Saturday, March 1, 2014

SINSTEM SEMIOTIK


Bahasa Sebagai Sistem Semiotik
Kajian bahasa sebagai suatu kode yang telah muncul berpusat pada tiga hal, yaitu sebagai berikut:
  1. Karakteristik hubungan antar bentuk, lambang atau kata yang satu dengan bentuk atau lambang yang lainnya.
  2. Hubungan antara bentuk kebahasaan dengan dunia luar yang diacunya.
  3. Hubungan antar kode dengan pemakainya.
Pemakaian bahasa dalam komunikasi diawali dan disertai sejumlah unsur, yaitu sebagai berikut:
  1. Sistem sosial budaya dalam suatu masyarakat bahasa;
  2. Sistem kebahasaan yang melandasi;
  3. Bentuk kebahasaan yang disunakan;
  4. Aspek semantis yang dikandungnya
Sejarah Semantik
         Masa pertumbuhan pertama
Ø  Aristoteles (384-322 SM), makna kata dibedakan atas makna yang hadir dari kata itu secara otonom dan makna kata yang muncul akibat terjadinya hubungan gramatikal.
Ø  Plato (429-347), mengungkapkan bahwa bunyi-bunyi bahasa itu secara implisit mengandung makna-makna tertentu.
Ø  Reisig (1825), mengemukakan konsep baru tentang gramar, yang menurutnya mencakup tiga unsur utama, yaitu: (1) semasiologi, atau tentang tanda, (2) sintaksis, telaah kalimat, (3) etimologi, telaah asal-usul kata sehubungan dengan perubahan bentuk maupun makna kata.
         Masa pertumbuhan kedua
Ø  Michel Breal (1883), menyebutkan semantik merupakan bidang baru dalam keilmuan.studi semantik pada masa ini lebih banyak berkaitan dengan unsur-unsur diluar bahasa, misalnya perubahan makna dengan logika, psikologi maupun sejumlah kriteria lainnya. Karya Breal mengenai semantik (abad-19) adalah Essai de semantique.
         Masa Pertumbuhan Ketiga
Ø   Gustaf stern (1931), melakukan studi makna secara empiris dengan bertolak dari bahasa inggris. Karyanya berjudul Meaning and Change of Meaning, With Special Reference to the English Language.
Ø   Ferdinand de Saussure (1916), mengemukakan dua konsep baru yang merupakan revolusi dalam bidang teori dan penerapan studi kebahasaan.
Dua konsep Ferdinand de Saussure
         Linguistik merupakan studi kebahasan yang berfokus pada keberadaan bahasa itu pada waktu tertentu sehingga menggunakan pendekatan sinkronis (studi deskriptif), sedangkan studi tentang sejarah dan perkembangan suatu bahasa menggunakan pendekatan diakronis.
         Bahasa merupakan suatu gestalt (totalitas) yang didukung oleh berbagai elemen,antara elemen yang satu dengan lainya saling ketergantungan dalam rangka membangun keseluruhannya.
         Trier’s (Jerman), salah satu teorinya adalah teori medan makna. Implikasinya kajian semantik memiliki ciri:
         Meskipun semantik membahas perubahan makna, pandangan yang bersifat historis sudah ditinggalkan karena kajiannya bersifat deskriptif.
         Stuktur dalam kosa kata mendapat perhatian dalam kajian sehingga dalam kongres para linguis di Oslo (1957) maupun di Cambridge (1962) masalah semantik struktural merupakan hal yang hangat dibicarakan. 

No comments:

Post a Comment