Saturday, March 1, 2014

TEORI SEMIOTIK


2.1    TEORI SEMIOTIK
Semiotik sastra adalah usaha untuk menganalisis sebuah sistem tanda-tanda  dan karena itu menentukan  konvensi - konvensi apa yang menginginkan karya sastra mempunyai arti (Preminger, 1974 ; 981) Maka dalam menganalisis sejak terutama dicari tanda-tanda yang lain yang merupakan konvensi tambahan dalam puisi. Menurut Nort semiotika, yaitu; semantik, logika, setorika, dan hermeneutika. Semiotika berasal dari kata seme, bahasa yunani, yang berarti penafsiran tanda. Literatur lain menjelaskan bahwa semiotika berasal dari kata semion, yang berarti tanda.
Menurut Van Zoest abad ke-18,sekaligus mulai menggunakan istilah,semiotika, yaitu oleh J.H.Lambert.Saussure adalah ahli bahasa, sedangkan peirce adalah ahli filsafat dan logika,tetapi di samping itu juga  menekuni bidang ilmu kealaman,psikoli,astronomi dan agama ng Saussure menggunakan istilah semiologi (sebagai mazhab Eropah Kontinental).
Dalam perkembanagan berikut ,istilah semiotikalah yang lebih populer,sekaligus menempatkan teori bahasa,yaitu linguistic sebagai bagian integral teori-teori komunikasi dan keseluruhanhubungan sosial.dalam hubungan inilah Saussure tidak dianggap sebagai semata-mata ahli dalam bidangilmu bahasa,melainkanjuga sebagai ahli semiotika kebudayaandan antroposemiotik.
Penanda dan pertanda memperoleh arti dalam pertentangannya dengan penanda  dan petanda yang lain.Konsep lain adalah perbedaan antara ekspresi kebahasaan (parole, specch, ulterance) parole bersifat konkret yang kemudian membentuk system bahasa yang kongkret, yang kemudian membentuk system bahasa yang abstak yaitu langue. langue diumpamakan sebagai bahasa nasional atau sebagai kamuus yang dimiliki oleh semua anggota masyarakat, dimana setiap orang dapat mencari perbendaharaan  kata-kata untuk melakukan suatu komunikasi. Apabila konsep-konsep Saussure berisi ganda, sebagai diadik, maka konsep-konsep preice  berisi tiga, sebagai triadik. Dilihat dari faktor yang menentukan adanya tanda,maka tanda dibedakan sebagai berikut:
1.    Representamen, ground, tanda itu sendiri, sebagai perwujudan gejala umum:
a)         qualisigns, terbentuk oleh kualitas:warna hijau,
b)        sinsigns, tokens, terbentuk melalui realitas fisik; rambu lalu lintas,
c)         legisigns, types, berupa hokum: suara wasit  dalam pelanggaranan
2.    Object (designatum,denotatum,referent),yaitu apa yang diacu:
a)         Ikon, hubungan tanda dan objek  karena serupa, misalnya foto,
b)        Indeks, hubungan tanda dan objek karena sebab akibat, seperti : asap dan api,
c)         Simbol, hubungan tanda dan objek karena kesepakatan, seperti bendera.
3.    Interpretant, tanda-tanda baru yang terjadi dalam batin penerima:
a)         Rheme, tanda sebagai kemungkinan: konsep,
b)        Dicisigns, dicent signs, tanda sebagai fakta: pernyataan deskriptif,
c)         Argument, tanda tampak sebagai nalan proposisi.
Ciri-ciri khas ikonisitas,yaitu persamaan dari kemiripan ternyata memberikan rasa aman.ciri-ciri yang dengan sendirinya menimbulkan daya tarik.Kemajuan teknologi informasi memanfaatkan ikon dalam rangka mencapai efisiensi dan efektifitas sisitem informasi tersebut.:Aspek parole dalam busana misalnya: ukuran baju,kebersihan,keusangan,dan kebiasaan pribadi lainnya.Aspek langue,misalnya:oposisi dan penggunaan unsure-unsur yang berbeda,sebagai menimbulkan perbedaan makna.aspek parole dalam makna,misalnya resep dapur  keluarga, termasuk selera pribadi lainnya. Aspek langue misalnya larangan makanan tertentu, susunan menu pada umumnya, dan sebagaimana.
Semiotika dapat dibedakan paling sedikit menjadi tiga aliran sebagai berikut :
1.         Aliran semiotika komunikasi,dengan intensitas kualitas tanda dalam kaitannya dengan pengirim dan penerima,tanda yang disertai signal,seperti rambu-rambu lalu lintas,dipelapori oleh Buyssens,Prieto,dan Mounin.
2.         Aliran semiotika konotatif,atas dasar cirri-ciri denotasi kemudian diperoleh makna konotasinya,arti pada bahasa sebagai system model kedua,tanda-tanda tanpa maksud langsung ,sebagai symton,disamping sastra juga diterapkan dalam berbagai bidang
3.         Aliran semiotika ekspensif,diperluas dengan bidang psikologi(Freud) dan sosiologi (Marxis),termasuk filsafat ,dipelapori oleh Julia Kristeva.
Semiotika dalam pengertian pertama terbatas sebagai semiotika structural,sama dengan strukturalisme semiotic.Ada banyak cara yang ditawarkan dalam rangka menganalisis karya sastra secara semiotic,cara yang paling umum adalah :
a)    Analisis intrinsik (analisis mikrostruktur),
Analisis ekstrinsik ( analisis makrostruktu

1 comment:

  1. mohon ditampilkan sumber data agar menjadi data yang valid. terima kasih

    ReplyDelete