Saturday, March 1, 2014

SIMPULAN LINGUISTIK UMUM


B A B   III
PENUTUP

1.1    Simpulan
Semantik yang semula berasal dari bahasa Yunani, mengandung makna to signify atau memaknai. Sebagai istilah teknis, semantik mengandung pengertian “study tentang makna“.
Bahasa pada dasarnya merupakan sesuatu yang khas dimiliki manusia. Ernst Cassirer dalam hal ini menyebut manusia sebagai animal symbolium, yakni makhluk yang menggunakan media berupa symbol kebahasaan dalam memberi arti dan mengisi kehidupannya.
Jenis makna yang dapat kita lihat dari berbagai buku semantik, antara lain Bloomfield (1933), Palmer (1976), Verhaar (1981), dan dari kamus, antara lain Tridalaksana (1984), atau dari Ullmann (1962). Kita ketahui bahwa kata memiliki makna kognitif (denotative, deskriptif), makna konotatif, dan emotif.  Kata dengan makna kognitif ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, dan kata kognitif ini sering dipakai di bidang teknik. Kata kognitif di dalam bahasa Indonesia cenderung bermakna negatif, sedangkan kata emotif memiliki makna positif.
Dalam setiap bahasa, termasuk bahasa Indonesia, seringkali kita temui adanya hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata atau satuan bahasa lainnya dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi. Hubungan atau relasi kemaknaan ini mungkin menyangkut hal kesamaan makna (sinonimi), kebalikan makna (antonym), kegandaan makna (polisemi dan ambiguitas), ketercakupan makna (hiponim), kelebihan makna (redundansi), dan sebagainya.
Dalam komunikasi, satu maksud atau satu fungsi dapat diungkapkan dengan berbagai bentuk/struktur. Untuk maksud “menyuruh” orang lain, penutur dapat mengungkapkannya dengan kalimat imperatif, kalimat deklaratif, atau bahkan dengan kalimat interogatif. Dengan demikian, pragmatik lebih cenderung ke fungsionalisme daripada ke formalisme. Pragmatik berbeda dengan semantik dalam hal pragmatik mengkaji maksud ujaran dengan satuan analisisnya berupa tindak tutur (speech act), sedangkan semantik menelaah makna satuan lingual (kata atau kalimat) dengan satuan analisisnya berupa arti atau makna.
Secara singkronis makna sebuah kata atau leksem tidak akan berubah; tetapi secara diakronis ada kemungkinan dapat berubah Maksutnya, dalam masa yang relative singkat, makna sebuah kata akan tetap sama, tidak berubah; tetapi dalam waktu yang relatif lama ada kemungkinan makna sebuah kata akan berubah.

1.2    Saran
1.2.1        Sebagai mahasiswa kita harus dapat memahami apa yang terkandung didalam semantik karena semantik merupakan salah satu kajian dalam linguistik.
1.2.2        Kita juga harus dapat mengerti tentang isi yang terdapat dalam semantik diantaranya tentang perubahan makna, relasi makna, jenis makna dan bagaimana hubungan semantik denagn disiplin ilmu lain.
1.2.3        Dan sebagai apa yang telah kita pelajari nanti maka kita dapat menerapkannya dalam berbahasa sehingga kita dapat berbahasa secara baik dan benar.




















DAFTAR PUSTAKA


Aminuddin.2008. Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Djajasudarma, Fatimah. 2009. Semantik 2 Pemahaman Ilmu Makna. Bandung : PT. Refika Aditama.
Agistin, N, Dheka Dwi. 2009. Relasi Makna. Diakses 06 Januari 2012 dari www.google.wordpress.com.
Suwanto, Yohanes. 2009. Pragmatik. Diakses 06 Januari 2012 dari www.google.staff.uns.ac.id.

No comments:

Post a Comment