Bahasa Sebagai Sistem Semiotik
Kajian bahasa sebagai suatu kode yang telah muncul
berpusat pada tiga hal, yaitu sebagai berikut:
- Karakteristik hubungan antar bentuk, lambang atau kata yang satu
dengan bentuk atau lambang yang lainnya.
- Hubungan antara bentuk kebahasaan dengan dunia luar yang diacunya.
- Hubungan antar kode dengan pemakainya.
Pemakaian
bahasa dalam komunikasi diawali dan disertai sejumlah unsur, yaitu sebagai berikut:
- Sistem sosial budaya dalam suatu masyarakat bahasa;
- Sistem kebahasaan yang melandasi;
- Bentuk kebahasaan yang disunakan;
- Aspek semantis yang dikandungnya
Sejarah Semantik
•
Masa pertumbuhan pertama
Ø Aristoteles
(384-322 SM), makna kata dibedakan atas makna yang hadir dari kata itu secara
otonom dan makna kata yang muncul akibat terjadinya hubungan gramatikal.
Ø Plato (429-347),
mengungkapkan bahwa bunyi-bunyi bahasa itu secara implisit mengandung
makna-makna tertentu.
Ø Reisig
(1825), mengemukakan konsep baru tentang gramar, yang menurutnya
mencakup tiga unsur utama, yaitu: (1) semasiologi, atau tentang tanda, (2)
sintaksis, telaah kalimat, (3) etimologi, telaah asal-usul kata sehubungan
dengan perubahan bentuk maupun makna kata.
•
Masa pertumbuhan kedua
Ø Michel
Breal (1883), menyebutkan semantik merupakan bidang baru dalam keilmuan.studi
semantik pada masa ini lebih banyak berkaitan dengan unsur-unsur diluar bahasa,
misalnya perubahan makna dengan logika, psikologi maupun sejumlah kriteria
lainnya. Karya Breal
mengenai semantik (abad-19) adalah Essai de semantique.
•
Masa Pertumbuhan Ketiga
Ø Gustaf stern (1931), melakukan studi makna
secara empiris dengan bertolak dari bahasa inggris. Karyanya berjudul Meaning
and Change of Meaning, With Special Reference to the English Language.
Ø Ferdinand de Saussure (1916), mengemukakan dua konsep baru yang
merupakan revolusi dalam bidang teori dan penerapan studi kebahasaan.
Dua konsep Ferdinand de
Saussure
•
Linguistik
merupakan studi kebahasan yang berfokus pada keberadaan bahasa itu pada waktu
tertentu sehingga menggunakan pendekatan sinkronis (studi deskriptif),
sedangkan studi tentang sejarah dan perkembangan suatu bahasa menggunakan
pendekatan diakronis.
•
Bahasa merupakan suatu gestalt (totalitas) yang
didukung oleh berbagai elemen,antara elemen yang satu dengan lainya saling
ketergantungan dalam rangka membangun keseluruhannya.
•
Trier’s (Jerman), salah satu teorinya adalah teori
medan makna. Implikasinya kajian semantik memiliki ciri:
•
Meskipun semantik membahas perubahan makna, pandangan
yang bersifat historis sudah ditinggalkan karena kajiannya bersifat deskriptif.
•
Stuktur dalam kosa kata mendapat perhatian dalam
kajian sehingga dalam kongres para linguis di Oslo (1957) maupun di Cambridge
(1962) masalah semantik struktural merupakan hal yang hangat dibicarakan.
No comments:
Post a Comment