminta bantuan Retno, sahabatnya SMA untuk menemaninya
mencarikan tempat kost tersebut. Dan ketemu. Keesokan harinya dia berpamitan
dengan orang tuanya bahwa Febi akan tinggal dikost. Sontak ini membuat
kelaurganya kaget dan khawatir atas kemauan anaknya itu. Tapi hal apapun tak
bisa membuat niatan Febi itu berubah, dia tetap ingin kost. Hingga Rusman harus
meminta bantuan dua sahabat Febi yakni Rini dan Vina untuk mencari tau alasan
kenapa harus kost dan menyelidiki tempat kost tersebut. Tapi sayangnya Febi tak
ingin memberitahukan alamat kostnya itu kepada oaranagtuanya. Hanya dua
sahabatnya itu yang mengetahui lokasi dan situasi tempat dia memulai ingin
hidup mandiri dan menghindari kesumpekan
suasana rumahnya yang tiap hari membuat suasana hatinya semakin tak karuan sumpeknya. Dengan tinggal ditempat kost
ini Febi ingin mendapatkan suasana yang baru dan kehidupan luar yang baru pula.
Sudah
dua bulan ini Febi tinggal ditempat kost itu. Canda tawa yang diberikan oleh
teman-temanya selalu ada dalam setiap saat. Tetapi ada yang menjanggal. Teman
kost yang bernama Sri ini malah dikucilkan oleh temanya yang lain karena
julikannya sebagai Call Girl. Di
suatu ketika Febi mencoba dekat dengan Sri tersebut walaupun sudah dilarang
oleh teman-temanya itu. Disana lah Sri dan Febi selang melangsungkan
pembicaraan yang membuat tangis. Febi ungin mengetahui asal mula mengapa Sri
itu sekarang menjadi wanita panggilan. Sri mencerikan semuanya kepada Febi.
Dari mulanya Ayah Sri yang menidurinya karena syarat pesugian, pemerkosaan yang
terjadi oleh pacar dan teman-temannya, hingga harus masuk ke lobang hitam
menjadi seperti sekarang ini karena semenjak mengenal Tante Lusi yang
menjanjikan Sri bekerja ternyata mempekerjakan Sri dalam bidang yang tidak
baik. Yaa... terpaksa katanya.
Sejak
cerita yang diberikan Sri kepada Febi minggu-minggu lalu itu beberapa hari
kemudian Febi berpikiran tentang kebahagiaanya. Febi minta dikenalkan kepada
Tante Lusi ( germo ) yang sudah membuat Sri sampai saat ini. Febi berpikir
dengan seperti itu dia akan mendapatkan kebahagiaan. Hal ini sontak membuat Sri
kaget atas permintaan dari Febi. Sri mencoba mencari alasan mengapa Febi seperti
itu tetapi Febi tak mau mnecerikan apa yang menjadi sebab dari pernyataannya
tersebut. Awalnya Sri mencoba mencegah Febi untuk memiliki rasa keinginan
seperti itu tapi dia tetap kekeh ingin berkenalan dengan Tante Lusi itu. Sri
coba membujuk dengan berbagai cerita dan pengalamannya yang didapat setelah
terjerumus dalam lubang hitam tersebut. Sri menceritakan betapa menderitanya
dia saat ini. Ingin melepaskan diri dari Tante Lusi tetapi tak ada jalan.
Kalaupun iat kabur pasti tetap akan tertangkap oleh pengawal-pengawalnya Tante
Lusi dan akhirnya bisa dipukuli hingga lebam dan bisa saja para pengawalnya itu
memperkosanya didepan Tante Lusi. Setelah mendapati cerita itu dan Sri mencoba
menenangkan perasaannya Febi, Febi berpikir tentang hal yang mengerikan itu dan
mengurungkan niatnya untuk berkenalan dengan Tante Lusi.
Tapi
suatu ketika Sri tetap menawarkan kepada Febi tentang pekerjaan seperti yang
dilakukannya tapi tanpa perantara Lusi. Sebenarnya Sri tak ingin menjerumuskan
Febi dalam lingkungan yang seperti itu tetapi Sri hanya memikirkan keinginan
Febi yang ingin sekali mendapatka kebahagiaan. Karena beberapa hari dia
terlihat semakin sumpek saja dalam
perjalanan hidupnya. Hingga akhirnya Febi tetap menerima tawaran itu. Sri pun
mengatur strategi agar Febi yang dianggapnya adik itu tidak gugup. Malam minggu
pun tiba, Febi sudah dapat melaksanakan tugas dari keinginanya itu. Dengan
berdandan layaknya barang berkelas tinggi, dia menuju tempat janjiannya bersama
slah seorang teman dari sri yang dianggapnya baik. Pertemuan awalnya itu berada
di sebuah restauran untuk perkenalan. Febi menggunakan nama samarannya yakni
Sheila. Laki-laki yang mengajaknya kencan itu bernama Darmawan. Seorang
pengusaha yang tentu sudah memiliki istri. Setelah makan malam, Sheila pun
diajak sang Darma untuk menuju hotel yang sudah dibookingnya. Hati dan perasaan Febi gentar dan takut. Sesaat dia
ingatannya terlintas Ayah, Ibu, Mbak Desi, Vina, Rini, Anhar, Rudi, dan mas
Krisna tapi semua itu hilang. Yang ada dipikirannya hanya tentang anak haram
yang ingin mendapatkan kebahagiaanya entah itu seperti apa. Darma yang usianya
hampir empat puluh tahun itu tentu tersepona akan kecantikan dan kepintaran
Febi. Hal ini lah yang membuat si Darma semakin tergulung gelombang nafsu yang
sangat luar biasa terhadap Febi.
Dan
di hotel itu lah terjadi peperangan antara Sheila alias Febi dengan Darmawan
tersebut. Dengan rasa perih Sheila menahan sakit yang sangat luar biasa setelah
kejadian itu. Tapi akhirnya bisa masuk juga. Darmawan tidak menyangka bahwa
Febi masih bersegel. Hal ini membuat Darmawan merasa kasihan dengannya.
Keesokan harinya Febi beralasan sakit karena menahan perih. Dari hasilnya
kemarin Febi mendapat upah sebesar lima puluh juta. Febi kaget dengan nominal
angka yang diberikan. Tak menyangka hanya dengan membuka segel saja dia sudah
mendapatkan uang sebanyak itu. Minggu berikutnya Darmawan semakin kasmaran
dengan Febi, hingga memiliki niat ingin menceraikan istrinya asal Febi mau
dipersuntungnya. Tetapi Sri sebagai “mami” nya tak menginginkan hal itu dan
bilang ke Darmawan bahwa Febi sedang off
air dulu agar Darmawan tidak semakin gila. Sebagai gantinya bulan-bulan
berikutnya Febi melayani enam orang dalam setiap bulan. Jadi tiap minggu
berganti orang dan wajah. Apabila ingin bertemu dengan Febi lagi itu harus
menunggu satu bulan lamanya. Dasar para penghisap madu yang gila yang tak bisa
menahan paras cantik dan manis miliki Febi. Bagi mereka Febi adalah pemuas yang
sangat menawan.
Setelah
beberapa lama menjalani kerjaannya itu. Sri merasa bahwa Febi harus memiliki
pengawal untuk mengawasi dan menjaganya. Karena beritanya sekarang di dunia
gelap itu sedang rame membicarakan dan mencari Sheila itu yang sudah terkenal
dimana-mana. Para “Lusi” pun mencari tahu siapa orang yang membelakanginya
tersebut. Tapi tak pernah bisa bertemu. Akhirnya Sri mencarikan Febi seorang
preman yang terkenal di kota Kembang itu. Nama akrabnya yaitu Uwa. Setelah
bertemu dengan Devi alias Sri dan Shila alias Febi itu, Uwa sanagt tersepona
dengan kecantikan dan keelokan Febi yang masih anak kuliahan itu. Sri mulai
membuka tawaran harga yang akan diberikan untuknya dan jatah itu terhadap Uwa
tetapi Uwa hanya tertanya dan bersih keras untuk tidak meminta apa-apa terhadap
Febi karena Uwa melihat pancaran unsur empat warna dalam tubuh dan wajah Febi.
Guru spiritualnya lah yang bilang bahwa akan ditemuinya laki-laki maupun
perempuan yang memiliki aura empat warna yang dapat memberimu jalan menuju
surga dengan kebahagiaan yang sejati. Dan unsur itu berada pada Febi. Maka Uwa
hanya bilang kepada Sri dan Febi bahwa tugasnya hanya menjaga dan tidak minta
apa-apa darinya, urusan selanjutnya tunggu syarat berikutnya. Hanya seperti
itulah. Bertemunya Febi sebagai isyaratnya Uwa itu membuat Uwa makin garang
untuk kekeh menjaga Febi dari ancaman apapun sekalipun itu para “lusi”. Febi
sentak kagum terhadapnya.
Beberapa
hari berlalu setelah itu Sri dan kekasihnya ingin menemui Febi secepatnya. Dan
ternyata keinginan itu untuk sekalian bilang terhadap Febi bahwa Sri dan
kekasihnya akan meninggalkan kota itu pergi ke luar negeri dan menempuh hidup
baru disana. Semua aset milik kekasihnya itu diberikan kepada Febi, mulai dari
rumah mewah, mobil, dan lainnya sekarang menjadi milik Febi. Febi pun
kebingungan karena harus mengurus semua itu sendiri. Untuk ada Uwa yang selalu
menjaga dan membantu segala apa yang diperlukan oleh Febi alias Sheila itu.
Kehidupan pun terus berjalan dengan segala terkenalnya seorang Sheila tersebut.
Suatu ketika dia mnedapat pelanggan bernama Agus. Tetapi setelah ditemuinya itu
adalah seorang perempuan, Rika Agus-tina. Istri dari Darmawan, orang pertama
yang meniduri Sheila itu. Kedatangan Rika itu bukan untuk marah tapi untuk
mendapat ilmu yang dimilikiSheila agar Darma suaminya bisa betah dirumah dan
tidak ngelayap mencari yang lain.
Setelah beberapa lama Sheila menjelaskan dan menasehati apa yang harus
dilakukan Rika, kemudian mereka berpisah. Sebelum hal itu terjadi mereka berdua
saling meminta maaf dan berterima kasih atas semuanya bahkan Rika juga
memberikan upah atas kesediaan Sheila menemui Rika yang berstatus isti Darma
yang dulu sangat disayanginya.
Setelah
beberapa lama kemudian akhirnya kampus tempat Febi kuliah mengetahui gencarnya
Sheila dengan dua piluh lima jutanya itu sekali tancap. Tapi mereka tak tahu
bahwa Sheila yang dimaksu adalah Febi. Rini dan Vina pun ikut membicarakan
persoalan itu. Dugaan pun tertuju pada si sahabatnya itu. Secara perlahan
mereka coba menanyakan terhadap Febi tapi belum ada jawaban dan meninggalkan
kecemasan. Tapi setelah tiga minggu berlalu akhirnya Febi menghubungi Vina dan
Rini untuk datang kerumah barunya yang sudah diberkan kekasih Mbak Sri ke Febi.
Sesampai dirumah itu Febi menceritakan semuanya tentang dirinya sebagai Sheila
dan semua hal awal bertemu dengan Mbak Sri, Darma, Uwa, dan lainya. Vina dan
Rini tertegun tak percaya bahwa sahabatnya bisa jadi seperti itu. Hanya karena
ingin mendapatkan kebahagiaanya Febi harus seperti ini padahal belum tentu
jalan yang dilakukan itu pasti memberikan apa yang dia mau. Tapi semua itu
kembali pada hukum yang sudah membuat anak haram itu berbuat seperti ini dan
menghasilkan uang tiga miliar dalam jangka waktu belum setahun. Rini dan Vina
benar-benar kaget meilhat kekayaan yang dimiliki sahabatnya itu tapi tetap
bersikap biasa tanpa menunjukkan kemewahannya. Febi hanya minta hal ini tidak
akan menyebar kesiapapun karena Febi sangat mempercayai dua sahabat yang
disayanginya itu begitu juga sebaliknya.
Setelah
menjalani beberapa lama melaksanakan perkuliahan akhrinya Rini dan Vina tiba
saatnya untuk membuat karya ilmiah atau skripsi. Tidak begitu dengan Febi
karena dia harus ketinggalan oleh kedua sahabatnya itu. Karena aktivitasnya itu
Febi jadi merasa kesepian karena tak ingin menganggu konsentrasi sahabatnya
itu. Karena itulah Febi ngelayap
kesana kemari sendiri. Dari ngelayap
itu, Febi mendapat kenalan baru. Seorang bapak tua yang biasanya sebagai
petugas kebersihan di dekat Masjid.Beliau bernama Abah Sobirin. Febi dan Abah itu sangat akrab hingga Febi
mampu bercerita tentang anak haram. Tetapi si Abah malah menggambar sebuah peta
yang tak tau itu alamat siapa. Abah hanya tersenyum kalau ditanya. Suatu ketika
saat Rini dan Vina pulang kampung, dia mendapat berita yang sangat mengerikan.
Iya... Vina kecelakaan pesawat yang dinaikinya. Begitu tangis itu langsung
terjunseketika itu. Semua terbang ke Medan untuk menuju ke rumah duka. Suasana
sangat mengarukan. Febi sangat merasa kehilangan sahabatnya itu. Padahal empat
hati Vina bakal bisa memakai toganya. Sunggug pedih bagi keluarga dan sahabatnya
itu.
Sudah
lama Febi tak pernah menenui Abah Sobirin dan ternyata setelah mengunjungi
tempat yang biasnya bertemu denannya pun tak ada orangnya. Malah ada seorang
yang dekat dengan Abah memeberitahukan bahwa Abah sudah meninggal bersamaan
dengan kejadian Vina sahabatnya itu. Febi mendapat wasiat bahwa dririnya harus
mengunjungi seseorang yang dikenal Abah. Dia bernama Haji Imran. Orangnya masih
muda, tampan, pintar, dan beristri dua. Febi berkunjung ke tempat Haji Imran
dengan membawa peta yang dulu pernah digambarkan oleh Abah tiga bulan yang
lalu. Selanjutnya dia menemui Haji Imran dengan rasa takut dan tak karuan tapi
selanjutnya agak tenang karena Haji Imran memberinya banyak wejangan agar membuatnya tenang, karena
tanpa Febi bilang atau cerita Haji Imran sudah mengetahui masalah yang dihadapi
Febi tersebut.
Setelah
beberapa hari yang lalu febi berkunjung ke rumah Haji Imran sekarang dia sangat
merasakan kerinduan yang sangat mendalam kepada seluruh anggota keluarganya itu
temasuk juga anak-anaknya. Ketika dia ingin berangkat menuju kerumah Haji Imran
kembali. Seorang pelanggannya menghubunginya untuk ditemani padahal saat itu
dia sudah janjian dengan Haji Imran tapi Febi itu tetap saja memilih menerima
tawaran panggilan itu dari Datuk. Tapi tak disnagka-sangka si Datuk malah
mempermainkan Febi dengan mengajak dua kawannya untuk berbuat paksa hingga
badan Febi penuh kesakitan dan perih. Febi merintih kesakitan dan meminta maaf
atas kejadian yang menimpanya kepada Uwa yang sebelumnya sudah mendapat pesan
darinya tidak boleh macam-macam. Hingga Uwa tahu runtutan cerita kejadian itu
dari Febi. Uwa mulai beraksi membalas dendam sikap si Datuk dan kawannya itu.
Dihajarlah hingga tak ada ampun karena telah melukai piala emasnya itu yaitu
Febi. Kemudian Febi juga mulai bercerita tentang Haji Imran, Uwa terkejut kalau
Febi itu bisa mengenal Ki Imran Loji yang sangat dihormatinya itu. Dan akhirnya
Febi ingin mengajak Uwa ketempat Haji Imran bersamaan. Uwa sangat bergembira
sekali dengar ajakan itu. Karena ajakan itu adalah salah satu syarat juga
apabila Uwa ingin mendapatkan kebahagiaan sejatinya.
Setelah
berkunjung dan menginap di rumah Haji Imran bersama dengan Uwa dan mendapatkan
sedikit nasehat. Febi tetap menjalankan aktivitasnya menjadi under covernya orang Bandung. Tapi Haji
Imran hanya berpesan agar tetap sering datang ke kawasannya tersebut. Febi
menurut apa kata Bang Haji itu. Febi sering datang ke rumahnya. Banyak hal yang
didapatnya ketika disana. Ilmu dan nasehat yang ringan-ringan agar Febi paham
dengan apa yang dimaksudkan oleh Haji Imran. Disana juga Febi sudah mulai
tenang dengan kejangglan hatinya tentang anak haram walaupun pikiran itu masih
tetap saja ada. Febi sudah mulai agak mau beribadah lagi walaupun cuma sesekali
saja. Itu tak menjadi masalah bagi Haji Imran karena dia tak ingin memaksakan
seseorang harus beribadah tanpa adanya keikhlasan dalam dirinya. Suatu ketika
saat sedang berlangsung curhat antar Febi dan Haji Imran, Febi meminta ilmu
barunya lagi ditambah. Tapi Haji Imran memberikan syarat kepada Febi. Febi pun
tak masalah. Syaratnya yani dia harus pulang ke rumanya di Suka Senang untuk
menemui keluarganya yang sudah sekian lama kurang lebih sembilan bulan telah
ditinggal olehnya. Akhirnya Febi menurut apa yang dikata Haji Imran. Dia pulang
kerumah. Hal ini membuat Rusman, Ratih, dan Desi merasa bahagia karena
kedatangan anggota keluarganya yang pernah hilang itu. Febi merasa kekakuan
terhadap keluarga sudah mencair. Hanya membutuhkan ketulusan hati itu sudah
membuat keluarganya senang dan Febi pun sudah sedikit bisa perlahan menikmati
suasana hangat yang diberikan keluarganya itu. Rindu yang sangat dalam terhadap
Febi telah mencair setelah kedatangannya itu dan dapat berkumpul dan bercanda
tawa kembali. Syarat Haji Imran sudah terpenuhi tinggal selanjutnya lagi.
Setelah
itu Febi tak ingin berlama-lama lagi. Dia ingin segera mendapatkan kebahagiaan
sejatinya yang diinginkannya itu. Syarat yang kedua, Febi harus membawa cowok
atau calon suami dihadapan Haji Imran. Awalnya bilang bahwa hal ini adalah hal
yang mudah, ternyata tidak. Febi hatus mencari seseorang yang mencintainya dan
dia pun juga mencintai lelaki tersebut. Setelah dirasa capek, dia meminta Haji Imran untuk membantunya. Dan akhirnya
ditunjukkanlah sebuah isyarat tapi bukan merupakan pedoman untuk mencari sang
komandannya Febi itu. Isyaratnya adalah sebuah pulpun yang kepalanya agak jorok
karena digigit itu. Setelah hampir tiga bulan mencari, bertemu lah sang
komandan itu. Dia adalah Mas Anhar. Mantan pacar Vina dan sekaligus dosen
pembimbing skripsi Febi. Anhar mencintai Febi sejak awal bertemu dengannya dan
Febi pun mencintai Anhar sejak semester dua. Akhirnya Anhar mengajak berpadu,
tapi Febi meminta untuk nikah. Tapi Febi mengajukan syarat agar Anhar dapat
menyelesaikan skripsinya itu. Itu syarat yang mudah bagi Anhar asal Febi tetap
belajar agar ujuan nantinya tidak ada halangan. Dan akhirnya Haji Imran pun
tersenyum di kejauhan sana, karena Bunga Bahaya “Febi” telah menemukan tapak
awalnya untuk munuju kebahagiaan sejatinya. Semoga...
No comments:
Post a Comment